Gangguan Tidur .1 Gangguan Tidur Pada Lansia

Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukan tanda- tanda kekurangan tidur atau tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda- tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Tanda fisik berupa ekspresi wajah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung, kantuk yang berlebihan, tidak mampu berkonsentrasi, tanda keletihan seperti pengelihatan kabur. Sedangkan tanda psikologisnya menarik diri, apatis, dan respon menurun, mudah tersinggung dan gelisah Hidayat, 2006. Adapun kuesioner yang digunakan utuk menilai kualitas tidur dengan ThePittsburgh sleep quality index PSQI. PQSI mempunyai 7 item yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur subjektif, Ketenangan tidur, lamanya tidur, kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi siang hari selama 1 bulan terakhir. Penilaian dengan skala PQSI ini menggunakan kunci scoring untuk keseluruhan pasien berkisar 0 sampai 3. Semua nilai dihitung dan menghasilkan nilai keseluruhan taun global yang berkisar 0 sampai 21. Nilai keseluruhan 5 atau lebih yang menunjukan kualitas tidur yang buruk, semakin tinggi nilai maka semakin buruk kualitas tidur Smyth, 2007. 2.4 Gangguan Tidur 2.4.1 Gangguan Tidur Pada Lansia Gangguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umumnya menyebabkan tidur terganggu Potter Perry, 2010. Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami atau mempunyai Universitas Sumatra Utara resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau menganggu gaya hidup yang diinginkan Hidayat, 2006. Beberapa jenis gangguan tidur yang ditemukan pada lansia diantaranya adalah insomnia primer, hipersomnia primer, narkolepsi, apnea, dan mendengkur. Berikut penjelasan tentang beberapa gangguan tidur : 1. Insomnia Primer Insomnia adalah salah satu gangguan tidur paling banyak dijumpai Durad Barlow, 2007 , yang terjadi selama paling sedikit satu bulan dan tidak ada sebab yang jelas. Adapun identifikasi polanya : Kesulitan pada waktu masuk tidur insomnia onset, kesulitan untuk tetap tidur sering terbangun, bangun tidur terlalu awal insomnia terminal. Karena insomnia merupakan gejala, maka perhatian harus diberikan pada faktor-faktor biologis, emosional, dan medis yang berperan, juga pada kebiasaan tidur yang buruk, insomnia terdiri dari tiga jenis yaitu: a. Jangka Pendek Berakhir beberapa minggu dan muncul akibat pengalaman stres yang bersifat sementara seperti kehilangan orang yang dicintai, tekanan di tempat kerja, atau takut kehilangan pekerjaan. Biasanya kondisi ini dapat hilang tanpa intervensi medis setelah orang tersebut beradaptasi terhadap stresor Stanley, 2007. Universitas Sumatra Utara b. Sementara Episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan lingkungan seperti jet lang, kontruksi bangunan yang bising, atau pengalaman yang menimbulkan ansietas Stanley, 2007. c. Kronis Berlangsung selama 3 minggu atau seumur hidup. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kebiasaan tidur yang buruk, masalah psikologis, penggunaan obat tidur berlebihan, gangguan jadwal tidur bangun, dan masalah keadaan lainnya. Empat puluh persen insomnia kronis disebabkan oleh masalah fisik seperti apnea tidur, sindrom kaki gelisah, atau nyeri kronis karena artritis. Insomnia kronis biasanya memerlukan intervensi psikiatrik atau medis Stanley, 2007. 2.Hipersomnia Primer Insomnia melibatkan tidur yang tidak cukup, sedangkan hipersomnia adalah masalah terlalu banyak tidur. Banyak orang yang tidur sepanjang malam dan beberapa kali tidur di siang hari berikutnya Durad Barlow, 2007. Pasien dengan hipersomnia primer tidur selama 10-12 jam pada malam hari dan tampak mengantuk dan tidur disiang hari. Hipersomnia sering kali mulai pada usia remaja akhir, hasil pemeriksaan poligrafik khas, tidak normal. Terdapat pada sekitar 1- 2 populasi. Tidur sering kali merupakan suatu bentuk pelarian stres. Depresi juga dapat timbul, tetapi tidak khas, tidak seperti depresi yang terdapat pada hipersomnia yang berhubungan dengan gangguan mental lainnya Tomb, 2003. Universitas Sumatra Utara 3.Narkolepsi Narkolepsi merupakan suatu gangguan yang lamakronis syarat minimum untuk mendiagnosis adalah 3 bulan dari suatu episode tidur disiang hari yang singkat, sering dan menyegarkan, dan biasanya timbul menjelang pubertas, mempunyai komponen genetik 10 pada keturunan pertama, 90-100 mempunyai antigen histokompatibilitas yang spesifik HLA, mempunyai frekuensi sekitar 1 dalam 2000 0,05, dan mempunyai gejala sebagai berikut : a. Serangan tidur Di siang hari, pasien tertidur dalam detik atau menit aktivitas REM pada EEG di siang hari walaupun berusaha untuk tetap sadar. Biasanya pasien tertidur selama 10-30 menit dan bangun dengan perasaan segar, dan serangan ini dapat terjadi satu kali sampai selusin episode dalam sehari. Serangan paling sering terjadi pada saat pasien dalam keadaan tenang slow times, tetapi dapat pula terjadi ketika pasien dalam keadaan aktif dan sibuk dan kondisi ini dapat menimbulkan perasaan