Pengujian Asumsi Klasik Metode Analisis Data

pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian Asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE Best Linear Unbiasedestimator yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya estándar error. Jika terdapat multikolinieritas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu uji asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik yang dilakukan peneliti meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisits. a.Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel Universitas Sumatera Utara independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut : - Jika Z hitung Kolmogorov Smirnov Z tabel 1,96, atau angka signifikan taraf signifikansi α 0,05 maka distribusi data dikatakan normal - Jika hitung Z Kolmogorov Smirnov tabel Z 1,96, atau angka signifikan taraf signifikansi α 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data titik pada normal P plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana : - Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. b. Uji Multikolinieritas Universitas Sumatera Utara Uji multikolineritas bertujuan untuk mengidentifikasikan ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya Ghozali, 2006: 91. Untuk menguji ada tidaknya multikolineritas, dapat dilakukan dengan cara : 1. nilai R 2 pada estimasi model regresi, 2. menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, 3. menggunakan variance inflation factor VIF dan nilai tolerance. Multiolinieritas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10. Pengujian multikolineritas data dalam penelitian ini menggunakan variance inflation factor VIF dan nilai tolerance. Model regresi linear berganda harus terbebas dari gejala multikolineritas agar dapat digunakan dalam penelitian. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Ghozali 2006: 95 menyatakan bahwa “ uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”. Universitas Sumatera Utara Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data times series. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson Dw, dengan kriteria jika nilai Durbin-Watson Dw ≤ 2 maka tidak terdapat gejala autokorelasi Supramono dan utami, 2004:82 d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedasitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2006: 105. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual untuk homokedastisitas, untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser, dimana data terbebas dari heteroskedastisitas bila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0.05. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Cara memprediksi pola gambar Scatterplot dalah dengan : 1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, 3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pada bergelombang melebar, Universitas Sumatera Utara 4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

2. Pengujian Hipotesis a. Model Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 79 86

Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Porsi Saham Publik, dan Ukuran Perusahaa terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 33 88

Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Dan Porsi Saham Publik Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 50 82

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Saham Publik, Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 25 123

Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan

0 25 149

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

ANALISIS PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 8 46

“PENGARUH ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2005-2008”.

0 3 116

PENGARUH BESARAN PERUSAHAAN, RASIO KEUANGAN, UMUR PERUSAHAAN, PORSI SAHAM, BASIS PERUSAHAAN DAN PENERBITAN SEKURITAS TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 12 159

UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK DAN KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 15