Trend baru masyarakat adalah bergesernya pilihan moda transportasi darat dari angkutan umum ke kendaraan bermotor roda dua. Hal ini, bila tidak
diikuti oleh perilaku berkendaraan yang tertib, maka diprediksi kecenderungan kejadian kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun bisa meningkat. Hal ini akan
berpengaruh pada angka kecacatan, kematian, dan memperberat beban pembiayaan kesehatan.
Agama yang dianut oleh penduduk di Kabupaten Gunungkidul terdiri dari Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha dan kepercayaan lain. Agama yang
dianut sebagian besar penduduk adalah Islam 96,54.
2.4 Ekonomi
Berdasar Survey Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS tahun 2008 prosentase penduduk miskin di Kabupaten Gunungkidul sebesar 23,37. Data
dari Askes berdasarkan kuota penduduk miskin untuk Kabupaten Gunungkidul menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 sebanyak
173.250 jiwa. Sedangkan berdasar data dari BPS tentang rumah tangga miskin di Gunungkidul pada tahun 2007 tercatat 95.722 rumah tangga miskin RTM
atau 340.635 jiwa miskin. Data dari BPS tersebut telah dikuatkan dengan Keputusan Bupati dan sampai tahun 2010 masih digunakan sebagai pedoman
kuota peserta dalam program Jamkesmas.
Gambar 2.3 PETA KEMISKINAN DI PROPINSI D.I. YOGYAKARTA
Sumber : BPS 2008
Dibandingkan dengan Kabupaten lain di DIY, Kabupaten Gunungkidul mempunyai prosentase penduduk miskin yang terbesar. Kemiskinan yang
dimaksud disini adalah ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi 8
kebutuhan dasar, baik kebutuhan pangan maupun non pangan. Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu pencerminan
kemajuan perekonomian suatu daerah, yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun. PDRB
atas dasar harga berlaku di Kabupaten Gunungkidul tahun 2008 sebesar 5.502.208 juta rupiah meningkat dibanding tahun 2007 sebesar 4.872.124 juta
rupiah PDRBkapita tahun 2008 8.011.695 juta rupiah meningkat dibanding tahun 2007 7.110.408 juta rupiah dengan kontribusi terbesar diberikan oleh
sektor pertanian, kemudian disusul sektor jasa. Kabupaten Gunungkidul memiliki jumlah penduduk miskin yang
mendapat jaminan kesehatan terbesar di DIY, mencapai 60,9 dari total penduduk. Kepesertaan Jaminan Kesehan Masyarakat Jankesmas sebanyak
340.635 jiwa, Jaminan Kesehatan Sosial Jamkesos untuk warga miskin sebanyak 83.000 jiwa. Untuk mengantisipasi masyarakat miskin yang belum
mendapat Jaminan Kesehatan, maka Pemerintah Daerah Gunungkidul menyediakan dana ‘bantuan pengobatan’ pasien yang tidak mampu. Syarat-
syarat tertentu diantaranya SKTM surat Keterangan Tidak mampu dari Pemerintah Desa setempat, rujukan berjenjang dan KTP serta kartu keluarga
beserta rincian biaya perawatan di Rumah Sakit yang ditunjuk. Dana tersebut disediakan dari Bansos APBD kabupaten, yang pelaksanaannya tetap
menggunakan mekanisme APBD sehingga dipakai mekanisme. Reimbursement.
Berkaitan dengan ekonomi dalam keluarga, hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS di Gunungkidul menunjukkan bahwa perilaku
penggunaan anggaran rumah tangga yang dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi pangan sebesar 55.05 dan konsumsi bukan pangan sebesar
44.95. Sedangkan dalam buku Gunungkidul dalam Angka 2009 pengeluaran pangan 52.8 dan non pangan 47.2. Hukum Engel menyatakan bahwa
dengan meningkatnya tingkat pendapatan penduduk, maka porsi makanan akan semakin berkurang. Hasil tersebut menunjukkan masyarakat masih belum
sejahtera, karena makin sejahtera masyarakat, konsumsi non pangan akan lebih tinggi dari konsumsi pangan.
Biaya pangan tersebut seperlimanya dibelanjakan untuk konsumsi jenis padi-padian. Pola pembelanjaan yang lebih cenderung untuk keperluan pangan
disini mengindikasikan status ekonomi yang mesih rendah. Pola menu disajikan, dengan melihat perilaku pembelanjaan pangan tersebut cukup baik
meskipun konsumsi proteinnya relatif kurang memadai.
Dari hasil survey yang
9
dilakukan di Kabupaten Gunungkidul untuk melihat perilaku penggunaan dana adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.5 Konsumsi Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan Lalu
di Kabupaten Gunungkidul
Sumber Data : Gunungkidul Dalam Angka 2009
Konsumsi tembakau dan sirih masih cukup tinggi 6,7 yang dipengaruhi oleh jumlah perokok. Konsumsi ikan masih rendah meskipun
Kabupaten Gunungkidul berbatasan langsung dengan laut yang notabene merupakan penghasil ikan laut. Penggunaan dana untuk keperluan non
pangan paling besar dialokasikan untuk pemenuhan fasilitas rumah tangga diikuti untuk keperluan barang dan jasa. Alokasi biaya kesehatan masih
sangat minim dibandingkan dengan jenis konsumsi lain 1,92, hal ini cukup memprihatinkan dan perlu untuk ditingkatkan.
Pengeluaran biaya pendidikan juga masih sangat rendah 1,71. Dengan melihat pola konsumsi non pangan tersebut mengindikasikan
bahwa upaya perubahan perilaku masih menjadi pekerjaan rumah besar untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul pada saat ini.
2.5 Musim Dan Pola Penyakit