TIBA ADA 3 ORANG LAKI-LAKI SEUSIA 19-21 TAHUN YANG MEMAKAI BAJU SEPERTI PREMAN, MASUK KE RUMAH TONI.

TIBA ADA 3 ORANG LAKI-LAKI SEUSIA 19-21 TAHUN YANG MEMAKAI BAJU SEPERTI PREMAN, MASUK KE RUMAH TONI.

99. Teguh : “Ton! mana wanita yang kau janjikan itu?!” (ber- teriak dari luar rumah, dan berjalan memasuki rumah Toni diikuti oleh dua laki-laki lain, yaitu Priyo dan Catur)

100. Catur

: “Oh, ini to Ton! cantik juga.”

101. Bunga : “Siapa kalian?” (Bunga mulai ketakutan) 102. Toni

: (keluar dari dapur dengan membawa segelas air, lalu meletakkannya diatas meja) “Iya, ini bang anaknya. Namanya Bunga. Cantik kan?”

103. Priyo : “Kamu memang pintar memilih! Cantik nya bukan main ini.” 104. Teguh

: “Hai cantik! kenalkan nama abang, Teguh.” (men- coba memegang Bunga) 105. Bunga

: “Jangan sentuh aku! Toni, mereka ini siapa?” 106. Catur

: “Sudah, ayo bermain saja dengan kami, cantik.” (mendekati Bunga perlahan) 107. Bunga

: “Jangan mendekat!! Toni tolong aku! Kenapa kamu diam saja!” 108. Toni

: “Sudahlah Bunga, nikmatin saja permainan dari kami, kamu pasti senang.” 109. Priyo

: “Sini cantik.” (mendekati Bunga)

110. Bunga : “Jangan mendekat!! Toni, jadi selama ini kamu baik sama aku karna kamu mau tubuhku? Engga semudah itu Toni! Minggir, aku mau pergi!” (hendak berlari)

111. Teguh : “Eitss, enggak semudah itu. Kamu sudah jauh- jauh kesini mari kita mulai saja permainannya cantik.”

112. Bunga : “Engga! lepasin!”

Surga yang Aku Nantikan

TIBA MARWAN DATANG KE LOKASI. 113. Marwan : “Berhenti!! Jangan berani sentuh dia!” 114. Catur

: “Siapa lu?” 115. Priyo

: “Mau ngapain lo kesini?” 116. Bunga

: “Mas Marwan! Tolong Bunga mas! Mereka mau memperkosa Bunga!” (sambil menangis) 117. Toni

: “Katakan siapa dia!” (menjambak rambut Bunga) 118. Bunga

: “Aww, lepas!” 119. Marwan : “Jangan sentuh dia ku bilang! Sini kalau berani! Banci! Berani nya cuma sama perempuan.” 120. Teguh

: (berjalan mendekati Marwan) “Ngga usah sok jagoan. Mending sekarang lo pulang, atau lo ngga bakal pulang dengan selamat!”

121. Marwan : “Aku ngga takut. Dan ngga akan pulang se- belum membawa Bunga.” 122. Priyo

: “Udah bos, habisin aja.” TANPA BANYAK BASA-BASI CATUR, PRIYO, TEGUH

DAN TONI MENGHAJAR MARWAN. MARWAN PUN BERKELAHI DENGAN KEEMPAT PREMAN ITU. AWALNYA, MARWAN BERHASIL MENGALAHKAN MEREKA, TETAPI SETELAH MEREKA KALAH, MASING-MASING DARI MEREKA MENGELUARKAN PISAU. BERNIAT UNTUK MEMBUNUH MARWAN, MARWAN TAK BOLEH LENGAH DALAM SITUASI SEPERTI INI. NAMUN MALANGNYA, TANGAN DAN PERUT MARWAN TERTUSUK OLEH PISAU ITU. BUNGA MENANGIS MENGHAMPIRI KAKAKNYA YANG SUDAH BABAK BELUR DAN BERLUMURAN DARAH. TEPAT SETELAH ITU, POLISI DATANG. RUPANYA POLISI DATANG KE TEMPAT ITU KARENA DI PANGGIL OLEH RANI. YA, RANI SEDARI TADI MEMANG MENGIKUTI MARWAN, SEBAB RANI KHAWATIR TERHADAP KESELAMATAN MARWAN. TONI, PRIYO, CATUR DAN

Antologi Naskah Drama Bengkel Bahasa dan Sastra Indonesia

123. Rani : “Maaf in Rani, terlambat menolong Mas Mar- wan dan Bunga.” (sambil menangis) 124. Marwan : “Tidak apa-apa, Terimakasih Rani. Bunga, kamu tidak kenapa-kenapa kan?” (terbaring lemah di atas pangkuan Bunga)

125. Bunga : “Bunga tidak apa-apa mas, maafin Bunga mas, ini semua salah Bunga.” 126. Marwan : “Sudah, jangan menangis. Ayo kita pulang, ibu pasti mengkhawatirkanmu.” (berbicara dengan me- nahan rasa sakit dan hendak bangun tetapi tenaga Marwan yang sudah habis, tidak dapat mengangkat tubuhnya)

127. Bunga : “Engga mas, kita harus ke rumah sakit. Ibu tidak pernah mengkhawatirkanku. Yang ibu khawatir- kan hanya Mas Marwan saja.”

128. Marwan : “Kamu salah besar Bunga, justru ibu lebih me- nyayangimu daripada Mas. Buktinya, Ibu tidak pernah memarahimu kan? Ibu selalu memberi apa yang kamu mau kan? Berhentilah membenci ibu Bunga. Jagalah ibu, kalau Mas Marwan per- gi.” (merasakan sakit yang amat mendalam)

129. Rani : “Mas Marwan ngga boleh ngomong begitu. Mas pasti bisa bertahan. Sebentar lagi ambulan akan datang.”

130. Bunga : “Baiklah Mas, Bunga akan mulai berbuat baik sama Ibu, Bunga akan menjaga Ibu, tapi Mas ha- rus janji, Mas jangan tinggalin Bunga.” (menangis tersedu-sedu)

131. Marwan : “Mas lega mendengarnya. Terimakasih Bunga, adikku sayang.” (tersenyum, lalu tak sadarkan diri) 132. Bunga

: “Mas, Mas Marwan bangun mas! Mas Marwan ayo lihat Bunga!”

Surga yang Aku Nantikan

134. Bunga : “Mas Marwan!!” TAK LAMA KEMUDIAN AMBULANCE DATANG.

MARWAN SEGERA DILARIKAN KE RUMAH SAKIT. NAMUN SAYANG, NYAWA MARWAN SUDAH TAK TER- TOLONG LAGI. BU SRI YANG MENDENGAR KABAR NAAS INI JATUH PINGSAN. SEMUA ORANG MENYALAHKAN DIRINYA MASING-MASING KARENA MARWAN TELAH TIADA. BU SRI DAN PAK WANTO MENYESAL KARENA TIDAK BISA MENJAGA KEDUA ANAK MEREKA DENGAN BAIK. BUNGA PUN SANGAT MENYESALI PERBUATAN- NYA, DAN MENEPATI JANJINYA UNTUK HIDUP DENGAN BAIK.