Sumber : BPS, BPS Prop DIY, Dinkes Gunungkidul
3.3  Morbiditas
Berikut   ini   urutan  10  besar   penyakit   di   Kabupaten   Gunungkidul   di tahun 2010 :
Tabel 3.4 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2010 No
Nama Penyakit Jumlah
1
J00   Common Cold  Nasopharingitis Akut 47,450
10.67
2
J06  Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bag.Atas 42,747
9.62
3
I10   Hipertensi Primer 25,705
5.78
4
K29   Gastritis 23,111
5.20
5
L23  Dermatitis Kontak Alergi 20,424
4.39
6
J45  Asma 18,534
4.17
7
R51  Nyeri Kepala 16,747
3.77
8
M06   Rheumatoid Arthritis 14,326
3.22
9
R05  Batuk 12,910
2.90
10
M25  Gangguan sendi, Athralgia 12,605
2.83
Sumber : Rekap LB 1 Puskesmas, SP2TP 2010
Tabel   3.3   menunjukan   bahwa     pola   penyakit   degeneratif   seperti Hipertensi   dan
Rheumatoid   Arthritis
ternyata   semakin   menggeser   urutan penyakit-penyakit   infeksi.   Penyakit   degenartif   banyak   terjangkit   pada
golongan   umur   Lansia.   Umur   harapan   hidup   yang   panjang   dan   perilaku yang tidak sehat bisa dimungkinkan ikut andil dalam meningkatnya kasus
penyakti degeneratif. Bila   dibandingkan   dengan   hasil   Riskesdas   tahun   2010   angka
Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul tercatat 12,21 DIY sebesar 8,53 15
dan   penyakit   sendi   sebesar   39,68   DIY  sebesar   27,03.   Hal   ini   berarti banyak   kasus   penyakit   sendi   yang   tidak   berkunjung   ke   Puskesmas
disbanding dengan Hipertensi.
3.4  Status Gizi
Ada empat masalah gizi masyarakat yaitu : Kurang Energi Protein KEP, Anemia Gizi Besi AGB, Kurang Vitamin A KVA, dan Gangguan
Akibat   Kekurangan   Yodium   GAKY.   Keempatnya   dapat   digambarkan dengan indikator pada pemeriksaan antropometri dan klinis antara lain :
1. Status   Gizi  Balita   pada   masalah   KEP   dan   Lingkar
Lengan Atas LILA untuk  masalah  Kurang Energi Kronis Wanita Usia Subur KEK-WUS.
2. Kadar Haemoglobin dalam Darah mg pada masalah
AGB. 3.
Serum Vitamin A pada masalah KVA. 4.
Grade   pada   Palpasi   Gondok   dan   Tiroid   Stimulating Homon TSH, Tes T3–T4 pada darah dan Urine Ekskresion Index UEI
pada masalah GAKY. Cakupan Program Peningkatan Gizi di Kab. Gunungkidul sebagai berikut:
Tabel 3.5. Cakupan Pemantauan Status Gizi PSG, KEP, Anemia dan BBLR
di Kabupaten Gunungkidul Tahun  2008-2010
INDIKATOR Target
Nas. 2008
2009 2010
1. Status Gizi Balita 
Buruk
5
0.81 0.71
0,70
 Kurang
20
12.18 11.88
11,16
 Baik
80
85.53 86.06
86,38
 Lebih
3
1.47 1.35
1,75
2. Kurang Energi Protein KEP
KEP Nyata BGM 1
0.81 0.71
0,70
KEP Total  kurang +buruk 15
12.99 12.59
11,86 3. Anemia
 Ibu Hamil
30 16.01
14.17 
Balita 35
28,16 28,16
4. KEK-WUS 20
17.07 15,29
Sumber data : Seksi Gizi, Dinkes Gunungkidul
16
Prevalensi kekurangan gizi pada Balita di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 menunjukkan angka   lebih rendah dari angka nasional,
dimana   angka   status   Gizi   Buruk   dan   Gizi   Kurang   di     Kabupaten Gunungkidul berturut-turut sebesar 0,70 dan 11,16 dan sekaligus terjadi
penurunan   dibanding   dengan   tahun   sebelumnya.  Trend   masalah   gizi   di Kabupaten Gunungkidul memang menunjukkan penurunan angka, namun
masih perlu diwaspadai untuk gizi lebih dan masalah gizi lain diantaranya masalah gizi mikro.
