Tabel 4.4 Rencana dan Realisasi Investasi di Pemerintah Kota Medan
2009-2011 milyar rupiah
No Sektor
Tahun 2009 Tahun 2010
Tahun 2011 Rancana
Realisasi Rancana
Realisasi Rencana
Realisasi
1 Perkebunan 4.508,11
2.214,50 4.885,94
2.408,87 2.213,14
2.708,99 2 Tanaman Pangan
- -
- -
- -
3 Kehutanan 609,48
573.41 597.19
573.41 597.19
573.41 4
Industri Perkayuan
2.774,46 1.124,39
2.772,95 1.158,09
2.772,95 1.158,09
5 Industri Kimia 505,69
221,20 443,07
286,68 443,07
286,68 6
Ind.Pengolahan Klp.Sawit
569,81 229,57
506,62 190,77
506,62 190,77
7 Industri dan
makanan 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 8 Industri Pulp
627,12 24,28
790,26 24,25
790,26 24,25
9 Industri Logam -
- -
- -
- Dasar
19.176,15 4.080,95
19.176,15 4.080,95
19.176,15 4.080,95
10 Industri Kapal
Kayu 36,90
18,50 36,90
18,50 36,90
18,50 11
Industri Minyak Pelumnas
50,88 7,67
50,88 7,67
50,88 7,67
12 Industri Sepeda
Motor 60,00
0,00 600,00
0,00 600,00
0,00 13 Angkutan
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
14 parpostel 1,66
0,00 1,66
0,00 1,66
0,00 15
Pertambangan Energi
39,78 7,75
77,25 39,78
77,25 78,70
16 Real Estate 222,69
0,00 301,13
0,00 301,13
0,00 17
Industri Kimia Dasar
- -
- -
- -
Jumlah 9.191.901,24 8.534.189,37 10.240.754,83 8.788.966,51 11.074.963,80 9.128.009,86
Sumber: Badan Pusat Statistik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 2012
d. Peluang Investasi
Kota medan merupakan kota ke 3 tiga terbesar di Indonesia setelah kota Jakarta dan Surabaya, dilihat dari luasnya wilayah, jumlah penduduk, aktivitas
industri dan perdagangan barang dan jasa. Saat ini pemerintah kota medan sedang berusaha pula untuk memperbesar luas wilayahnya. Melihat kondisi ini peluang
bisnis di berbagai bidang seperti bidang industri, pariwisata, perbankan dan lain- lain akan semakin menjanjikan keuntungan bagi para investor lokal maupun asing.
Investasi merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Pada perekonomian tertutup, sumber dana investasi sematamata berasal dari tabungan
Universitas Sumatera Utara
domestik. Sedangkan pada perekonomian terbuka sumber dana dapat diperoleh melalui dana dari luar wilayah.
Pertumbuhan produksi pada dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan faktor-faktor produksinya. Salah satu faktor produksi tersebut adalah modal
investasi. Banyak studi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah erat kaitannya dengan tingkat produktivitas penggunaan modal investasi.
Sejak tahun 2001 penanaman modal investasi di Kota Medan secara berangsur-angsur mulai menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Hal ini
tidak saja didukung oleh faktor-faktor ekonomi yang dimiliki, tetapi didukung juga oleh faktor-faktor non ekonomi, sehingga menciptakan iklim dan lingkungan
penanaman modal yang semakin kondusif dari waktu ke waktu. Langkah-langkah strategis yang ditempuh adalah dengan mengembangkan
kemitraan stratejik diantara sesama pelaku usaha dengan Pemerintah Kota yang kenyataannya mampu menumbuhkan minat berinvestasi para pemilik modal untuk
menanamkan modalnya di Kota Medan, di berbagai bidang lapangan usaha potensial. Hal ini juga tidak terlepas dari persepsi yang sama dari seluruh
stakeholders tentang perlunya menarik investasi lebih besar, untuk menggerakkan roda perekonomian dalam volume yang lebih besar, sehingga mampu
menciptakan lapangan kerja lebih banyak, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Perkembangan positif penanaman modal selama tahun 2005-2011
dapat dilihat dari perkiraan nilai investasi di berbagai sektor lapangan usaha, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN maupun Penanaman
Modal Asing PMA, di samping sektor Pemerintah dan rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana diketahui, setelah masa krisis ekonomi pada akhir tahun 1997, iklim penanaman modal Investasi dikota Medan secara berangsur-angsur
mulai menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Hal ini tidak saja didukung oleh letak geografis dan potensi demografis Kota Medan yang cukup strategis
tetapi juga didukung juga oleh kebijakan-kebijakan yang bersahabat dengan pasar, sehingga menciptakan iklim dan lingkungan penanaman modal yang semakin
kondusif dari waktu ke waktu. Langkah-langkah proaktif dan inovasi yang ditempuh, dengan
mengembangkan kemitraan strategis diantara sesama pelaku usaha dengan Pemerintah Kota, kenyataanya secara signifikan mampu menumbuhkan minat
berinvestasi para pemilik modal untuk menanamkan modalnya di Kota Medan, diberbagai bidang lapangan usaha potensial. Hal ini juga tidak terlepas dari
persepsi yang sama dari seluruh Stakeholders, tentang perlunya menarik investasi lebih besar untuk menggerakkan roda perekonomian dalam volume yang lebih
besar di Kota Medan, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja lebih banyak, sekaligus memperbaiki tingkat pendapatan masyarakat.
