119
F. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui variabel bebas apa saja yang dapat menjadi prediktor terjadinya malaria. Analisis ini
menggunakan uji Regresi Logistik Ganda, pada tingkat kemaknaan 95. Variabel yang dijadikan kandidat dalam uji regresi logistik ini adalah variabel
dari hasil uji chi square dengan nilai p 0,05, yaitu kawat kasa, keberadaan genangan air sekitar rumah, pengetahuan, kebiasaan menggunakan kelambu,
dan kebiasaan minum obat sesuai aturan Hasil analisis multivariat dari 5 variabel independen yang dinilai berdasarkan
analisa bivariat sangat berpengaruh terhadap kejadian malaria yaitu kawat kasa OR : 9,445 ; 95 CI : 3,577 – 24,939, keberadaan genangan air sekitar rumah
OR: 10,895 ; 95 CI : 1,73 – 113,986, kebiasaan memakai kelambu OR 2,399; 95 CI: 1,042-5,520, kebiasaan minum obat sesuai aturan OR : 4,567 ; 95
CI : 1,916 – 10,888, dan pengetahuan OR:4,233; 95 CI: 1,574-11,366. Selengkapnya seperti tertera pada tabel berikut ini :
Tabel 4.45 Ringkasan Hasil Analisis Statistik Regresi Logistik Faktor- Faktor Risiko Terhadap Kejadian Malaria
di KabupatenAsmat Tahun 2008
No Faktor Risiko
Β OR 95 CI P
Adjusted 1
Pemasangan kawat kasa pada semua ventilasi
1,853 6,381 2,243-18,153 0,001 2 Keberadaan
genangan air
2,684 14,639 1,443-148,520 0,023 3
Kebiasaan minum obat sesuai aturan 1,338
23810 1,369-10,598
0,010 Konstanta -4,216
Keterangan : nilai p 0,05 dari hasil Uji Regresi Ganda
120 Apabila dimasukkan dalam rumus persamaan regresi logistic ganda, maka
diperoleh nilai
3 3
2 2
1 1
1 1
x x
x
e R
β β
β α
+ +
+ −
+ =
338 ,
1 684
, 2
853 ,
1 216
, 4
1 1
+ +
+ −
−
+ =
e R
R = 0.84 R = 84
Tingkat risiko seseorang untuk terkena malaria apabila orang tersebut tidak memasang kasa pada semua ventilasi rumah, terdapat genangan air disekitar
rumah, serta tidak minum obat malaria sesuai aturan saat sakit adalah sekitar 84.
121
BAB V PEMBAHASAN
A. Umum
Berdasarkan data-data kejadian malaria, sepanjang tahun 2004-2007, dan survey malariometrik yang dilakukan oleh Tim Magister Kesehatan Lingkungan
Undip pada awal tahun 2008, dapat dikatakan bahwa hampir semua daerah di Kabupaten Asmat adalah High Incidence Area HIA, AMI berkisar 200 permill.
Kasus kejadian malaria yang tinggi dan relatif menetap sepanjang tahun,
menjadikan Kabupaten Asmat sebagai daerah Stabel
69
. Dari keseluruhan penderita sebagian besar adalah usia sekolah dan produktif, bahkan sekitar 11
terjadi pada usia 0-11bln. Ini menandakan bahwa didaerah Kabupaten Asmat ada transmisi penularan baru, karena penularan secara transfusi dan
kongenitalbawaan sangat jarang terjadi. Hal ini diperkuat dengan adanya Plasmodium falciparum dominan sebesar 62 pada survei malariometrik.
Akibat dari malaria ini tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi bagi individu karena biaya pengobatan serta hilangnya kesempatan memperoleh
penghasilan karena sakit, tetapi dapat pula menurunkan kecerdasan anak-anak usia pra sekolah dan sekolah, karena menderita anemia serta menurunkan
pendapatan daerah di Kabupaten Asmat.