Sosial Budaya dan Agama

NGAWEN II 5,995 6,126 12.121 SEMANU I 16,271 16,589 32.860 NGLIPAR I 7,034 7,804 14.838 SEMANU II 11,485 12,166 23.651 NGLIPAR II 8,606 9,181 17.787 SEMIN I 14,228 14,586 28.814 PALIYAN 15,251 15,907 31.158 SEMIN II 11,986 12,577 24.563 PANGGANG I 5,657 5,873 11.530 TANJUNGSARI 13,557 14,301 27.858 PANGGANG II 8,254 8,576 16.830 TEPUS I 6,583 7,277 13.860 PATUK I 8,092 8,402 16494 TEPUS II 11,519 11,892 23.411 PATUK II 7,767 7,968 15.735 WONOSARI I 14,147 14,803 28.950 PLAYEN I 12,605 12,942 25.547 WONOSARI II 24,596 25,239 49.835 PLAYEN II 15,051 15,615 30.666 JUMLAH 355,877 369,706 725,583 Sumber : Pendataan Keluarga BPMPKB

2.3 Sosial Budaya dan Agama

Budaya gotong-royong dan “nyumbang” kepada mereka yang mempunyai hajatan masih cukup tinggi pada hampir semua kelompok masyarakat. Budaya gotong royong sangat nampak ketika masyarakat kerja bakti untuk membangun wilayah desa atau membangun tempat tinggal. Budaya ‘mboro’ ke kota, pada beberapa wilayah masih sangat Nampak sehingga pada musim lebaran akan banyak ditemui warga yang ‘mudik’ ke kampong halaman. Arus migrasi yang rutin dijumpai setiap tahunnya cukup tinggi, terutama migrasi ke kota-kota besar urbanisasi. Mata pencaharian masyarakat yang agraris juga maka secara umum mereka juga akan memelihara ternak. Hanya saja penempatan kandang ternak dan peliharaan unggas sangat dekat bahkan menyatu dengan rumah induk, sehingga tidak memenuhi kriteria rumah sehat dan resiko penularan penyakit dari ternakunggas yang dipelihara bisa terjadi. Budaya yang tidak sehat ini perlu menjadi perhatian, karena banyak hal yang melatarbelakangi. Karakteristik lain di Gunungkidul adalah adanya tandon air berupa Penampung Air Hujan PAH pada sebagian besar rumah penduduk, terutama di zona utara dan zona selatan. Keberadaan PAH dan tendon-tandon air memungkinkan menjadi tempat perindukan nyamuk apabila tidak dijaga dan diperlakukan dengan benar. Budaya pernikahan usia dini juga masih dijumpai di beberapa desa. Hal ini masih merupakan budaya sekaligus menjadi kebanggaan bagi beberapa orangtua bila anak perempuan bisa menikah pada usia muda. Mereka kurang menyadari akan masalah yang bisa timbul yaitu adanya ibu hamil risiko tinggi Bumil risti, rawan gizi, Kehamilan Tidak Diinginkan KTD, aborsi, kematian ibubayi, dan kekerasan dalam rumah tangga KDRT. Peran dukun bayi dalam menolong persalinan sudah banyak berkurang. Sebagai upaya yang mendukung pengurangan peran dukun bayi dalam persalinan telah difasilitasi dengan kegiatan rujukan kemitraan dukun-bidan yang dibiayai dari dana APBD. 7 Trend baru masyarakat adalah bergesernya pilihan moda transportasi darat dari angkutan umum ke kendaraan bermotor roda dua. Hal ini, bila tidak diikuti oleh perilaku berkendaraan yang tertib, maka diprediksi kecenderungan kejadian kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun bisa meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada angka kecacatan, kematian, dan memperberat beban pembiayaan kesehatan. Agama yang dianut oleh penduduk di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha dan kepercayaan lain. Agama yang dianut sebagian besar penduduk adalah Islam 96,54.

2.4 Ekonomi