Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran penyakit HIV-AIDS ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul beserta
masyarakat dan swasta melakukan beberapa langkah, antara lain: -
Melakukan KIE kepada masyarakat terutama kepada kelompok RISTI.
- Survielans HIV dengan kegiatan serro survey, untuk memantau
perkembangan kasus termasuk penyebarannya. -
Pendampingan bagi pengidap HIV atau ODHA Orang Dengan HIVAIDS, termasuk rujukan.
- Mengurangi penderitaan ODHA dari aspek medis, psikologis dan
sosial. -
Menjaga kerahasiaan penderita dari kemungkinan penolakan masyarakat dan pelanggaran HAM.
- Membentuk Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Daerah KPAD.
Dari informasi yang diperoleh asal penyakit adalah penderita bekerja di kota besar Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya lalu pulang ke
Gunungkidul membawa penyakit. Jadi semua kasus tadi merupakan kasus import ketika sakit penderita berada di kota-kota besar, setelah
sakitmati pulang ke Gunungkidul. Adapun kendala program penganggulangan HIVAIDS adalah:.
- Pemetaan kasus dan kelompok RISTI belum jelas.
- Mobilisasi penduduk Gunungkidul yang sangat tinggi memungkinkan
penyebaran dan penularan kasus HIV juga tinggi -
Rendahnya masyarakat yang mau periksa VCT -
Sebaran PSK yang tidak memusat lokalisasi, sehingga sulit pengawasannya
h. Filariasis
Penyakit kecacingan yang diamati intensif adalah filariasis yang pada tahun 2010 ini terlaporkan ada 1 penderita. Hal ini terkait dengan
pengobatan dan produktifitas penderita masalah estetika. Apabila
31
terdapat kasus filariasis, maka perlu dilakukan prosedur pengobatan pada komunitas disekitar untuk mencegah terjangkit cacing filaria.
i. AFP Acut Flaccid Paralysis
Penemuan penderita AFP dilakukan dengan sasaran anak yang berumur 15 tahun. Dari target 4 case finding AFP non polio ada 7
yang ditemukan dengan AFP Rate sebesar 3,95100.000 pddk 15 tahun. Hal ini menunjukkan kinerja case finding AFP 100 tercapai dan
surveillance mulai berjalan dengan bagus. Yang perlu dipahami bahwa seseorang yang lumpuh layuh tidak selalu identik dengan penderita
polio. Polio sendiri adalah salah satu manifestasi dari lumpuh layuh bagian dari AFP. Mengapa tetap dilakukan surveilans AFP, adalah
untuk bukti Indonesia Bebas Polio Tahun 2012 maka syaratnya selama 3 tahun berturut-turut tidak ada kasus polio, yang dibuktikan dari survey
AFP yang bagus sesuai target.
j. Pneumonia
Jumlah kasus Pneumonia Balita pada tahun 2010 terlaporkan 96 kasus dari target 3.628 kasus yang seharusnya ditemukan 2,65.
Kasus Pneumonia tidak banyak ditemukan di kabupaten Gunungkidul. Tidak banyak penderita Pneumonia tidak mesti karena
sedikitnya kasus yang ada di masyarakat melainkan bisa juga karena underdiagnosisunderreporting.
k. Flu Burung
Kasus Flu Burung sudah terjangkit di wilayah Kabupaten Gunungkidul sejak tahun 2009. Jumlah kasus suspect Flu Burung di
Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 sebanyak 3 kasus dan terjadi 1 kasus meninggal. Dengan timbulnya kasus Flu Burung, maka perlu
diwaspadai setiap penyakit Influenza Like Illness ILI untuk dicurigai adanya kasus H1N1 dan H5N1 flu burung serta perlu juga waspada
bila terjadi kematian unggas mendadak KUM agar bisa ditemukan penderita secara dini sehingga tidak terlambat dalam penanganan
32
penderita. Istilah H5N1 adalah penyakit bila menyerang manusia, sedangkan bila menyerang unggas istilahnya adalah Avian Flu. Kegiatan
surveilans influenza terdiri dari Avian Influenza H5N1 dan Influenza A Baru H1N1. Kegiatan Surveilans H5N1 dan pelacakan bila terjadi
Kematian Unggas Mendadak KUM dilakukan secara terintegrasi dengan Dinas Peternakan.
Jumlah kematian unggas di Kabupaten Gunungkidul pada tiga tahun terakhir ditampilkan dalam gambar berikut:
Faktor pendukung timbulnya wabah diantaranya: -
Jumlah peternakan unggas di Gunungkidul cukup banyak dan merata.
- Peternakan unggas masih dikelola secara tradisional belum terjaga
kesehatannya, sehingga sanitasi di kandang masih kurang baik -
PHBS masih rendah di masyarakat belum merata -
Lalu lintas unggas belum terawasi secara baik, sehingga memungkinkan penyebaran Flu Burung sangat cepat di seluruh
Gunungkidul. -
Mobilitas penduduk Gunungkidul tinggi, juga sebagai pendukung tersebarnya penyakit flu burung semakin cepat.
- Konsumsi produk unggas bagi penduduk Gunungkidul lebih tinggi
dibanding produk hewani lain.
Adapun langkah penanggulangan yang telah dilakukan Dinkes Gunungkidul adalah :
33
- Pembentukan Tim Gerak Cepat wabah Flu Burung yang melibatkan
lintas sektor di Kabupaten Polisi, Kodim, DPU, Pol PP, PMI, RSUD, Pemda, BPMPKB, Dishutbun, Distan, Disnak, Kesbanglinmasy, dll.
- Pembentukan Desa Siaga Tanggap Flu Burung di Kec. Playen.
- Pelacakan tiap ada laporan masyarakat tentang wabah Afian Flu di
Gunungkidul -
Bersama dengan RSUD Wonosari dan RSUP Sarjito memfasilitasi rujukan kasus flu burung dari seluruh Puskesmas.
i. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi PD3I