Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Populasi perusahaan ini adalah perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI. Industri perkebunan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan sektor industri lain, yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan transformasi biologis atas tanaman untuk menghasilkan produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut sedangkan perusahaan pertambangan dalam industri pertambangan umum terdapat empat kegiatan usaha pokok, yaitu: Eksplorasi Exploration, Pengembangan dan Konstruksi Development and Construction, Produksi Production, dan Pengolahan refinery. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regrsi berganda. analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian aumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitiaan ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, diperoleh 5 perusahaan perkebunan dan 9 perusahaan pertambangan dengan periode pengamatan selama periode 2007-2009, sehingga sampel pengamatan menjadi 14 x 3 tahun = 42 sampel. Proses pengambilan sampel telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Pengujian statistik deskriptif penting dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipótesis. Statistik diskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan Sugiyono, 2007 : 142. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan ICMD berupa data keuangan sampel perusahaan perkebunan dan pertambangan dari tahun 2007-2009. Variabel dari penelitian ini terdiri dari rasio keuangan leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan sebagai variabel independen dan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan perkebunan dan pertambangan selama tahun 2007-2009 disajikan dalam tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2011 Dari tabel diatas. dapat dilihat bahwa ada 42 unit analisis dari 14 perusahaan sampel yang diteliti dalam waktu 3 tahun 2007-2009 dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang minimum adalah 49.35 yang diperoleh PT Central Korporindo International Tbk.sedangkan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang maksimum diperoleh PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk sebesar 81.94. Rata-rata tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang menjadi target populasi adalah 64.346 Variabel leverage perusahaan diukur dengan membagi total utang dengan total equitynya. Hasil yang diperoleh menunjukkan leverage yang Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Leverage X1 42 .14 .78 .4231 .20068 Likuiditas X2 42 .78 8.10 2.4700 1.83795 Profitabilitas X3 42 -29.32 84.60 23.6702 21.73850 Porsi Saham Publik X4 42 4.79 82.13 35.4521 20.01012 Umur Perusahaan X5 42 5.00 19.00 12.1429 4.30298 KPLK Y 42 49.35 81.94 64.3460 8.46384 Valid N listwise 42 Universitas Sumatera Utara paling rendah minimum selama periode 2007-2009 adalah sebesar 0.14 diperoleh PT Central Korporindo international Tbk sedangkan nilai maksimum sebesar 0.78 diperoleh PT Citatah Industri Marmer Tbk. Nilai rata-rata leverage perusahaan yang diteliti adalah 0.4231. Pada variabel likuiditas, hasil yang didapat menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki rasio likuiditas paling rendah minimum periode tahun 2007-2009 adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai sebesar 0.78. Likuiditas yang paling tinggi maksimum adalah 8.10 kali diperoleh PT International Nickel Indo Tbk. Nilai rata-rata rasio likuiditas adalah sebesar 2.47. Pada variabel profitabilitas, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan memperoleh laba periode tahun 2007-2009 adalah sebesar 23.6702. Nilai profitabilitas maksimum sebesar 84.60 dimiliki oleh PT International Nickel Indo Tbk, sedangkan nilai minimum profitabilitas dimiliki PT Citatah Industri Marmer Tbk sebesar -29.32. Pada variabel porsi saham publik, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase porsi saham perusahaan yang dimiliki publik periode tahun 2002-2003 adalah sebesar 35.4521. Nilai porsi saham publik maksimum sebesar 82.13 dimiliki oleh PT Bumi Resources Tbk, sedangkan nilai minimum porsi saham publik dimiliki PT Sinar Mas Agro Resource Tbk sebesar 4.79. Universitas Sumatera Utara Variabel umur perusahaan yang diukur dengan mengurangi waktu sejak first issue di BEI sampai dengan tahun penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan yang paling tua periode tahun 2007-2009 adalah 19 tahun diperoleh oleh PT Bumi Resources Tbk dan umur perusahaan yang paling muda adalah 5 tahun diperoleh oleh PT Tambang Batu Bara Bukit Alam Tbk. Rata-rata umur perusahaan yang diteliti adalah 12.1429 tahun.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik parametik Kolmogorov-Smirnov K-S .Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut : - Jika Z hitung Kolmogorov Smirnov Z tabel 1,96, atau angka signifikan taraf signifikansi α 0,05 maka distribusi data dikatakan normal. - Jika hitung Z Kolmogorov Smirnov tabel Z 1,96, atau angka signifikan taraf signifikansi α 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Hasil pengolahan data menunjukkan besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.735 dan Nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0.652 atau di atas nilai signifikan 0.05 yang artinya variabel residual berdistribusi normal. Selain dengan analisi statistik, uji normalitas data jugadapat dilkukan dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan data yang diobservasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 42 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 6.77153052 Most Extreme Differences Absolute .113 Positive .103 Negative -.113 Kolmogorov-Smirnov Z .735 Asymp. Sig. 2-tailed .652 a. Test distribution is Normal. Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara gambar 4.1 grafik histrogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. Gambar 4.1 Histogram Sumber : output SPSS, diolah penulis. 2011 Metode lain adalah dengan melihat penyebaran data titik pada normal P Plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana: - Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Universitas Sumatera Utara - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Pada grafik Normal P-Plot gambar 4.2 terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, tetapi pola-pola titik masih berbentuk linear. Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier di antara variabel-variabel independen dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya, jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10 maka terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan dalam tabel 4.3 menunjukkan hasil perhitungan nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0.537, 0.606, 0.841, 0.701, 0.758 yang berarti tidak terjadi multikolineritas. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan nilai VIF kurang dari 10 sehingga tidak terjadi multikolineritas dalam model regresinya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Coefficients untuk Index = fLeverage, Likuiditas, Profitabilitas, Porsi Saham Publik, Umur Perusahaan

