BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tidur 2.1.1 Pengertian Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan
kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup Asmadi, 2008. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa kesadaran yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang
merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda Tarwanto Wartonah, 2006.
Tidur terjadi secara alamia, dengan fungsi fisiologis dan psikologis yang melekat merupakan suatu proses perbaikan tubuh. Secara fisiologis, jika seseorang
tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh, dapat terjadi efek-efek sepertipelupa, konfusi, dan disorientasi. Secara psikologis,
tidur memungkinkan seseorang utnuk mengalami perasaan sejahtera serta energi psikis dan kewaspadaan untuk menyelesaikan tugas-tugas Tomb, 2002
2.1.2 Jenis-Jenis Tidur
Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat Rapid Eye Movement-REM, dan tidur
dengan gerakan bola mata lambat Non-Rapid Eye Movement-NREM :
Universitas Sumatra Utara
1.Tidur REM Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau paradoksial. Hal tersebut
berarti tidur REM ini sifatnya nyeyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ini ditandai dengan mimpi, otot-
otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat, sekresi lambung meningkat, ereksi penis, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan
pernafasan tidak teratur. Gejala-gejala yang terlihat ketika mengalami kehilangan tidur REM yaitu cenderung hiperaktif, kurang dapat mengendalikan diri dan
emosi, nafsu makan bertambah, bingung, dan curiga Asmadi, 2008 2.Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak
tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan
bola mata lambat. Tidur NREM memiliki empat tahap sebagai berikut : a. Tahap 1
Tahap I ini merupakan tahap transisi di mana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Pada tahap ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan
rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kri dan ke kanan, kecepatan jantung dan voluntasi
gelombang-gelombang alfa. Seseorang yang tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah Asmadi, 2008.
Universitas Sumatra Utara
b. Tahap II Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini
ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun
dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14-18 siklusdetik. Gelombang-gelombang ini disebut dengan gelombang tidur.
Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit Asmadi, 2008 c. Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut
mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatik. Pada EEG memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi sirklusdetik. Seseorang
yang tidur pada tahap III ini sulit untuk dibangunkan Asmadi, 2008. d. Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur di mana seseorang berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, dan sulit
dibangunkan. Pada EEG, tampak hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekuensi 1-2 siklusdetk. Denyut jantung dan pernapasan menurun
sekitar 20-30. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat memulihkan keadaan tubuh Asmadi, 2008.
Universitas Sumatra Utara
Tahap tidur NREM NREM NREM NREM
Tahap 1 Tahap 2 Tahp 3 Tahap 4 Tidur REM
NREM NREM Tahap 2 Tahap 3
Gambar 2.1 Tahapan sirklus tidur lansia Potter Perry, 2010
2.2 Lanjut Usia 2.2.1Pengertian Menua