Gambaran Umum Penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

4.1.1 Letak Kota Medan Secara Geografis

Secara umum ada 3 tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, 1 faktor geografis, 2 faktor demografis dan 3 faktor sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan-pilihan penanaman modal investasi. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 Universitas Sumatera Utara tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis. Secara administratif, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam SDA, Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Kota Medan ini telah Universitas Sumatera Utara mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

4.1.2. Keadaan Sosial Budaya

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis, dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai – nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi, dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besa r dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis. 4.1.3. Kondisi Demografi Kependudukan Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman plural adapt istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana Universitas Sumatera Utara tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan social ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian. Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak factor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Universitas Sumatera Utara Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun cultural. Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Tabel 4.1 Jumlah Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Di Kota Medan Tahun 2005 – 2011 Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Luas Wilayah KM² Kepadatan Penduduk JiwaKM² [1] [2] [3] [4] [5] 2005 2.036.185 1,50 265,10 7.681 2006 2.067.288 1,53 265,10 7.798 2011 2.083.156 0,77 265,10 7.858 Keterangan : Angka Sementara Pertengahan Tahun 2011 Sumber BPS Kota Medan, 2011 Melalui data tabel diatas diketahui, jumlah penduduk Kota Medan mengalami peningkatan dari 2,036 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 2,067 juta jiwa pada tahun 2006 dan 2,083 juta jiwa pada tahun 2011. Dari tahun ke tahun laju pertumbuhan mengalami peningkatan dari 1,50 persen pada tahun 2005 meningkta menjadi 1,53 persen pada tahun 2006, dan menurun kembali menjadi 0,77 persen pada tahun 2011. Universitas Sumatera Utara

4.1.4. Perkembanagan Ekonomi Kota Medan a. PDRB Menurut Sektoral

Dalam periode 2007-2011, kinerja ekonomi Kota Medan yang diukur dengan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 kinerja ekonomi Kota Medan hanya sebesar Rp 65.277.871,26 juta, meningkat menjadi Rp 72.630.208,14 juta pada tahun 2009, meningkat menjadi Rp 83.315.016,03 juta pada tahun 2010 dan menjadi Rp 93.610.757,40 juta pada tahun 2011 Secara riil, dengan mengeluarkan faktor inflasi, kinerja ekonomi Kota Medan yang diukur dengan besaran PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 mencapai Rp 38.576.234,25 juta pada tahun 2011, angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya 2010 yang hanya mencapai Rp 35.822.224,73 juta. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 PDRB Kota Medan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 milyar rupiah Angka perbaikan r Angka sementara Sumber BPS Kota Medan, 2011 Jika tahun 2000 sebagai tahun dasar dimana PDRB tahun 2000=100, maka bisa dilihat dengan mudah perkembangan PDRB dari tahun ke tahun baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Grafik di bawah memperlihatkan bahwa kecepatan pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dibanding PDRB atas dasar harga konstan, hal ini dikarenakan pada perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku masih dipengaruhi oleh perubahankenaikan harga yang terjadi setiap tahunnya sedangkan pada penghitungan PDRB atas dasar harga konstan pengaruh harga sudah dikeluarkan tidak diperhitungkan lagi. Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Konstan 2008 2009 2010 r 2011 r 2008 2009 2010 r 2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pertanian 1.837,81 2.023,06 2.225,32 2.340,77 735,25 765,95 771,33 792,91 2. Pertambangan dan Penggalian 2,89 2,98 2,95 2,91 0,56 0,57 0,55 0,55 3. Industri Pengolahan 10.420,82 10.860,53 12.475,53 13.464,88 4.514,29 4.591,60 4.792,16 4.960,37 4. Listrik, Gas dan Air Minum 1.142,92 1.244,80 1.415,44 1.579,11 442,54 464,92 497,66 519,21 5. Bangunan 6.233,09 1.244,80 8.149,94 9.830,52 3.463,84 3.748,68 4.005,47 4,308,77 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.917,47 6.927,19 22.423,01 24.263,41 8.134,82 8.824,16 9.584,51 10.449,37 7. Pengangkutan dan Komunikasi 12.456,64 19.502,96 15.786.83 17.804,02 6.287,38 6.866,78 7.346,13 7.914,57 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9.547,49 10.062,91 11.893,13 14.142,26 4.586,68 4.720,84 5.133,72 5.599,3 9. Jasa-Jasa 6.7118,76 7.750,09 8.933,95 10.182,88 2.155,11 3.446,55 3.690,69 4.302,12 PDRB 65.277,87 72.630,21 83.315,09 93.610,75 31.373,95 33.430,05 35.822,22 38.576,23 Universitas Sumatera Utara

b. Pertumbuhan Ekonomi