malu ataupun kondisi yang berbahaya Tomb, 2003. b.Katapleksi Terjadi pada 70 pasien. Kehilangan tonus otot tiba-tiba, biasanya otot wajah atau leher, tetapi kadang-kadang dapat terjadi kolaps fisik yang menyeluruh, terutama dipicu oleh adanya emosi yang kuat kemarahan, tertawa. Serangan biasanya bertahan sampai beberapa detik dan mungkin minggu berikutnya terjadi lagi. Pasien dalam keadaan sadar sepenuhnya Tomb, 2003. Universitas Sumatra Utara c.Halusinasi hipnagogik Terjadi pada 30 pasien. Keadaan seperti mimpi dan sering mengalami halusinasi atau pengelihatan yang menakutkan REM pada EEG yang terjadi saat pasien tertidur atau saat bangun hipnopomipik Tomb, 2003. d. Paralisis tidur Terjadi pada 25 pasien. Paralisis yang flaksid, menyeluruh, dan mengerikan yang berakhir dalam beberapa detik pada saat paseien sadar penuh, baik sedang dalam keadaan bangun ataupun sedang tertidur. Kondisi ini mungkin hilang secara spontan atau jika pasien disentuhatau namanya dipanggil Tomb, 2003. 4. Apnea Apnea tidur adalah terhentinya pernapasan selama tidur. Gangguan ini diidentifikasi dengan gejala”mendengkur”, berhenti pernapasan minimal 10 detik, dan rasa kantuk di siang hari yang luar biasa. Selama tidur, pernapasan dapat berhenti paling banyak 300 kali, dan episode apnea dapat berakhir dari 10 sampai 90 detik. Pria dewasa dengan riwayat mendengkur yang keras dan intermiten, yang juga obesitas dengan leher yang pendek dan besar biasanya berisiko mengalami apnea tidur. Gejala apnea tidur antara lain adalahdengkuran yang keras dan periodik, aktifitas malam hari yang tidak biasa, seperti duduk tegak, berjalan dalam tidur, terjatuh dari tempat tidur, gangguan tidur dengan sering terbangun di malam hari noctural waking, perubahan memori, depresi, rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, nocturia, sakit kepala di pagi hari, ortopnea akibat apnea tidurStanley, 2007 Universitas Sumatra Utara Ada 3 macam apnea, masing-masing dengan penyebab, keluhan di siang hari dan penangananya yang berbeda, yaitu : a. Apnea yang obstruktif Apnea tidur obstruktif Obstructive sleep apnea terjadi bila aliran udara berhenti meskipun aktifitas sistem pernapasan sendiri terus berjalan. Penderita OSA dilaporkan mendengkur di malam hari. Obesitas kadang-kadang berhubungan dengan masalah ini, demikian juga umur. b.Sentral Apnea tidur sentral central sleep apnea melibatkan penghentian aktifitas bernapas secara total selama jangka waktu pendek dan sering kali berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat tertentu seperti penyakit serebral vaskuler, trauma kepala, dan gangguan-gangguan degeneratif. c.Campuran Apnea tidur campuran Mixed sleep apnea adalah kombiasi antara apnea tidur obstruktif dan sentral. Semua kesulitan ini menggangu tidur dan menimbulkan gejala-gejala yang serupa dengan gejala-gejala insomnia Durand Barlow, 2007. 5. Gangguan Tidur Ritme Sirkadian Gangguan ini ditandai oleh tidur terusik baik insomnia atau perasaan mengantuk yang eksesif di siang hari bolong yang disebabkan oleh ketidakmampuan otak untuk mensinkronkan pola tidurnya dan pola malam yang berlaku saat ini. Kesinkronan dengan sirklus terjaga dan tidur yang normal menyebabkan tidur orang terinterupsi ketika mereka benar-benar berusaha untuk Universitas Sumatra Utara tidur dan merasa lelah di siang harinya. Ada beberapa tipe gangguan tidur ritme sirkadian diantaranya: a. Tipe jet lag Sesuai namanya, disebabkan oleh penyebrangan beberapa zona waktu dalam waktuyang relatif singkat. Orang-orang yang mengalami jet lag biasanya melaporkan kesulitan tidur di waktu yang tepat dan merasa kelelahan di siang harinya Durand Barlow, 2007. b. Tipe shift work Berhubungan dengan jadwal kerja. Banyak orang, seperti pegawai rumah sakit, polisi atau petugas gawat darurat, bekerja di malam hari atau harus bekerja pada jam-jam yang tidak teratur. Akibatnya, mereka mungkin mengalami masalah tidur atau mengalami perasaan mengantuk yang eksesif selama jam-jam terjaga. Orang dengan gangguan tidur ritme sirkadian memiliki resiko yang lebih besar untuk memiliki satu macam gangguan keperibadian atau lebih Durand Barlow, 2007.

2.5 Faktor-faktor Penyebab Gangguan Tidur

Dokumen yang terkait

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

9 80 88

Gambaran Tingkat Depresi pada Lansia di Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan

3 74 67

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita di Wilayah Binjai dan Medan

0 51 0

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

10 108 83

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

1 7 109

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 11

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 2

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 2 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tidur 2.1.1 Pengertian Tidur - Gambaran Kualitas Tidur Dan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

1 4 20

Gambaran Kualitas Tidur Dan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan

0 0 11