SEMENTARA MARTHA YANG BERADA DIKASUR YANG BERSEBRANGAN DENGAN LILI. MARTHA TERUS BER- DO’A DEMI KEBAIKAN KELUARGANYA. TERUTAMA KE- DUA ORANG TUANYA.

Martha : “Lili ! Tak baik kamu menjambak dan memukul- mukul seperti itu. Seharusnya kau berdo’a ke- pada Tuhan disaat seperti ini! (Martha meng- adahkan tangan) Ya tuhan, berikanlah yang ter- baik untuk kedua orang tua hamba. Satukanlah mereka seperti dulu., jadikanlah keluarga ini menjadi harmonis seperti dulu, Kuatkan Ibu Ya Tuhan, sabarkanlah Ibu. Sadarkanlah Bapak untuk menjadi seseorang yang selalu bertang- gung jawab untuk Istri dan anaknya. Ana ingin keluarga ini bahagia, dan selalu tersenyum. Kuatkanlah kami untuk melewati cobaan-cobaan dari-Mu.”

11. Lili : (mengerucutkan bibirnya, lalu tidur memleluk gulingnya)

12. Martha : (menangis lagi, lalu tidur kealam mimpi) KEESOKAN HARINYA DI SEKOLAH MARTHA

SUASANA DI KELAS MARTHA HENING, TAK ADA SATU- PUN YANG BERANI BERBICARA KETIKA PELAJARAN FISIKA. DARI AWAL PELAJARAN DIMULAI, MARTHA TE- RUS SAJA MELAMUN. SEHINGGA SANG GURU TAK HEN- TINYA MENEGUR MARTHA. SANG GURU PUN MENGE- LUARKAN MARTHA UNTUK TIDAK MENGIKUTI PELA- JARAN.

13. Guru : “Martha!” (suara meninggi)

14. Martha : “Iya, bu...” (kaget)

15. Guru : “Sudah lebih dari dua kali saya menegur kamu untuk tidak melamun. Saya ingin kamu keluar

Surga yang Aku Nantikan Surga yang Aku Nantikan

16. Martha

: “Ta-tapi..” (gugup dan berdiri)

17. Guru : “Tidak ada tapi-tapian.”

18. Martha

: (Berlari keluar kelas dan menangis)

PAGI YANG CERAH DI HARI MINGGU. INI ADALAH ULANG TAHUN MARTHA YANG KE-18. HARI DIMANA MARTHA DILAHIRKAN. ULANG TAHUN MARTHA KALI INI JAUH DARI BAHAGIA DAN INDAH. PAK SURYO SEDANG DUDUK DI TERAS SAMBIL MEMAINKAN GITAR AKUSTIK KE- SAYANGANNYA. IA MENATAP POHON-POHON HIJAU DI HALAMANNYA. DISAMPINGNYA TERDAPAT MEJA YANG DIATASNYA ADA SEBUNGKUS ROKOK DAN SECANGKIR KOPI. TAK LAMA KEMUDIAN MARTHA DATANG DARI DALAM. MARTHA INGIN MENGATAKAN BAHWA IA INGIN PINDAH SEKOLAH KE RUMAH NENEK.

19. Marha : “Pak.” (duduk dibangku yang bersebrangan dengan Pak Suryo)

20. Pak Suryo : “Ya, Kenapa” (menyeruput kopinya dengan tatapan menerawang)

21. Martha : “Martha ingin pindah sekolah ke rumah Nenek.” (menatap Pak Suryo dingin)

22. Pak Suryo : “Ya silakan, pindah saja” (Ungkapnya santai)

23. Martha

: (Berdiri dan menatap tidak suka).

24. Pak Suryo : “Mengapa kau tiba-tiba ingin pindah sekolah?”

25. Martha : “Aku hanya ingin menjadi mandiri dan dan damai. Damai.. tempat dimana tak ada keribut- an antara Ibu dan Bapak!”

26. Pak Suryo : “Terserah”. (tak peduli)

27. Martha : “Sekarang bapak memang benar-benar sudah berubah.” (Pergi beberapa langkah untuk meninggalkan Pak Suryo)

Antologi Naskah Drama Bengkel Bahasa dan Sastra Indonesia

29. Martha : (berhenti membelakangi Pak Suryo) “Baiklah”. (mengusap air mata yang telah membasahai pipinya).

DI SORE HARI, MARTHA BERANJAK KETAMAN SAMPING RUMAH. IA HABISKAN SELURUH ISI HATINYA DI TEMPAT ITU DENGAN MENANGIS. IA MENANGIS TAK ADA HENTI- NYA. MENGINGAT KELUARGANYA YANG TIDAK HAR- MONIS SAAT INI. SESUNGGUHNYA IA IA TIDAK INGIN PINDAH KE RUMAH NENEKNYA. HAL TERSEBUT IA LAKUKAN, AGAR IBU DAN BAPAK TIDAK BERTENGKAR LAGI. TIBA-TIBA LI DATANG MENGHAMPIRI MARTHA YANG SEDANG MENANGIS.

30. Lili : “Kak Martha..?” (panggilnya dari jarak yang tak terlalu dekat, lalu mendekati Martha)

31. Martha

: “Iya..” (masih membelakangi Lili)

32. Lili : “Kakak ngapain disini sendirian? (melihat raut wajah Martha) Yaampun kakak! Kakak kenapa nangis?” (memeluk Martha)

33. Martha : “Kakak pengen pindah sekolah ke rumah

Nenek, Dek. Nggapapakan?”

34. Lili : “Kak Martha jangan becanda deh!”

35. Martha : “Kak Martha nggak becanda kok, Li.”

36. Lili : “Kakak serius.. Kakak serius ingin pindah sekolah?!”

37. Martha : “Iya Lili, ini demi kebaikan keluarga kita. Kak Martha nglakuin ini, biar Bapak dan Ibu bisa berpikir.. gimana rasanya jauh dari anak per- tamanya.

38. Lili : “Tapi nggak gitu juga, Kak. Percuma. Kak Martha Cuma mentinngin keadaan Ibu sama Bapak aja, aku enggak. Nanti siapa yang bakal nemeninn Lili lagi.” (mulai mengeluarkan air mata)

Surga yang Aku Nantikan

40. Lili : “Kak Martha udah nggak sayang Lili lagi!

Begitu juga Bapak dan Ibu.”

41. Martha : “Kak Martha masih sayang kok sama Lili, Bapak sama Ibu juga. Kamu jangan kekanak-kanakkan, Lili.”

42. Lili : “Tetapi bukan begini caranya, Kak! Ah sudah- lah. Mending Lili saja yang pergi.” (Berlari meninggalkan Martha).

MARTHA MENGIKUTI LILI, KEMANA IA AKAN PERGI. TAK DISANGKA LILI NAIK KE ATAS BALKON RUMAH. SATU KAKINYA SUDAH BRADA DILUAR PAGAR BALKON TERSEBUT. MARTHA YANG MELIHAT ITU TERKEJUT SE- TENGAH MATI. SPONTAN MARTHA BERTERIAK

43. Martha

: “Liliiiiiiiiii.” (menutup mulutnya)

44. Lili : “Jangan mendekat, Kak. Bila Kak Martha mendekat, Lili bakalan lompat sekarang..”

45. Martha : “LILI!!” (berteriak histeris) TAK LAMA BU SULIS DAN PAK SURYO PUN DATANG

SEMENTARA MARTHA YANG BERADA DIKASUR YANG BERSEBRANGAN DENGAN LILI. MARTHA TERUS BER- DO’A DEMI KEBAIKAN KELUARGANYA. TERUTAMA KE- DUA ORANG TUANYA.