BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
3.1 Umur Harapan Hidup UHH
Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah umur harapan hidup. Demikian pula untuk mengukur indicator Indek
Pembangunan Manusia IPM salah satu indicator yang mewakili bidang kesehatan adalah Umur Harapan Hidup UHH. UHH di Kabupaten
Gunungkidul cukup baik jika dibandingkan dengan Umur Harapan Hidup rata-rata di Indonesia. Penghitungan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir e
o
: 1. Langsung : dengan Life Table, namun belum dapat dilakukan di
Indonesia. 2. Tidak Langsung : Alternatif penghitungan secara tidak langsung dengan
menggunakan 2 variabel yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup Life Birth dan rata-rata anak yang masih hidup Still Living untuk setiap
wanita umur 15-49 tahun menurut kelompok umur 5 tahunan, dengan nilai maximum 85 dan nilai minimal 25 tahun. Penghitungan e
o
dilakukan dengan software Mortpak.
Umur harapan hidup penduduk Gunungkidul data terakhir dipaparkan pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Umur Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2009
INDIKATOR 2009
Umur Harapan HidupUHH
- Laki-laki 67.72
- Perempuan 69.60
Rata-rata UHH :
- Gunungkidul
- DIY
- Nasional
68.88 72.79
70.88 73,21
Sumber : BPS 2009 data th 2010 belum ada
12
Nilai Indeks Pembangunan Manusia IPM di DIY secara umum mengalami kenaikan dari jumlah absolutnya, walaupun mengalami penurunan
peringkat:
Tabel 3.2 IPM Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005 – 2009
TAHUN IPM
Peringkat DIY
2005 2006
2007 2008
2009 73.50
73.70 74.15
74.88 75.23
4 4
4 4
4
Sumber : BPS data tahun 2010 belum tersedia
Gambar. 3.1 Perbandingan Umur Harapan Hidup tahun
Nasional, DIY dan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2000 – 2009
Sumber : Profil Dinkes Prop. DIY tahun 2009, BPS 2000-2008
3.2 Mortalitas
Dengan perubahan pola penyakit dan meningkatnya UHH maka pola penyakit penyebab kematian mengalami perubahan dalam beberapa tahun
terakhir. Angka Kematian Bayi masih tergolong tinggi bila dibanding dengan Kabupaten lain di DIY, walaupun telah melampaui target NasionalMDG’s
2015 171.000KH. Urutan penyebab utama kematian bayi adalah BBLR, premature, dan asfiksia. Kasus BBLRprematur merupakan manifestasi dari
13
berbagai masalah yaitu: Gizi, Kesehatan, dan Umur kehamilan ibu waktu hamil KTD.
Kematian ibu pada tahun 2010 sebanyak 9 kasus tabel 6 Lampiran dan terjadi peningkatan dibanding dua tahun sebelumnya yang hanya
mencapai 7 kasus. Walaupun telah melebihi target nasional 102100.000KH maupun target provinsi 87,5100.000KH, namun perlu
diwaspadai adanya peningkatan kasus lebih tinggi lagi. Penyebab utama kematian ibu yang terbanyak adalah karena eklamsia 2 kasus dan
perdarahan 4 kasus. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Angka Kematian di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 – 2010
Mortalitas
Tahun
Target 2008
2009 2010
Jumlah Kematian bayi 66
76 63
Menurun AK Bayi 45 per1000
7,33 8,45
7,00 Menurun
Jumlah Kematian Ibu 7
6 9
Menurun AK Ibu 225 per100.000
72.90 66.93
100.04 150100.000 KH
Sumber : Dinkes Gunungkidul AK = Angka Kematian; KH = Kelahiran Hidup;
Gambar. 3.2 Perbandingan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Nasional, DIY dan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2004 – 2009
Sumber : BPS, dan Dinkes Gunungkidul
Gambar. 3.3 Perbandingan Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
Nasional, DIY dan Kabupaten Gunungkidul Tahun 1971 – 2009
14
Sumber : BPS, BPS Prop DIY, Dinkes Gunungkidul
3.3 Morbiditas