TIGA MINGGU KEMUDIAN, JENDERAL MATSUDA ME- MANGGILNYA AGAR HAKUJIN MENEMUINYA DI RUANG PRIBADINYA. HAKUJIN PUN DIKELUARKAN DARI PEN- JARA UNTUK SEMENTARA.

TIGA MINGGU KEMUDIAN, JENDERAL MATSUDA ME- MANGGILNYA AGAR HAKUJIN MENEMUINYA DI RUANG PRIBADINYA. HAKUJIN PUN DIKELUARKAN DARI PEN- JARA UNTUK SEMENTARA.

1. Matsuda : “Selamat siang, Red Clay. Terimakasih atas ke- sediaanmu datang ke sini.”

2. Hakujin : “Apa yang kau inginkan dariku, Kakek Tua? Tak usah berlagak sopan! Kalau memang mau menghukum mati aku, lekas lakukan!”

3. Matsuda : “Memangnya kau ingin mati?”

4. Hakujin : “Urusanku. Kau tak usah ikut campur!””

5. Matsuda : “Kau yakin bisa menuju surga? Dosamu me- renggut banyak nyawa orang lain sudah ter- lanjur menggunung. Kau yakin tangga surga akan datang kepadamu?”

6. Hakujin : “Untuk apa membicarakan keyakinan akan akhirat?!”

Surga yang Aku Nantikan Surga yang Aku Nantikan

8. Hakujin : “Sok suci kau. Tuhan pun mungkin tak mau mengurusiku. Kalau Dia memang mau mem- beriku pencerahan, seharusnya sudah dari dulu ia menyadarkanku agar berhenti membunuh orang lain.”

9. Matsuda : “Jika kau bilang begitu, artinya kau masih meng- harap kasih dari-Nya. Lebih baik kita langsung ke intinya. Ini mengenai kebebasanmu dari pen- jara.”

10. Hakujin : “Hah?! Berani sekali kau bercanda denganku! Kalau tidak niat menahanku, mengapa kau me- nangkapku?!”

11. Matsuda : “Aku ingin kau tenang dulu. Aku bermaksud memberimu sebuah pekerjaan. Memang aneh jika ada polisi yang mengandalkan narapidana- nya, namun kurasa kau bisa berguna di sini.”

12. Hakujin : “Kau ingin menyuruhku membunuh penjahat lain? Boleh saja, asal kau memberiku uang yang banyak.”

13. Matsuda : “Masalah uang bisa kuatasi, namun kau harus tenang dan mendengar dulu detail kasusnya. Kau tahu Karasuma Group? Kami mendapat laporan bahwa sebulan terakhir ini mereka sering mendapat ancaman dari sebuah kelom- pok teroris yang menggunakan nama White Me- dusa, seperti telepon misterius dan surat aneh yang datang ke rumah presdirnya. Rencananya hari Rabu besok, Tuan Karasuma akan berlibur ke Pulau Minami dan meminta polisi untuk me- ngawal, karena mereka takut jika kelompok te- roris itu akan mengusik liburan mereka.”

Antologi Naskah Drama Bengkel Bahasa dan Sastra Indonesia

15. Matsuda : “Kadang, jika ingin mencapai kebenaran, kita perlu menurunkan kehormatan diri demi hasil yang akan jauh meningkatkan kembali derajat kita, lebih tinggi dari sebelumnya. Lagipula, tidak ada jaminan mereka akan tertangkap saat itu. Jaminan mereka datang pun juga belum tentu benar. Untuk itu, Hakujin Murasame, aku me- nugaskanmu untuk membantu kami dalam pe- ngejaran kelompok teroris tersebut sampai benar-benar tertangkap. Jika kau bersedia mem- bantu kami, maka kau kami bebaskan tanpa syarat. Tentu saja kami tidak akan lupa dengan uang balas jasamu.”

16. Hakujin : “Bagaimana jika aku menolak, Pak Tua?”

17. Matsuda : “Tenanglah. Kami tidak akan memberimu se- gala bentuk siksaan, namun kau tetap harus mendekam di balik jeruji besi sambil mengeluh dengan kebusukan di dalamnya. Memang ini terkesan memaksamu untuk setuju, tapi di dunia luar, kau tak perlu merasakan busuknya penjara. Tentukan pilihanmu, Red Clay.”

18. Hakujin : (berpikir sejenak) “Hah.. aku tak punya pilihan lagi. Tapi berjanjilah kalian akan memberiku uang yang melimpah!”

19. Matsuda : “Jika kau berjasa, bongkahan berlian pun akan kami berikan. Ingat, besok Rabu pagi di Pelabuhan Tokyo pukul 8. Semoga kau sudah bangun pagi itu.”

20. Hakujin : “Hmph.. Kau kira aku orang yang gemar tidur?”

Surga yang Aku Nantikan

RABU PAGI DI PELABUHAN TOKYO, HAKUJIN BERTEMU DENGAN PARA POLISI DAN IKUT DALAM PELAYARAN KAPAL PESIAR KARASUMA GROUP. DI SANA MEREKA BER- TEMU DENGAN SANG PEMILIK PERUSAHAAN, KARA- SUMA TODO.

21. Matsuda : “Berperilakulah seolah kau bukan orang ganas, Red Clay.” (berbisik)

22. Hakujin : “Kau kira ketampananku kurang meyakinkan?” TUAN KARASUMA DATANG

23. Karasuma : “Selamat datang, Pak Matsuda. Saya sangat se- nang Anda dan anak buah Anda bisa ikut menik- mati liburan. Sekalian refreshing dari pekerjaan yang membuat penat, bukan?” (sambil tertawa)

24. Matsuda : “Terimakasih, Tuan Karasuma. Kami harap ke- kuatan kami dapat membantu Anda.”

25. Matsuda : “Oh ini anak buah baru saya, namanya Hakujin Murasame.”

26. Hakujin : “Salam kenal. Sebuah kehormatan saya bisa ikut dalam liburan ini.”

27. Karasuma : “Terimakasih, Nak Murasame. Mohon kerja- samanya. Kami harap perjalanan ini dapat ber- jalan lancar.” (lalu pergi)

28. Matsuda : “Hoo.. Rupanya ada juga pembunuh bayaran yang bisa berkata sopan kepada orang lain.” (Tersenyum sinis)

29. Hakujin : “Cerewet..” MEREKA PUN NAIK KE KAPAL PESIAR KARASUMA GROUP