Bidang Kearsipan Urusan Wajib
Kondisi diatas menunjukan tidak terdapat perbedaan jumlah dan nomenklatur program pada RKPD dan APBD, sedangkan persentase
perbedaan jumlah kegiatan sangat kecil sekali, dengan demikian pada penyusunan perubahan RKPD Tahun 2016 tidak direkomendasikan untuk
menambah program dan kegiatan. Namun demikian dimungkinkan untuk dilakukan penambahan program dan kegiatan bagi hal-hal yang mendesak
kondisi darurat dan keadaan luar biasa, kondisi yang dinilai strategis terkait dengan perubahan situasi dan kebijakan pembangunan.
Hasil evaluasi terhadap kesesuaian antara pendanaan belanja langsung yang dilaksanakan oleh 58 OPDBiro lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat
berdasarkan RKPD Tahun 2016 dan APBD Tahun 2016 menunjukan perbedaaan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp 3,953,798,623,135,- atau
dari total anggaran pada RKPD Tahun 2016 sebesar Rp. 10.806.297.947.000,-. hanya dapat diakomodir pada APBD Tahun 2016 sebesar Rp.
6.852.499.323.865,-. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan asumsi jumlah pendapatan daerah dan kebijakan alokasi belanja pada saat
penyusunan RKPD dan KUA PPAS serta saat penetapan APBD Tahun 2016. Berdasarkan hasil evaluasi dari aspek kesesuaian program dan
kegiatan serta pendanaan dapat disimpulkan: 1 tidak terdapat perbedaan rencana program dan kegiatan antara RKPD dan APBD 2 terdapat perbedaan
antara alokasi anggaran dari yang direncanakan melalui RKPD dan pelaksanaan melalui APBD yang dikhawatirkan berimplikasi terhadap capaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam penyusunan perubahan RKPD Tahun 2016 perlu disesuaikan dengan memanfaatkan
indikasi peningkatan pendapatan daerah Tahun 2016 dan SILPA tahun sebelumnya, serta yang memungkinkan untuk dilakukan pergeseran kegiatan
baik dalam OPD maupun antar OPD dengan memperhatikan percepatan pencapaian target-target yang ditetapkan dalam RPJMD.