Penurunan prevalensi anemia ibu hamil dari  tahun ke tahun sampai menjadi   14.17   mengindikasikan   keberhasilan   program   intervensi   yang
dilaksanakan dan telah mencapai target yang diharapkan.   Demikian pula untuk  Kekurangan Energi  Kronis KEK pada  Wanita Usia Subur WUS
telah melampaui target yang diharapkan 20. Walaupun menunjukkan angka   yang   lebih   rendah   dari   target   secara   nasional,   akan   tetapi   untuk
masalah gizi pada ibu hamil perlu  menjadi perhatian karena bisa menjadi manifestasi berbagai masalah kematian ibu anemia, KEK WUS, kematian
bayi   BBLR,   kematian   balita   Gizi   Buruk,   penyakit   infeksi,   penyakit menular dan tidak menular, kecacatan kurang Zinc, asam folat, vit A, dll,
serta kecerdasan Yodiol, omega 3,  6 dan 9, dll. Angka   prevalensi   anemia   pada   Balita   masih   menggunakan   hasil
survey 2004 dan sampai dengan tahun 2010 belum dilakukan survey lagi sehingga tidak bisa ditampilkan data terbaru.
17
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak 1. Upaya Kesehatan Ibu
Upaya   kesehatan   ibu   dilaksanakan   dengan   sasaran   utama   adalah   ibu hamil,   ibu   nifas   dan   ibu   menyusui.   Selain   itu   juga   pelayanan   terhadap
Wanita Usia Subur WUS terutama pelayanan kontrasepsi KB. Cakupan   program   kesehatan   ibu   di   Kabupaten   Gunungkidul   ditampilkan
dalam tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 Cakupan KIA
Target 2010
2010
Kunjungan ibu hamil  K1 95
100 Kunjungan ibu hamil K4
94 95,47
Pertolongan persalinan oleh Nakes 90
99,26 Pelayanan ibu nifas
84 97,05
Ibu hamil imunisasi TT 2+ 87,05
Ibu hamil resiko tinggi ditangani 74
48,39 Peserta KB aktif PUS
81 81,15
S
umber data : Dinkes Gunungkidul
Cakupan kunjungan ibu hamil ke sarana pelayanan kesehatan untuk K1 dan K4 pada tahun 2010 mengalami peningkatan dan telah memenuhi
target yang diharapkan Target RPJM. Cakupan K1 telah tercapai sebesar 100 dan K4 sebesar 95,47.
Cakupan   pertolongan   persalinan   oleh   tenaga   kesehatan   yang mempunyai kompetensi kebidanan pada tahun 2010 99,26
mengalami kenaikan   dibanding   tahun   2009   89,83.   Persalinan   selain   di   tenaga
kesehatan   adalah   kelahiran   spontan   dirumah   atau   diperjalanan   menuju pelayanan kesehatan yang ditolong keluarga atau oleh dukun terlatih. Hal
ini  berkaitan  dengan  data  dari   hasil   Riset  Kesehatan   Dasar  Riskesdas tahun   2010   menggambarkan   bahwa,   perilaku   pertolongan   persalinan
18
masyarakat   di   Kabupaten   Gunungkidul     95,34     penolong   persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Pelayanan   ibu   hamil   dengan   komplikasirisiko   tinggi   ditangani   di Puskesmas ternyata masih jauh yang ditargetkan. Cakupan yang rendah ini
tidak   terlepas   dari   keberadaan  kunjungan  tenaga  medis  dokter   spesialis kebidanan di Puskesmas  dan Bidan dengan ketrampilan yang kompeten.
Pasangan usia subur menjadi sasaran dalam kepesertaan KB aktif. Dalam   pelaksanaan   program   KB,   fungsi   Puskesmas   adalah   sebagai
pelayanan   pemasangan   alat   kontrasepsi   sedangkan   ketersediaan   alkon menjadi tanggung jawab BPMPKB.
