Faktor risiko memakai kelambu saat tidur Faktor risiko menggunakan obat anti nyamuk

112 Analisis bivariat hubungan antara keberadaan tumbuhan air di sekitar rumah dengan kejadian malaria didapat nilai p sebesar 0,534 atau p ≥ 0,05 maka secara statistik dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara keberadaan tumbuhan air di sekitar rumah dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan odds ratio OR diperoleh nilai sebesar 1,294 dengan 95 CI = 0,624 – 3,195

7. Faktor risiko memakai kelambu saat tidur

Tabel 4.37 Hubungan Antara Pemakaian Kelambu Saat Tidur Dengan Kejadian Malaria di Kabupaten Asmat Tahun 2008 Kejadian Malaria Kelambu Kasus Kontrol Total 26 16 42 Tidak 55,3 34,0 44,7 31 31 52 Ya 44,7 66,0 55,3 47 47 94 Total 100,0 100,0 100,0 Nilai p = 0,038 OR = 2,399 95 CI = 1,042 – 5,520 Analisis bivariat hubungan antara pemakaian kelambu saat tidur dengan kejadian malaria didapat nilai p sebesar 0,038 atau p ≤ 0,05 maka secara statistik dikatakan ada hubungan yang signifikan antara pemakaian kelambu saat tidur dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan odds ratio OR diperoleh nilai sebesar 2,399 dengan 95 CI= 1,042 – 5,520, menunjukkan bahwa orang yang tidak menggunakan kelambu saat tidur mempunyai risiko terkena penyakit malaria sebesar 2,399 kali lebih besar daripada orang yang menggunakan kelambu saat tidur. 113 Penggunaan kelambu merupakan upaya yang paling efektif mencegah digigit nyamuk pada saat tidur dibandingkan dengan upaya yang lain. Penggunaan kelambu lebih baik daripada penggunaan obat pengusir nyamuk yang memiliki beberapa resiko seperti; masuknya insektisida dalam tubuh melalui kulit atau saluran napas.

8. Faktor risiko menggunakan obat anti nyamuk

Tabel 4.38 Hubungan Antara Menggunakan obat nyamuk Dengan Kejadian Malaria Di Kabupaten Asmat Tahun 2008 Kejadian Malaria Obat Nyamuk Kasus Kontrol Total 17 18 35 Tidak 36,2 38,3 37,2 30 30 59 Ya 63,8 61,7 62,8 47 47 94 Total 100,0 100,0 100,0 Nilai p = 1,000 OR = 0,913 95 CI = 0,395 – 2,108 Analisis bivariat hubungan antara pemakaian obat anti nyamuk dengan kejadian malaria didapat nilai p sebesar 1,000 atau p ≥ 0,05 maka secara statistik dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan memakai obat nyamuk di rumah dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan odds ratio OR diperoleh nilai sebesar 0,913 dengan 95 CI= 0,395 – 2,108 Penggunaan obat pengusir nyamuk oleh masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi masyarakat. Masyarakat yang berpenghasilan rendah akan membelanjakan uangnya untuk keperluan hidup 114 yang lain daripada membeli obat nyamuk, apalagi masalah malaria sudah dianggap sebagai hal biasa bagi mereka.

9. Faktor risiko keluar rumah di malam hari