Landed Toll Road

2.2.2 Landed Toll Road

Landed toll road adalah jalan yang dibangun di atas daerah reklamasi. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (UU No. 27 Tahun 2007). Reklamasi merupakan pilihan yang populer dalam pengembangan wilayah kota-kota besar yang mempunyai daerah yang berbatasan dengan laut seperti Jakarta, Surabaya, Makasar, dan Manado.

2.2.2.1 Referensi Landed Toll Road dari luar negeri

Salah satu contoh Negara yang sudah berhasil membuat lahan reklamasi dan menjadikannya sebagai infrastruktur jalan berupa jalan tol adalah Singapura. Jalan tol ini dikenal dengan sebutan East Coast Parkway. ECP memiliki bentang sepanjang 20 kilometer (12 mil) yang menghubungkan Changi Airport di timur dengan Benjamin Sheares Bridge di selatan. ECP mulai dibangun pada tahun 1970an dan selesai pada tahun 1981.

Gambar 2.38 East Coast Parkway (warna ungu)

Sumber: wikipedia, 2013

http://en.wikipedia.org/wiki/East_Coast_Parkway

Gambar 2.40 ECP arah Changi Airport Sumber: Wikipedia, 2013

2.2.2.2 Perencanaan Jalan Tol Atas Laut Jakarta-Surabaya Rencana pemilihan jalan tol di daerah reklamasi pada pembangunan jalan tol lintas laut Jakarta-Surabaya dikarenakan banyak faktor. Faktor kemudahan menjadi salah satunya, karena reklamasi lebih mudah dibanding dengan jalan tol elevated , jika tidak menghiraukan dari mana sumber tanah yang akan dipakai untuk reklamasi.

Pada jalan tol di daerah reklamasi ini, komponen struktur atasnya berupa perkerasan jalan dengan perkerasan kaku, di mana kendaraan akan melintas. Pada perencanaan ini pedoman yang digunakan merupakan adopsi dari AUSTROADS, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of Pavements (1992).

2.2.2.3 Material

Jalan tol di daerah reklamasi ini akan menggunakan perkerasan kaku, dengan spesifikasi material sebagai berikut:

a. Jenis perkerasan = Beton bersambung dengan tulangan (BBDT)

b. Kuat tarik lentur

= 4,0 MPa

c. Mutu baja tulangan = BJTU 24, f y = 240 Mpa

d. CBR tanah dasar

e. CBR efektif 27%

f. Bahan pondasi bawah = Stabilisasi semen 15 cm

g. Koefisien gesek

2.2.2.4 Perhitungan

Karena pada struktur atas jalan tol di daerah reklamasi berupa perkerasan jalan, maka diperlukan data lalu lintas harian rata-rata, yang bisa dilihat pada Tabel

Tabel 2.9 Data Lalu Lintas Harian Rata-rata

Jenis Kendaran

Lalu Lintas Harian

Mobil Penumpang

2300 buah/hari

Bus

540 buah/hari

Truk 2 As Kecil

780 buah/hari

Truk 2 As Besar

800 buah/hari

Truk 3 As

500 buah/hari

Truk Gandeng

150 buah/hari

Dimana pertumbuhan lalu lintas sebanyak 5% per tahun dan umur rencana lalu lintas adalah 20 tahun. Maka direncanakan perkerasan beton bersambung Dimana pertumbuhan lalu lintas sebanyak 5% per tahun dan umur rencana lalu lintas adalah 20 tahun. Maka direncanakan perkerasan beton bersambung

a. Analisis lalu lintas Analisis lalu lintas dilakukan untuk menghitung jumlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana berdasarkan jenis dan bebannya, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 2.10 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya

Konfigurasi beban

Jumlah

Jenis

STRG STdRG sumbu (ton)

Sumbu per

5 540 Truk 2as Kecil

Truk 2as besar

8 800 Truk 3as

14 500 Truk Gandeng

RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RDG = roda gandeng belakang, BS = beban sumbu, JS = jumlah sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal, STRG = sumbu tunggal roda ganda, STdRG = sumbu tandem

roda ganda.

Untuk perhitungan jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur recana (20 tahun), dibutuhkan data JSKN Harian dan juga R. Dimana nilai R bisa didapat melalui Tabel 2.8. Untuk perhitungan nilai JSKN dihitung dengan cara:

JSKN  365  JSKNH  R

JSKN rencana = 0,7 × 70492012 = 49344408,4

Tabel 2.11 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (R)

Laju Pertumbuhan (i) per tahun (%)

Umur Rencana

b. Perhitungan repitisi sumbu yang terjadi Untuk perhitungan repitisi sumbu rencana, dilihat dari 3 macam sumbu yang telah direncnakan. Nilai repitisi sumbu yang terjadi dapat dilihat pada Tabel

2.9.

Tabel 2.12 Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana

Beban Jenis

Repetisi yang Sumbu Sumbu

Jumlah Proporsi Proporsi Lalu Lintas

Rencana terjadi (ton)

[7] = [4]x[5]x[6] STRT

c. Perhitungan tebal pelat beton Setelah didapatkan data beban dari lalu lintas yang diperlukan, dilakukan perhitungan tebal pelat beton. Dengan faktor keamanan beban untuk freeway diambil sebesar 1,1 dan tebal pelat beton direncanakan setebal 20 cm, maka dilakukan analisis fatik dan erosi, untuk melihat apakah tebal beton yang direncanakan mampu menahan beban yang diterimanya. Untuk analisis fatik dan erosi, dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.13 Analisis Fatik dan Erosi

Beban Beban

Analisa Erosi Jenis

Repetisi

Faktor

Analisa Fatik

Sumbu Rencana

yang

Tegangan

Sumbu ton Per Roda

Repetisi Persen Rusak

Repetisi Persen Rusak

Terjadi

dan Erosi

(kN) (kN)

7 x 10 6 94 10 x 10 6 65.9

Karena % rusak fatik , 100%, maka tebal pelat rencana sebsar 20 cm dapat digunakan.

d. Perhitungan tulangan Dengan tebal pelat sebesar 20 cm, diasumsikan lebar pelat 3,5 m dengan panjang pelat 1,5 m. Dilakukan perhitungan penulangan untuk tulangan memanjang dan melintang.

1) Tulangan memanjang

A s min = 0,1% × 200 × 1000 = 200 mm 2 >A s perlu .

Digunakan tulangan diameter 12 mm jarak 22,5 cm.

2) Tulangan melintang

A s min = 0,1% × 200 × 1000 = 200 mm 2 >A s perlu .

Digunakan tulangan diameter 12 mm jarak 45 cm.

2.2.2.5 Kesimpulan

Setelah dilakukan perhitungan, maka untuk alternatif jalan tol di daerah reklamasi didapatkan tebal pelat beton sebesar 20 cm,dengan lebar 3,5 m, dan panjang 1,5 m. Didapatkan tulangan memanjang D12 – 225 dan tulangan melintang D12 – 450. Untuk jelasnya, dapat dilihat Gambar 2.12 untuk ilustrasi perkerasan kaku.

Gambar 2.40 Ilustrasi Perkerasan Kaku

Sumber : Hasil Olahan, 2013

Untuk perbandingan antara east coast parkway dan jalan tol lintas laut Jakarta Surabaya, bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.14 Perbandingan East Coast Parkway dengan JTAL JKT-SBY