Apnea HASIL DAN PEMBAHASAN

c. Narkolepsi

Hasil penelitian menunjukan responden yang tiba-tiba tertidur di siang hari sebanyak 78,1 dengan intensitas jarang. Sebanyak 76,6 responden melaporkan setelah tertidur beberapa detik merasa segar dengan intensitas jarang. Reponden mengatakan mengalami mimpi dan melihat sesuatu yang menakutkan saat tidur sebanyak 71,9 dengan intensitas jarang. Responden melaporkan mengalami seperti mimpi tetapi masih sadar dan tidak bisa membuka mata secara spontan sebanyak 54,7 dengan intensitas jarang. Mengalami kelumpuhan kekakuaan dalam beberapa menit dan hilang setelah di sentuh sebanyak 37,5 dengan intensitas jarang. Mengalami kekakuan otot dan hilang secara sepontan dengan responden sebanyak 39,1 dengan intensitas jarang. Penelitian yang dilakukan oleh kurniawati, 2012 mengatakan bahwa 42,67 responden yang diteliti mengalami narkolepsi. Ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa narkolepsi relative jarang terjadi, terjadi pada 0,03 sampai 0,16 populasi, dan jumlah laki-laki dan perempuan yang mengalaminya hampir sama Durand Barlow, 2007. Narkolepsi pada responden jarang terjadi karena penilaian yang dilakukan selama 3 bulan terakhir tentang tidur.Kemungkinan besar dari responden sudah lupa bagaimana tidur yang dialami selama 3 bulan terakhir.

d. Apnea

Hasil penelitian ini melaporkan bahwa sebanyak 71,9 mendengkur saat tidur dengan intensitas jarang. Responden melaporkan bahwa sebanyak 54,7 mengalami henti nafas dalam jangka waktu pendek ketika tidur dengan intensitas Universitas Sumatra Utara jarang. Responden melaporkan sebanyak 85,9 mengalami rasa ngantuk yang luar biasa di siang hari. Responden sebanyak 81,2 mengatakan tidak pernah berjalan saat tidur. Responden melaporkan tidak pernah jatuh dari tempat tidur sebanyak 81,2. Responden sebanyak 35,9 sering mengalami sakit kepala dipagi hari dengan intensitas kadang-kadang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati, 2012 di salah satu RS Kota Bandung yang mengatakan bahwa 26,67 mengalami apne tidur. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa apne di tandai dengan berhentinya pernapasan minimal 10 detik dimana pernapasan dapat berhenti paling banyak 300 kali.Begitu juga dengan pria dewasa dengan riwayat mendengkur yang keras, dan intermiten Stanley Beare, 2006.Abnormalitas pernapasan yang serius dan terjadi pada malam hari dapat menimbulkan rasa ngantuk yang berkepanjangan pada siang hari, terutama pada saat-saat tenang.Beberapa gejala yang terjadi adalah mendengkur dengan keras dan sakit kepala pada pagi hari Tomb, 2003. Berdasarkan hasil dari pembahasan maka didapatkan hanya sedikit yang menyadari terhentinya pernapasan pada waktu tidur di malam hari, tetapi teman tidurnya biasanya dapat mendengar dengkuran keras.Sebagian juga menyadari mendengkur karena kesulitan ketika sedang bernapas pada waktu tidur.Reponden yang mengalami henti nafas mengatakan memiliki penyakit sesak nafas, berkeringat di malam hari, dan mengalami sakit kepala pada pagi hari. Universitas Sumatra Utara

2. Gangguan Tidur

Hasil penelitian ini yang menunjukan sebanyak 82,8 responden mengalami gangguan tidur ringan. Sesuai dengan tinjauan teori yang mengatakan proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur. Gangguan tidur menyerang 50 orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan 66 orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang Stanley Beare, 2006. Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marliyani Lubis di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan yang mengatakan bahwa 70 responden memiliki kebutuhan tidur yang cukup, dan dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tidur lansia di tempat penelitian ini adalah cukup. Kebanyakan orang tahu bahwa lansia cenderung memiliki tidur malam yang buruk. Keesokan paginya merasa pusing di pagi hari puyeng, dan sepanjang hari kita akan menjadi irritable. Sebuah studi menunjukan bahwa abnormalitas tidur merupakan tanda yang mendahului depresi klinis serius, yang menunjukan bahwa masalah tidur dapat memprediksi resiko kelak mengalami gangguan suasana perasaan Duramd Barlow, 2007. Gangguan tidur yang dialami oleh lansia adalah gangguan tidur ringan.Hanya sedikit dari responden yang sulit memasuki tidur di malam hari akibat memikirkan keluarga yang tidak bersama-sama dengan responden.Kegelisahan ingin bertemu keluarga yang tidak pernah mengunjungi responden di panti. Universitas Sumatra Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 29 November 2013 sampai dengan 14 Desember 2013 terhadap 64 orang lansia yang berada di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan diperoleh bahwa 57,8 responden mengalami kualitas tidur yang buruk dan 42,2 responden mengalami kualitas tidur yang baik. Gangguan tidur pada lansia Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan umumnya mengalami gangguan tidur ringan sebanyak 82,8, gangguan tidur sedang 15,6 dan tidak ada gangguan sebanyak 1,6. 6.2 Saran 6.2.1 Bagi Praktek Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perawat dalam mengontrol, memfasilitasi dan meningkatkan kualitas tidur lansia. Serta membantu mengidentifikasi dan mengatasi gangguan tidur yang dialami kebanyakan lansia yang tinggal dipanti.

6.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatakn informasi kesehatan khususnya tentang kualitas tidur dan gangguan tidur yang biasa dialami oleh Universitas Sumatra Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

9 80 88

Gambaran Tingkat Depresi pada Lansia di Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan

3 74 67

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita di Wilayah Binjai dan Medan

0 51 0

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

10 108 83

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

1 7 109

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 11

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 2

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 2 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tidur 2.1.1 Pengertian Tidur - Gambaran Kualitas Tidur Dan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

1 4 20

Gambaran Kualitas Tidur Dan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

0 0 11