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari autokorelasi Ghozali, 2006:95. Coefficients a Model Unstandardi zed Coefficients Standardiz ed Coefficien ts T Sig. Collinearity Statistics B Std. Erro r Beta Toleran ce VIF 1Constant 48.89 1 5.71 6 8.55 4 .000 Leverage X1 9.052 7.67 6 .215 1.17 9 .246 .537 1.863 Likuiditas X3 -.357 .788 -.077 -.453 .653 .608 1.645 Profitabilitas X3 .052 .057 .134 .919 .364 .841 1.189 Porsi Saham Publik X4 .104 .067 .246 1.54 5 .131 .701 1.427 Umur Prsh X5 .625 .301 .318 2.07 3 .045 .758 1.320 a. Dependent Variable: KPLKY Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Uji Durbin-Watson Sumber :data diolah peneliti, 2011 Melalui hasil perhitungan Durbin-Watson Test untuk Y dihasilkan angka 1.160 sehingga tidak terapat gejala aotokorelasi, dengan menggunakan kriteria bahwa hasil Durbin-Watson Test ≤ 2. Maka dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians homoskedastisitas dari residual satu ke pengamatan yang lain. Pada suatu model regresi yang baik adalah yang berkondisi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Model Summary b Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .600 a .360 .271 7.22649 1.226 a. Predictors: Constant, UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1 b. Dependent Variable: KPLKY Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Scatterplot Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011 Pada gambar 4.3 Grafik scatterplot memperlihatkan bahwa tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas pada model regresi ini sebab tidak ada pola yang jelas pada titik-titiknya. Titik-titiknya juga menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, kondisi ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi

Setelah terpenuhinya normalitas dan lolos dari uji asumsi klasik atau tidak terkena multikolineritas, autokolineritas, dan heteroskedastisitas, maka akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pada penelitian ini hipotesis dikembangkan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 18. Universitas Sumatera Utara

a. Persamaan Regresi

Pengelolaan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Leverage X 1 , Likuiditas X 2 , Profitabilitas X 3 , Porsi Saham Publik X 4 , dan Umur Perusahaan X 5 , terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Y. Berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF 1 Constant 48.891 5.716 8.554 .000 LeverageX1 9.052 7.676 .215 1.179 .246 .537 1.863 LikuiditasX2 -.357 .788 -.077 -.453 .653 .608 1.645 ProfitabilitasX 3 .052 .057 .134 .919 .364 .841 1.189 PSPX4 .104 .067 .246 1.545 .131 .701 1.427 UmurX5 .625 .301 .318 2.073 .045 .758 1.320 a. Dependent Variable: KPLKY Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.5 dapat diperoleh persamaan sebagai berikut, Y= 48.891+ 9.052X 1 – 0.357X 2 + 0.052X 3 + 0.104X 4 + 0.625X 5 +e Keterangan : 1. Konstanta α sebesar 48.891menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 = 0 maka kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 48.891. 2. β 1 sebesar 9.052 menunjukkan bahwa setiap kenaikan leverage sebesar 1 maka akan di ikuti oleh kenaikan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 9.052 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X 2 , X 3 , X 4 , X 5 = 0, 3. β 2 sebesar -0.357 menunjukkan bahwa setiap kenaikkan likuiditas sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 0.357 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X 1 , X 3 , X 4 , X 5 = 0 4. β 3 sebesar 0.052 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on equity sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kelengkapan laporan keuangan sebesar 0.052 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X 1 , X 2 , X 4 , X 5 = 0 5. β 4 sebesar 0.104 menunjukkan bahwa setiap kenaikkan porsi saham public sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kelengkapan Universitas Sumatera Utara laporan keuangan sebesar 0.014 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X 1 , X 2 , X 3 , X 5 = 0 6. β 5 sebesar 0.625 menunjukkan bahwa setiap pertambahan umur perusahaan selama 1 tahun akan diikuti oleh kenaikkan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 0.625 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X 1 , X 2 , X 3 , X 4 = 0

