Penyakit HIV-AIDS Profil Kes 2011 data 2010

Sumber : P2 TB 2008-2010

g. Penyakit HIV-AIDS

Kasus HIV di Gunungkidul semakin meningkat, walaupun tidak setajam penyakit menular lainnya. Jumlah kasus baru penyakit HIV- AIDS yang tercatat di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 sebanyak 6 orang 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan dan terdapat 1 orang meninggal. Penyakit HIV-AIDS muncul pertama di Kaupaten Gunungkidul pada tahun 2005 1 orang dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Walau mengalami kenaikan, namun penderita kebanyakan telah mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit atau Pelayanan Kesehatan Pemerintah dan swasta diluar wilayah Kabupaten Gunungkidul. Pengobatan dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena masih adanya budaya malu dan stigma di masyarakat. Walaupun demikian penderita tetap terpantau Dinkes Propinsi, Puskesmas serta Dinkes Kabupaten terkait. Dari analisa data kelompok resiko tinggi penularan HIV-AIDS diketahui bahwa, penyebaran HIV-AIDS banyak diketahui akibat perilaku yang tidak sehat yang cenderung dilakukan oleh : PSK dan sedikit kaum homosek, narapidana, pencandu narkoba, sopir dan kru angkutan, nelayan. Pada perkembangannya, saat ini penyakit HIV-AIDS ternyata juga banyak ditemukan pada ibu rumah tangga. Hal ini juga dimungkinkan akibat tertular dari suami. 30 Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran penyakit HIV-AIDS ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul beserta masyarakat dan swasta melakukan beberapa langkah, antara lain: - Melakukan KIE kepada masyarakat terutama kepada kelompok RISTI. - Survielans HIV dengan kegiatan serro survey, untuk memantau perkembangan kasus termasuk penyebarannya. - Pendampingan bagi pengidap HIV atau ODHA Orang Dengan HIVAIDS, termasuk rujukan. - Mengurangi penderitaan ODHA dari aspek medis, psikologis dan sosial. - Menjaga kerahasiaan penderita dari kemungkinan penolakan masyarakat dan pelanggaran HAM. - Membentuk Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Daerah KPAD. Dari informasi yang diperoleh asal penyakit adalah penderita bekerja di kota besar Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya lalu pulang ke Gunungkidul membawa penyakit. Jadi semua kasus tadi merupakan kasus import ketika sakit penderita berada di kota-kota besar, setelah sakitmati pulang ke Gunungkidul. Adapun kendala program penganggulangan HIVAIDS adalah:. - Pemetaan kasus dan kelompok RISTI belum jelas. - Mobilisasi penduduk Gunungkidul yang sangat tinggi memungkinkan penyebaran dan penularan kasus HIV juga tinggi - Rendahnya masyarakat yang mau periksa VCT - Sebaran PSK yang tidak memusat lokalisasi, sehingga sulit pengawasannya

h. Filariasis