67
BAB V MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk selama ini belum memperoleh perhatian dari pemerintah, padahal mobilitas penduduk mempunyai peran yang sangat
signifikan dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan struktur penduduk di suatu wilayah, selain itu mobilitas penduduk juga mempunyai peran terhadap
pengembangan wilayah, pembangunan sosial ekonomi dan budaya di wilayah yang bersangkutan, di Indonesia ketika laju pertumbuhan penduduk alamiah
sudah bisa diturunkan dengan pengendalian kelahiran dan kematian, mobilitas penduduk mulai memperoleh perhatian. HaI ini erat kaitannya dengan berbagai
masalah yang akhir-akhir ini terjadi seperti terorisme, konflik sosial, konflik antar suku yang semua disebabkan oleh mobilitas penduduk yang semakin
meningkat. Mobilitas penduduk ada dua tipe yaitu mobilitas permanen atau yang
disebut dengan migrasi dan mobilitas non permanen. Mobilitas penduduk permanen di Indonesia sudah banyak diteliti dan dianalisis oleh berbagai ahli
kependudukan, sedangkan penelitian mobilitas non permanen secara makro belum banyak dilakukan karena keterbatasan data yang ada. Kedua tipe ini
berpengaruh positif maupun negatif di daerah asal maupun di daerah tujuan. Oleh sebab itu pengaruh mobilitas perlu dilakukan agar persebaran penduduk
sesuai dengan daya dukung maupun daya tampung lingkungan baik fisik maupun sosial.
A. Mobilitas Permanen Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif migrasi
internal atau batas politiknegara migrasi internasional atau dengan kata lain, migrasi diartikan perpindahan permanen dari suatu daerah negara ke
daerah negara lain. Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong push factor
68 suatu wilayah dan daya tarik pull factor wilayah lainnya. Daya dorong
menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk memberikan jaminan
kehidupan, yang biasanya tidak terlepas dari kemiskinan dan
pengangguran. Sedangkan daya tarik wilayah meliputi peluang ekonomi, perbedaan upah maupun fasilitas pelayanan publik, yang menarik
seseorang untuk memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Selain daya dorong dan daya tarik terdapat pula faktor antara yang mempengaruhi
keputusan seseorang untuk pindah ke tempat lain, misalnya kebijakan pemerintah, kondisi sosial politik dan lain sebagainya. TODARO,
mengatakan bahwa migrasi lebih banyak disebabkan oleh faktor ekonomi.
B. Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar
Migrasi penduduk masuk Kota Palangka Raya datang pada tahun 2015 adalah sebanyak 15.060 orang dengan Angka Tingkat Migrasi Masuk
Mi 59, yang artinya bahwa dalam setiap 1.000 orang penduduk Kota Palangka Raya terdapat 59 orang penduduk yang masuk datang. Bila
diperhatikan lagi per kecamatan maka jumlah penduduk masuk terbanyak terdapat di Kecamatan Jekan Raya yaitu sebanyak 8.340 orang, dengan
Angka Tingkat Migrasi Masuk Mi 59, disusul dengan Kecamatan Pahandut 4.768 orang Mi=59, Kecamatan Sabangau 1.286 orang Mi=77,
Kecamatan Bukit Batu 570 orang Mi=49, dan Kecamatan Rakumpit 96 orang Mi=38. Tingginya jumlah penduduk yang masuk ke Kecamatan
Jekan Raya dan Kecamatan Pahandut tersebut dapat dipahami mengingat daerah tersebut merupakan kawasan yang cukup padat penduduknya dan
umumnya merupakan kawasan sentra ekonomi yang ada di Kota Palangka Raya. Namun bila dilihat dari angkatingkat migrasi masuk, kecamatan
dengan angka migrasi masuk tertinggi adalah justru berada pada Kecamatan Sabangau dengan terdapat 77 orang penduduk masuk per
1.000 penduduk kecamatan tersebut, hal ini mungkin disebabkan pesatnya perkembangan pembangunan perumahan sederhana di daerah tersebut
yang harga per unitnya relatif jauh lebih murah dari pada harga di kawasan
69 pusat perkotaan. Ditambah lagi dengan jarak kawasan tersebut yang relatif
tidak terlalu jauh dari pusat kota. Penyebab lain adalah pesatnya perkembangan pusat perekonomian toko dan hotel di sepanjang Jalan
RTA. Milono dan Jalan Mahir Mahar yang merupakan jalan lintas provinsi menuju ke Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Tabel 40 : Migrasi Masuk Menurut Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2015
ANGKA MIGRASI
MASUK Mi
PAHANDUT 4.768
81.488 59
BUKIT BATU 570
11.577 49
JEKAN RAYA 8.340
141.353 59
SABANGAU 1.286
16.763 77
RAKUMPIT 96
2.531 38
JUMLAH
15.060 253.712
59
KECAMATAN
MUTASI DATANG
JUMLAH PENDUDUK
Sumber : Data Server Pelayanan Disdukcapil Kota Palangka Raya, Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015, diolah
Migrasi penduduk keluar Kota Palangka Raya pindah pada tahun 2015 adalah sebanyak 18.496 orang dengan Angka Tingkat Migrasi Keluar
Mo 73, yang artinya bahwa dalam setiap 1.000 orang penduduk Kota Palangka Raya terdapat 73 orang penduduk yang keluar pindah. Jika
diperhatikan menurut kecamatan maka penduduk pindah terbesar terdapat di Kecamatan Jekan Raya yaitu 9.776 orang dengan angka migrasi keluar
Mo 69, disusul Kecamatan Pahandut 6.851 orang Mo=84, Kecamatan Sabangau 1.040 orang Mo=62, Kecamatan Bukit Batu 699 orang Mo=60,
dan Kecamatan Rakumpit 130 orang Mo=51. Bila dilihat dari Angka Migrasi Keluar Mo, tertinggi berada di Kecamatan Pahandut 84, dan terendah di
Kecamatan Rakumpit.
Tabel 41 : Migrasi Keluar Menurut Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2015
ANGKA MIGRASI
KELUAR Mo
PAHANDUT 6.851
81.488 84
BUKIT BATU 699
11.577 60
JEKAN RAYA 9.776
141.353 69
SABANGAU 1.040
16.763 62
RAKUMPIT 130
2.531 51
JUMLAH
18.496 253.712
73
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
MUTASI PINDAH
Sumber : Data Server Pelayanan Disdukcapil Kota Palangka Raya, Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015, diolah
70 Tingginya angka migrasi keluar di Kecamatan Pahandut harus diteliti lebih
lanjut, mengingat kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan terpadat di Kota Palangka Raya dan merupakan pusat perekonomian,
sekaligus menjadi tempat terbentuknya kawasan-kawasan kumuh.
C. Angka Migrasi Netto Mn