Perkembangan positif penanaman modal sampai tahun 2004 dapat dilihat dari perkiraan investasi di berbagai sektor lapangan usaha, baik yang berasal dari
Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN maupun Penanaman Modal Asing PMA, disamping sektor Pemerintah dan Rumah Tangga.
Investasi Dikota Medan pada tahun 2000 sebesar Rp. 2,7 Trilyun, tahun 2001 sebesar Rp. 3,3 Trilyun, tahun 2002 sebesar Rp. 3,0 Trilyun, tahun 2003
sebesar Rp. 4,0 Trilyun, tahun 2004 sebesar Rp. 4,4 Trilyun. Total perkiraan investasi yang masuk ke Kota Medan dari berbagai lapangan usaha selama tahun
Universitas Sumatera Utara
2000–2004 cendrung cukup masif. Lapangan usaha utama yang menjadi tujuan utama berinvestasi adalah sektor perdagangan, listrik, gas dan air, bangunan,
industri dan angkutan. Berbagai variabel penting yang cukup berpengaruh terhadap minat
berinvestasi di Kota Medan adalah kondisi keamanan dan ketertiban umum serta stabilitas politik, harga berbagai faktor produksi, suku bunga dan lain-lain.
Permasalahan utama yang timbul dalam bidang investasi adalah persepsi tentang lama dan panjangnya prosedur perijinan investasi kondisi ini tidak saja
berlaku di daerah, tetapi juga ditingkat nasional. Prosedur yang panjang dan berbelit tidak hanya mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, tetapi juga
menghilangkan peluang usaha yang seharusnya dapat dimanfaatkan, baik untuk kepentingan perusahaan maupun kepentingan daerah, seperti dalam bentuk
penciptaan lapangan kerja. Kurangnya promosi investasi penanaman modal baik dalam konteks
regional, nasional dan internasional, juga menjadi salah satu permasalahan dalam pengembangan investasi di Kota Medan.
Masalah lain yang timbul berkenan dalam iklim investasi ini adalah persepsi rendahnya kepastian hukum, juga tercermin dari banyaknya tumpang
tindih kebijakan antar pusat dan daerah dan antar sektor. Belum mantapnya pelaksanaan program desentralisasi mengakibatkan kesimpang siuran wewenang
antara pemerintah pusat dan daerah dalam kebijakan investasi. Disamping itu juga terdapat keragaman yang berasal dari kebijakan investasi antar daerah.
Kesemuanya ini mengakibatkan ketidak jelasan kebijakan investasi nasional, yang pada gilirannya akan menurunkan minat investasi. Disisi lain penerapan peraturan
Universitas Sumatera Utara
daerah PERDA lebih didorong oleh keinginan untuk menaikkan PAD secara berlebihan, yang dikuatirkan dapat merugikan pembangunan kota.
Kurang menggairahkan iklim investasi, juga disebabkan oleh keterbatasan daya saing produksi Supply Side dan kapasitas dari sistem dan jaringan
infrastruktur. Keterbatasan kapasitas infrastruktur, berpengaruh pada peningkatan biaya distribusi, yang pada gilirannya justru memperburuk daya saing produk-
produk yang dihasilkan. Sasaran yang ingin dicapai dari peningkatan investasi di kota medan
adalah terwujudnya iklim investasi yang sehat dengan reformasi kelembagaan ekonomi di berbagai tingkatan pemerintah, yang mampu mengurangi praktik
ekonomi tinggi. Sasaran khusus yang ingin di capai mencakup:Jumlah investasi rata-rata sebesar Rp. 10,95 Triliyun pertahun sampai tahun 2010 :
1 Terwujudnya kota medan sebagai tujuan investasi yang kondusif dan menguntungkan;
2 Terwujudnya pelayanan perizinan investasi yang baik, mudah, cepat dan transparan terhadap para investor , baik dari dalam negeri maupun luar
negeri; 3 Terwujudnya kepastian hukum, insentif berinvestasi serta system
pelayanan satu atap dibidang investasi di Kota Medan. Dalam rangka mewujudkan sasaran diatas, arah kebijakan bagi
menciptakan iklim investasi yang sehat sebagai berikut : 1 Mewujud kan citra Good Governance dalam bidang investasi dan
lingkungan bisnis;
Universitas Sumatera Utara
2 Memberikan pelayanan yang baik, mudah, sederhana, cepat dan transparan dalam perizinan investasi;
3 Membangun sitem informasi dan promosi investasi yang efektif, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi bersekala luas dalam upaya
menarik minat investor; 4 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama promosi investasi antarah
tingkatan pemerintah, antara pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat;
5 Mewujudkan iklim penanaman modal yang kondusif, khususnya melalui peningkatan penyediaan infrastruktur ekonomi yang meningkatkan
efisiensi berusaha bagi investor, disamping jaminan kepastian berusaha.
4.2. Hasil Evaluasi dan Interpretasi Data