2.   Upaya  Kesehatan Anak a.  Pelayanan Kesehatan Neonatus, Bayi dan Balita
Sasaran   pelayanan   kesehatan   anak   diantaranya   adalah neonates umur 0 - 28 hari,  bayi 0-12 bulan, Balita dan anak pra-
sekolah.   Pelayanan   dilaksanakan   melalui   kegiatan   preventif, promotif dan kuratif.   Hasil kegiatan upaya pelayanan kesehatan
anak ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Cakupan Program Kesehatan Anak
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 Cakupan KIA
2010
Kunjungan Neonatus 1 KN 1 99,54
Kunjungan Neonatus 3 kali KN lengkap 96,91
Kunjungan Bayi 89,52
Bayi diberi ASI ekslusif 31,08
Pelayanan anak Balita 89,92
S
umber data : Dinkes Gunungkidul
Hasil pelayanan kesehatan anak diantaranya, kunjungan bayi minimal   4   kali   mengalami   penurunan   dari   91.34   ditahun   2009
menjadi 89,52 ditahun 2010 tabel 37 dan anak Balita 12 – 59 bulan mendapat pelayanan kesehatan sebesar 89,92 tabel 43.
Bila dibandingkan hasil survey Riskesdas tahun 2010, kunjungan
19
neonatal KN 1 di kabupaten Gunungkidul sebesar 73,53 lebih kecil dibanding DIY 79,86.
Pelayanan   kesehatan   Balita   dan   anak   pra-sekolah   biasa dilakukan   dengan   kegiatan   Deteksi   Tumbuh   Kembang   Balita
DTKB yang dilaksanakan pada anak Balita dan anak pra-sekolah PAUD.   Hasil   DTKB   yang   mengalami   kelainangangguan
kesehatan bisa dirujuk ke Puskesmas maupun Rumah Sakit.
b. Pelayanan Anak Usia Sekolah SDMI
Skrining   atau   penjaringan   kesehatan   untuk   siswa   Sekolah Dasar dan sederajat sebagai sasaran utama adalah siswa kelas I
SDMI.  Cakupan penjaringan kesehatan pada murid SD kelas 1 di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 sebesar 95,69.
Kegiatan   skrining   di   sekolah   bisa   dilaksanakan   dengan kegiatan   UKGS   Upaya   Kesehatan   Gigi   Sekolah   maupun   BIAS
Bulan Imunisasi Anak Sekolah
4.2. Imunisasi.
Sasaran program imunisasi meliputi bayi,  anak sekolah dan ibu hamil. Desa dengan UCI Universal Child
Imunization merupakan target yang akan dicapai dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Desa UCI adalah desa dengan cakupan imunisasi dasar 85. Cakupan Desa   dengan   UCI   di     Kabupaten   Gunungkidul   pada   tahun   2010   telah
mencapai 100. Program   imunisasi   yang   dilakukan   pada   sasaran   bayi   meliputi
imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatisis B.  Pada tahun 2010 cakupan   imunisasi   bayi   untuk     BCG   107,58,   Polio   3   105,427,
Campak   104,8,   dan   DPT3   +   HB3   105,0   melebihi   target   yang diharapkan. Peningkatan target tersebut dimungkinkan berkaitan dengan
data   sasaran   yang   kurang   valid   atau   bisa   juga   karena   kunjunganluar wilayah Gunungkidul yang diimunisasi di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
20
Hasil cakupan program imunisasi di Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2010 ternyata jauh
berbeda.   Cakupan   imunisasi   lengkap   hasil   Riskesdas   tahun   2010 sebesar   55,25   DIY  sebesar  54,26.   Pencatatan  yang   kurang  tertib
dalam     KMS   atau   buku   KIA   dimungkinkan   berpengaruh   dalam   hasil Riskesda.
Cakupan   imunisasi   berdasar   data   dari   Puskesmas   dapat   dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.1
Sumber : Seksi Surveilans  dan  Imunisasi Dinkes Gunungkidul
4.3. PEMBERANTASAN PENYAKIT 1. Pemberantasan Penyakit Menular