BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Populasi perusahaan ini adalah perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI. Industri perkebunan memiliki
karakteristik khusus yang membedakannya dengan sektor industri lain, yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan transformasi
biologis atas tanaman untuk menghasilkan produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut sedangkan perusahaan pertambangan dalam
industri pertambangan umum terdapat empat kegiatan usaha pokok, yaitu: Eksplorasi Exploration, Pengembangan dan Konstruksi Development
and Construction, Produksi Production, dan Pengolahan refinery. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regrsi berganda. analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft excel,
selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian aumsi klasik dan regresi
berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitiaan ke
program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, diperoleh 5 perusahaan
perkebunan dan 9 perusahaan pertambangan dengan periode pengamatan selama periode 2007-2009, sehingga sampel pengamatan menjadi 14 x 3
tahun = 42 sampel. Proses pengambilan sampel telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Pengujian statistik deskriptif penting dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipótesis. Statistik diskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan
Sugiyono, 2007 : 142. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan ICMD
berupa data keuangan sampel perusahaan perkebunan dan pertambangan dari tahun 2007-2009.
Variabel dari penelitian ini terdiri dari rasio keuangan leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan
sebagai variabel independen dan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel
tersebut dari sampel perusahaan perkebunan dan pertambangan selama tahun 2007-2009 disajikan dalam tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2011 Dari tabel diatas. dapat dilihat bahwa ada 42 unit analisis dari 14
perusahaan sampel yang diteliti dalam waktu 3 tahun 2007-2009 dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang minimum
adalah 49.35 yang diperoleh PT Central Korporindo International Tbk.sedangkan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan yang maksimum diperoleh PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk sebesar 81.94. Rata-rata tingkat kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan perusahaan yang menjadi target populasi adalah 64.346 Variabel leverage perusahaan diukur dengan membagi total utang
dengan total equitynya. Hasil yang diperoleh menunjukkan leverage yang
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Leverage X1 42
.14 .78
.4231 .20068
Likuiditas X2 42
.78 8.10
2.4700 1.83795
Profitabilitas X3 42
-29.32 84.60
23.6702 21.73850 Porsi Saham Publik X4
42 4.79
82.13 35.4521 20.01012
Umur Perusahaan X5 42
5.00 19.00
12.1429 4.30298 KPLK Y
42 49.35
81.94 64.3460 8.46384
Valid N listwise 42
Universitas Sumatera Utara
paling rendah minimum selama periode 2007-2009 adalah sebesar 0.14 diperoleh PT Central Korporindo international Tbk sedangkan nilai
maksimum sebesar 0.78 diperoleh PT Citatah Industri Marmer Tbk. Nilai rata-rata leverage perusahaan yang diteliti adalah 0.4231.
Pada variabel likuiditas, hasil yang didapat menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki rasio likuiditas paling rendah minimum
periode tahun 2007-2009 adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai sebesar 0.78. Likuiditas yang paling tinggi maksimum adalah 8.10 kali
diperoleh PT International Nickel Indo Tbk. Nilai rata-rata rasio likuiditas adalah sebesar 2.47.
Pada variabel profitabilitas, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan memperoleh laba periode tahun
2007-2009 adalah sebesar 23.6702. Nilai profitabilitas maksimum sebesar 84.60 dimiliki oleh PT International Nickel Indo Tbk, sedangkan
nilai minimum profitabilitas dimiliki PT Citatah Industri Marmer Tbk sebesar -29.32.
Pada variabel porsi saham publik, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase porsi saham perusahaan
yang dimiliki publik periode tahun 2002-2003 adalah sebesar 35.4521. Nilai porsi saham publik maksimum sebesar 82.13 dimiliki oleh PT
Bumi Resources Tbk, sedangkan nilai minimum porsi saham publik dimiliki PT Sinar Mas Agro Resource Tbk sebesar 4.79.
Universitas Sumatera Utara
Variabel umur perusahaan yang diukur dengan mengurangi waktu sejak first issue di BEI sampai dengan tahun penelitian menunjukkan
bahwa umur perusahaan yang paling tua periode tahun 2007-2009 adalah 19 tahun diperoleh oleh PT Bumi Resources Tbk dan umur perusahaan
yang paling muda adalah 5 tahun diperoleh oleh PT Tambang Batu Bara Bukit Alam Tbk. Rata-rata umur perusahaan yang diteliti adalah 12.1429
tahun.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau
tidak normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik parametik Kolmogorov-Smirnov K-S .Distribusi data dapat
dilihat dengan membandingkan Z hitung
dengan Z tabel
dengan kriteria sebagai berikut :
- Jika Z hitung
Kolmogorov Smirnov Z tabel
1,96, atau angka signifikan taraf signifikansi
α 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.
