18
Gambar 6. Peta Sebaran Batu Bara di Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
Sumber: Selayang Pandang Kota Palangka Raya Tahun 2013
2. Sumber Daya Buatan
Sumber daya buatan SDB adalah hasil pengembangan dari SDA untuk meningkatkan kualitas, kuantitas danatau kemampuan daya
dukungnya. Contohnya seperti hutan buatan, kawasan budidaya, kawasan perkotaan, waduk, dll.
Salah satu upaya untuk mengembalikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan
indah sekaligus mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota ditetapkan suatu kawasan seluas ±1.635 ha yang terletak di belakang
pusat pemerintahan Kota Palangka Raya telah ditetapkan oleh Walikota melalui Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 98 Tahun 2010
tanggal 17 April 2010 sebagai Kawasan Hutan Taman Kota “Himba
Kahui” yang terbesar di dunia. Manfaat hutan kota diantaranya adalah
19 sebagai berikut: identitas kota, nilai estetika, penyerap karbondioksida
CO
2
, pelestarian air tanah, habitat hidupan liar, produksi terbatas atau manfaat ekonomi. Sesuai dengan fungsinya, Hutan Kota “Himba Kahui”
dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan kegiatan penelitian meliputi penelitian dasar dan penelitian untuk menunjang
pengelolaan kawasan tersebut ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan penunjang budidaya, pariwisata alam dan rekreasi, dan pelestarian
budaya. Selain rencana kawasan Himba Kahui tersebut, di Palangka Raya
juga sudah terdapat kawasan hutan lindung lainnya yaitu di Taman Alam Bukit Tangkiling, kawasan hutan penelitian Nyaru Menteng, serta
kawasan hutan tempat rehabilitasi Orang Utan Sungai Kaja. Salah satu potensi yang belum dikembangkan secara maksimal
adalah potensi budidaya karet. Tanaman karet merupakan salah satu jenis tanaman asli daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Masyarakat
dayak sudah sejak turun temurun terbiasa menanam pohon karet sebagai salah satu mata pencahariannya. Jadi secara geografis maupun
budaya, tanaman karet ini seharusnya sangat cocok dikembangkan di Kota Palangka Raya. Namun, permasalahannya adalah akibat harga
tanaman karet yang cenderung sangat fluktuatif, ditambah lagi dengan risiko bahaya kebakaran hutan pada setiap musim kemarau, serta masih
minimnya pengetahuan petani untuk menjaga kualitas produknya pasca panen sehingga harga karet ditingkat petani cenderung menjadi sangat
rendah, membuat sebagian besar petani di Kota Palangka Raya enggan membudidayakan tanaman karet tersebut.
Menurut salah satu pabrik karet yang sudah beroperasi cukup lama di Kota Palangka Raya, yaitu PT. Borneo Makmur Lestari yang
memproduksi SIR 20Crumb Rubber kurang lebih 600-800 ton per bulan kapasitas produksi rencana 1.500
— 2.000 ton per bulan, sebenarnya
mereka sering kekurangan pasokan bahan baku karet mentah, sehingga
20 terpaksa harus membeli dari luar daerah yaitu dari Provinsi Kalimantan
Selatan. Potensi perikanan di perairan umum Kota Palangka Raya sangat
banyak sekali jenisnya seperti Betok, Biawan, Belida, Baung, Sepat. Budidaya ikan dalam karamba dilakukan di sungai, danau, dan kolam
dimana perkembangannya cukup menggembirakan. Budidaya keramba merupakan usaha perikanannelayan yang cocok untuk dikembangkan
dan secara alami mudah disesuaikan dengan perairan dan musim. Beberapa pendukung usaha perikanan yang dapat dimanfaatkan antara
lain sungai dan danau sebagai tempat budidaya pembesaran, Balai Benih Ikan BBI, Pasar Benih Ikan PBI.
Di Kota Palangka Raya terdapat lebih kurang 104 buah danau, dengan total luas sekitar 636,10 Ha. Danau
– danau ini tersebar di
berbagai wilayah Kota Palangka Raya. Pada Kecamatan Bukit Batu terdapat 45 buah danau 281,5 Ha, Kecamatan Rakumpit 42 buah
167,6 Ha, Kecamatan Sabangau 10 buah 62 Ha, Kecamatan Pahandut 4 buah 90 Ha, dan Kecamatan Jekan Raya 3 buah 35 Ha.
Masing-masing danau ini memiliki keunikan dan karakteristik sendiri. Namun secara umum, danau-danau yang ada di Kota Palangka Raya
merupakan danau oxbow, dimana secara hidrologis sumber airnya atau suplai airnya berasal dari limpasan sungai utama Sungai Kahayan dan
Sungai Rungan. Kondisi perairan pada danau-danau tersebut, secara umum relatif
masih baik hasil pengujian pada beberapa parameter fisik dan kimia. Adapun jenis ikan yang umumnya terdapathidup dalam danau-danau
tersebut adalah seperti Baung, Kapar, Gabus, Karandang, Tahuman, Peang, Papuyu, Biawan, Lais, dll. Oleh karenanya, danau
— danau
tersebut cukup berpotensi untuk dikembangkan sebagai lokasi pengembangan perikanan air tawar dengan jenis-jenis ikan lokal.
21
3. Potensi Wisata