b. Analisa Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen, maka digunakanlah koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam penelitian ini, nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah nilai adjusted R square. Nilai adjusted R square semakin menekati 1, maka variabel- variabel independennya memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Tabel berikut ini menyajikan nilai koefisien determinasi dari model penelitian. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dime nsion 1 .600 a .360 .271 7.22649 a.Predictors: Constant, UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1 b.Dependent Variable: KPLKY Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011 Dari Tabel 4.7 hasil uji regresi diperoleh nilai adjusted R square sebagai koefisien determinasi sebesar 0.271. Hasil ini berarti bahwa ada kontribusi sebesar 27.1 dari variabel independen leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan dalam memprediksi kelengkapan laporan keuangan perusahaan perkebunan dan perusahaan pertambangan yang menjadi target populasi. Sedangkan sisanya 72.9 100 - 27.1 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

c. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Uji F F test dan uji T T test. Universitas Sumatera Utara

1. Uji T Parsial

Pada penelitian ini hipótesis alternatif diuji dengan menggunakan uji–t t-test. Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah : H a : b i ≠0: ada pengaruh Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipótesis dua arah adalah : a. H a ditolak atau H diterima apabila −t tabel t hitung +t tabel pada α = 2.5 dan nilai probabilitas level of significant sebesar 0,05 b. H a diterima atau H ditolak apabila −t tabel t hitung +t tabel pada α = 2.5 dan nilai probabilitas level of significant sebesar 0,05 Berikut ini adalah hasil analisi regresi berganda menggunakan uji -t. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Uji T Uji Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 48.891 5.716 8.554 .000 LEVERAGEX1 9.052 7.676 .215 1.179 .246 LIKUIDITASX2 -.357 .788 -.077 -.453 .653 PROFITABILITAS X3 .052 .057 .134 .919 .364 PSPX4 .104 .067 .246 1.545 .131 UMURX5 .625 .301 .318 2.073 .045 a. Dependent Variable: KPLKY Sumber output diolah penulis 2011 Hasil uji t terhadap variabel leverage memperoleh nilai t hitung sebesar 1.179 dengan nilai signifikansi =0,246, sedangkan besarnya nilai t tabel pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t hitung t tabel yaitu 1.179 2.02809 dengan nilai signifikansi 0.246 taraf signifikansi α 0.05, maka H diterima. Artinya leverage secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan. Hasil uji t terhadap variabel likuiditas memperoleh nilai thitung sebesar -0.453 dengan nilai signifikansi =0,653, sedangkan besarnya nilai t hitung pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t hitung t tabel yaitu -0.453 -2.02809 karena daerah kritis tidak Universitas Sumatera Utara terpengaruh adanya nilai negatif dengan nilai signifikansi 0.246 taraf signifikansi α 0.05, maka H0 diterima. Artinya likuiditas secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan. Hasil uji t terhadap variabel profitabilitas memperoleh nilai t hitung sebesar 0.919 dengan nilai signifikansi =0,364, sedangkan besarnya nilai t tabel pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t hitung t tabel yaitu 0.919 2.02809 dengan nilai signifikansi 0.246 taraf signifikansi α 0.05, maka H0 diterima. Artinya profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan. Hasil uji t terhadap variabel porsi saham publik memperoleh nilai t hitung sebesar 1.545 dengan nilai signifikansi = 0.131, sedangkan besarnya nilai t tabel pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t hitung t tabel yaitu 1.545 2.02809 dengan nilai signifikansi 0.131 taraf signifikansi α 0.05, maka H0 diterima. Artinya porsi saham publik secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan. Hasil uji t terhadap variabel umur prusahaan memperoleh nilai t hitung sebesar 2.073 dengan nilai signifikansi = 0.045, sedangkan besarnya nilai t tabel pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t hitung t tabel yaitu 2.0732.02809 dengan nilai Universitas Sumatera Utara signifikansi 0.045 taraf signifikansi α 0.05, maka H0 ditolak. Artinya umur perusahaan secara statistik berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.

