Faktor-faktor Penyebab Gangguan Tidur

tidur dan merasa lelah di siang harinya. Ada beberapa tipe gangguan tidur ritme sirkadian diantaranya: a. Tipe jet lag Sesuai namanya, disebabkan oleh penyebrangan beberapa zona waktu dalam waktuyang relatif singkat. Orang-orang yang mengalami jet lag biasanya melaporkan kesulitan tidur di waktu yang tepat dan merasa kelelahan di siang harinya Durand Barlow, 2007. b. Tipe shift work Berhubungan dengan jadwal kerja. Banyak orang, seperti pegawai rumah sakit, polisi atau petugas gawat darurat, bekerja di malam hari atau harus bekerja pada jam-jam yang tidak teratur. Akibatnya, mereka mungkin mengalami masalah tidur atau mengalami perasaan mengantuk yang eksesif selama jam-jam terjaga. Orang dengan gangguan tidur ritme sirkadian memiliki resiko yang lebih besar untuk memiliki satu macam gangguan keperibadian atau lebih Durand Barlow, 2007.

2.5 Faktor-faktor Penyebab Gangguan Tidur

Beberapa faktor yang menjadi penyebab gangguan tidur menurut beberapa ahli seperti Potter Perry, 2010; Asmadi, 2008; dan Tarwanto Wartonah, 2006 yaitu: 2.5.1 Obat dan substansi Kantuk, insomnia dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat langsung dari obat umum yang diresepkan. Obat ini mengubah pola tidur dan menurunkan kewaspadaan di siang hari, yang kemudian menjadi masalah bagi individu. Lansia Universitas Sumatra Utara mengonsumsi berbagai obat untuk mengontrol atau mengobati penyakit kronik, dan efek gabungan beberapa obat bisa sangat menganggu tidur Potter Perry, 2010. Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan tidur, ada pula yang sebaliknya menggangu tidur. Misalnya, obat golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM Asmadi, 2008. 2.5.2 Gaya Hidup Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyeyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek Asmadi, 2008. 2.5.3 Pola tidur yang lazim Kantuk patologis terjadi ketika individu perlu atau inginterjaga. Orang yang mengalami kurang tidur sementara sebagai hasil dari aktifitas malam yang aktif atau jadwal kerja yang diperpanjang, biasanya merasa mengantuk keesokan harinya. Kurang tidur yang kronik jauh lebih seram dari gangguan tidur sementara dan menyebabkan perubahan pada kemampuan untuk melakukan fungsinya Potter Perry, 2010. 2.5.4Stres emosional Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering menyebabkan frustasi ketika tidak dapat tidur. Stres juga menyebabkan seseorang berusaha terlalu keras untuk dapat tertidur, sering terbangun selama sirklus tidur, atau tidur terlalu lama. Klien yang berusia lebih tua lebih sering mengalami kehilangan yang mengarah ke stres emosional seperti depresi, gangguan fisik, atau kematian seseorang yang dicintai Potter Perry, 2010. Universitas Sumatra Utara Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan paa frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norefinefrin darah melalui sistem saraf simpatik. Zat ini mengurangi tahap IV NREM dan REM Asmadi, 2008. 2.5.5 Lingkungan Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur nyeyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang tidur Asmadi, 2008. Ventilasi yang baik sangat penting untuk tidur nyenyak. Ukuran, kenyamanan, dan posisi tempat tidur yang mempengaruhi kualitas tidur. Tingkat cahaya mempengaruhi kemampuan seseorang untuk tidur. Beberapaklien memilih kamar yang gelap, sedangkan yang lain seperti anak-anak atau lansia, lebih menyukai cahaya lembut selama tidur. Klien juga mengalami kesulitan tidur berhubungan dengan suhu kamar Potter Perry, 2010. 2.5.6 Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit pernafasan Tarwanto Wartonah, 2006. Universitas Sumatra Utara 2.5.7 Diet Makanan yang banyak mengandung L-Trifton seperti keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan menganggu tidur Asmadi, 2008. Universitas Sumatra Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep- konsep variabel-variabel yang ingin diamati, melalui penelitian penelitian yang akan dilakukan Notoatmojo, 2010. Variabel yang di teliti adalah kualitas tidur pada lansia dan gangguan tidur pada lansia. Maka peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut : Skema 3.1 Kerangka konsep gambaran kualitas tidur dan gangguan tidur pada lansia. Kualitas Tidur Lansia 1.Kualitas tidur subjektif 2.Ketenangan tidur 3. Lamanya tidur 4. Kebiasaan tidur 5. Gangguan Tidur 6. Penggunaan obat tidur 7. Disfungsi siang hari 1. Baik 2. Buruk Gangguan Tidur Lansia 1.Insomnia Primer 2.Hipersomnia 3.Narkolepsi 1.Tidak ada Gangguan tidur 2.Gangguan tidur ringan 3.Gangguan tidur sedang 4 G tid b t Universitas Sumatra Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

9 80 88

Gambaran Tingkat Depresi pada Lansia di Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan

3 74 67

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita di Wilayah Binjai dan Medan

0 51 0

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

10 108 83

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

1 7 109

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 11

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 2

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 2 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tidur 2.1.1 Pengertian Tidur - Gambaran Kualitas Tidur Dan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

1 4 20

Gambaran Kualitas Tidur Dan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

0 0 11