2. Uji F Simultan

Uji F digunakan untuk memprediksi pengaruh positif antara variabel independen yaitu leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Berdasarkan pengujian dengan SPSS diperoleh output ANOVA pada Tabel 4.8 berikut ini : Tabel 4.8 Uji F Uji ANOVA ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1057.104 5 211.421 4.048 .005 a Residual 1879.999 36 52.222 Total 2937.103 41 a. Predictors: Constant, UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.8 diatas diketahui nilai F hitung sebesar 4.048 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005. Sedangkan untuk mencari F tabel dengan jumlah sampel n = 42; jumlah variabel k = 6; taraf signifikansi α = 5; degree of freedom df 1 = k-1 = 5 dan df 2 = n-k = 42-6 = 36 diperoleh nilai F tabel sebesar 2.48 taraf signifikansi α = 5. Hasil uji ANOVA antara leverage X 1 , likuiditas X 2 , profitabilitas X 3 , porsi saham publik X 4 dan umur perusahaan X 5 terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Y diperoleh Fhitung 4.048 Ftabel 2.48. Hal ini mengindikasikan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen lever age, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang diteliti.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang paling minimum adalah 49.35, maksimal adalah 81.94, sedangkan rata-rara adalah 69.35. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua informasi wajib yang disyaratkan dalam peraturan Bapepam diungkapkan secara lengkap oleh perusahaan. Item-item yang paling sedikit diungkapkan oleh perusahaan baik perkebunan maupun pertambangan antara lain pada komponen neraca terdiri dari wesel tagih, investasi pada perusahaan asosiasi, investasi jangka panjang Universitas Sumatera Utara lain, wesel bayar, keuntungan tangguhan aktiva dijual dan disewaguna usaha kembali, hutang subordinasi, obligasi konversi, keuntungan kerugian belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual, selisih penilaian kembali aktiva tetap, opsi saham, dan modal saham diperoleh kembali. Sedangkan pada komponen laporan laba rugi terdiri dari pos luar biasa, dan laba rugi saham dilusian. Dan komponen pada laporan perubahan modal terdiri dari item satiap pendapatan kerugian beserta jumlahnya yang diakui secara langsung dalam ekuitas, dan rekonsiliasi antara nilai tercatat dalam masing-masing jenis modal ditempatkan terpisah setiap perubahan. Penyebab kurangnya pengungkapan item-item tersebut dikarenakan perusahaan belum mengklasifikasikan komponen laporan keuangannya sesuai dengan pedoman penyajian laporan keuangan yang telah ditetapkan oleh Bapepam, akan tetapi hal ini juga bukan sepenuhnya juga kesalahan perusahaan, sebab bisa jadi memang perusahaan tidak memiliki item-item tersebut atau mungkin transaksi-transaksi pada item-item tersebut memang kurang dilakukan oleh perusahaan sehingga tidak bisa diungkapkan. Berdasarkan hasil regresi berganda dengan menggunakan tingkat signifikansi α=5 menunjukkan hasil sebagai berikut : adjusted R square=0,271 F=4.048; signifikansi=0,005. Hasil ini memberikan dasar bagi penarikan simpulan bahwa Hipotesis nol Ho ditolak, artinya secara bersama- sama variabel dependen seperti leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Variabel independen faktor-faktor Universitas Sumatera Utara fundamental ternyata memberi kontribusi sebesar 27.1 dalam menjelaskan variasi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa hasil peneliti terdahulu yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara variabel independen faktor-faktor fundamental terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak Widiastuti 2004, Hertanti 2005, Irawan 2006, dan sofiana 2010. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa leverage X 1 tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, dimana nilai T hitung 1.179T tabel 2.02809 dengan nilai signifikan 0.246taraf signifikansi α0.05. Hasil ini tidak sesuai dengan yang telah diprediksikan sebelumnya yaitu bahwa rasio leverage mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini kemungkinan disebabkan bahwa informasi mengenai leverage perusahaan yang termuat dalam laporan keuangan tidak memberikan makna yang lebih bagi investor sehingga perusahaan merasa tidak terlalu perlu melakukan pengungkapan secara lengkap dalam laporan keuangan guna mempertahankan kepercayaan krediturnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Irawan 2006, dan Almilia dan Retrinasari 2007 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian Simanjuntak dan Widiastuti 2004, Hertanti 2005, sofiana 2010. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa likuiditas X 2 tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sebab T hitung -0.453T tabel -2.02809 dengan nilai signifikansi 0.246taraf Universitas Sumatera Utara signifikansi α0.05. Hal ini juga bertentangan dengan perkiraan awal bahwa likuiditas memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ketidakkonsistenan ini bisa disebabkan adanya perusahaan dengan tingkat likuiditas paling minimum yaitu 0.78 akan tetapi memiliki tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan diatas rata-rata yaitu 76.62 terdapat pada perusahaan Bumi Resource Tbk, sedangkan pada perusahaan Aneka Tambang Tbk dengan tingkat likuiditas maksimum 8.10 hanya memiliki tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 67.53. Artinya tinggi rendahnya tingkat likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Kondisi ini menyebabkan kerangka berfikir yang telah dibangun diawal menjadi tidak dapat diterapkan pada data dengan variabel tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Simanjuntak dan Widiastuti 2004, Hartanti 2005, Irawan 2006, dan sofiana 2010 namun bertentangan dengan Almilia dan Retrinasari 2007. Pada profitabilitas X 3 menunjukkan hasil bahwa variabel ini juga tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, terlihat dari T hitung 0.919T tabel 2.02809 Dengan nilai signifikan0.246taraf signifikasi α0.05. Hasil ini bertentangan dengan perkiraan awal bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Dengan kondisi seperti ini profitabilitas dapat menunjukkan ukuran kinerja manajemen. Rendahnya profitabilitas menunjukkan tidak efektifnya aktivitas yang dijalankan perusahaan sehingga Universitas Sumatera Utara perusahaan engggan mengungkapkan laporan keuangannya secara berlebih karena kekhawatiran akan kehilangan para investornya. Hal senada juga diungkapkan oleh Hertanti 2005, Tingginya profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Jika perusahaan mengungkapkan laporan keuangan secara berlebih maka perusahaan pesaing bisa lebih mudah mengetahui strategi yang dijalankan perusahaan sehingga dapat melemahkan posisi perusahaan dalam persaingan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hertanti 2005, dan Irawan 2006. Namun tidak konsisten dengan penelitian Sofiana 2010. Porsi saham publik X 4 juga menunjukkan bahwa variabel ini tidak memiliki hubungan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Yaitu T hitung 1.545T tabel 2.02809 dengan nilai signifikasi 0.131taraf signifikasi α 0.05. Artinya tinggi rendahnya porsi saham publik tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan olh Simanjuntak dan Widiastuti 2004, hertanti 2005, dan Irawan 2006 Secara Parsial variabel yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dari hasil penelitian ini hanyalah variabel umur perusahaan X 5 . Hasil ini konsisten dengan perkiraan awal bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yaitu T hitung 2.073T tabel 2.02809 dengan nilai signifikan 0.045tariff signifikasi α0.05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama umur suatu perusahaan semakin berpengalaman perusahaan Universitas Sumatera Utara tersebut dalam menyajikan laporan keuangan sehingga cenderung lebih lengkap. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Widiastuti 2004, dan Irawan 2006. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh rasio keuangan leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian yang digunakan adalah dari tahun 2007- 2009. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara simultan semua variabel independen leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sedangkan secara parsial hanya umur perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan selebihnya varibel independen lainnya baik itu leverage yang diproyeksikan melalui debt to asset ratio, likuiditas yang diproyeksikan melalui current ratio, profitabilitas melalui ROE, dan porsi saham publik tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 2. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa indeks kecukupan pengungkapan wajib adalah minimum 49.35 dan maksimum adalah 81.94 dengan rata-rata 69.35 . Hal ini menunjukkan bahwa belum semua informasi yang diminta dalam peraturan Bapepam diungkapkan oleh perusahaan. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 79 86

Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Porsi Saham Publik, dan Ukuran Perusahaa terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 33 88

Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Dan Porsi Saham Publik Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 50 82

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Saham Publik, Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 25 123

Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan

0 25 149

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

ANALISIS PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 8 46

“PENGARUH ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2005-2008”.

0 3 116

PENGARUH BESARAN PERUSAHAAN, RASIO KEUANGAN, UMUR PERUSAHAAN, PORSI SAHAM, BASIS PERUSAHAAN DAN PENERBITAN SEKURITAS TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 12 159

UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK DAN KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 15