- Jika hitung
Z Kolmogorov Smirnov
tabel Z
1,96, atau angka signifikan taraf signifikansi
α 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Hasil pengolahan data menunjukkan besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.735 dan Nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0.652 atau di atas
nilai signifikan 0.05 yang artinya variabel residual berdistribusi normal. Selain dengan analisi statistik, uji normalitas data jugadapat
dilkukan dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan data yang diobservasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Pada
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 42
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 6.77153052
Most Extreme Differences Absolute
.113 Positive
.103 Negative
-.113 Kolmogorov-Smirnov Z
.735 Asymp. Sig. 2-tailed
.652 a. Test distribution is Normal.
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Universitas Sumatera Utara
gambar 4.1 grafik histrogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri
atau ke kanan.
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : output SPSS, diolah penulis. 2011
Metode lain adalah dengan melihat penyebaran data titik pada normal P Plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana:
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
Universitas Sumatera Utara
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. Pada grafik Normal P-Plot gambar 4.2 terlihat titik yang mengikuti
data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus,
tetapi pola-pola titik masih berbentuk linear.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2011
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier di antara variabel-variabel independen dalam model
regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai
tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya, jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10 maka terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan dalam tabel 4.3 menunjukkan hasil perhitungan nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu
0.537, 0.606, 0.841, 0.701, 0.758 yang berarti tidak terjadi multikolineritas. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan nilai VIF
kurang dari 10 sehingga tidak terjadi multikolineritas dalam model regresinya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Coefficients untuk Index = fLeverage, Likuiditas,
Profitabilitas, Porsi Saham Publik, Umur Perusahaan
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari autokorelasi
Ghozali, 2006:95.
Coefficients
a
Model Unstandardi
zed Coefficients
Standardiz ed
Coefficien ts
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Erro r
Beta Toleran
ce VIF
1Constant 48.89
1 5.71
6 8.55
4 .000
Leverage X1 9.052 7.67
6 .215
1.17 9
.246 .537 1.863
Likuiditas X3 -.357 .788 -.077 -.453 .653 .608
1.645 Profitabilitas
X3 .052
.057 .134 .919 .364 .841
1.189 Porsi Saham
Publik X4 .104
.067 .246 1.54
5 .131 .701
1.427 Umur Prsh X5 .625
.301 .318 2.07
3 .045 .758
1.320 a.
Dependent Variable: KPLKY Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Uji Durbin-Watson
Sumber :data diolah peneliti, 2011
Melalui hasil perhitungan Durbin-Watson Test untuk Y dihasilkan angka 1.160 sehingga tidak terapat gejala aotokorelasi, dengan
menggunakan kriteria bahwa hasil Durbin-Watson Test ≤ 2. Maka
dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians homoskedastisitas dari
residual satu ke pengamatan yang lain. Pada suatu model regresi yang baik adalah yang berkondisi homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan nilai residualnya SRESID.
Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Model Summary
b
Mode l
R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.600
a
.360 .271
7.22649 1.226
a. Predictors: Constant, UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1
b. Dependent Variable: KPLKY
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011 Pada gambar 4.3 Grafik scatterplot memperlihatkan bahwa tidak
terdapat gangguan heteroskedastisitas pada model regresi ini sebab tidak ada pola yang jelas pada titik-titiknya. Titik-titiknya juga
menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, kondisi ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi
Setelah terpenuhinya normalitas dan lolos dari uji asumsi klasik atau tidak terkena multikolineritas, autokolineritas, dan heteroskedastisitas,
maka akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pada penelitian ini hipotesis dikembangkan dengan menggunakan metode analisis regresi
berganda. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 18.
Universitas Sumatera Utara
a. Persamaan Regresi
Pengelolaan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Leverage X
1
, Likuiditas X
2
, Profitabilitas X
3
, Porsi Saham Publik X
4
, dan Umur Perusahaan X
5
, terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Y. Berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolera
nce VIF
1 Constant
48.891 5.716
8.554 .000 LeverageX1
9.052 7.676
.215 1.179 .246
.537 1.863
LikuiditasX2 -.357 .788
-.077 -.453 .653
.608 1.645
ProfitabilitasX 3
.052 .057
.134 .919
.364 .841
1.189
PSPX4 .104
.067 .246
1.545 .131 .701
1.427 UmurX5
.625 .301
.318 2.073 .045
.758 1.320
a. Dependent Variable: KPLKY
Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2011
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diperoleh persamaan sebagai berikut, Y= 48.891+ 9.052X
1
– 0.357X
2
+ 0.052X
3
+ 0.104X
4
+ 0.625X
5
+e Keterangan :
1. Konstanta α sebesar 48.891menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel independen X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
= 0 maka kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 48.891.
2. β
1
sebesar 9.052 menunjukkan bahwa setiap kenaikan leverage sebesar 1 maka akan di ikuti oleh kenaikan kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan sebesar 9.052 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X
2
, X
3
, X
4
, X
5
= 0, 3.
β
2
sebesar -0.357 menunjukkan bahwa setiap kenaikkan likuiditas sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan sebesar 0.357 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X
1
, X
3
, X
4
, X
5
= 0 4.
β
3
sebesar 0.052 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on equity sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kelengkapan laporan
keuangan sebesar 0.052 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X
1
, X
2
, X
4
, X
5
= 0 5.
β
4
sebesar 0.104 menunjukkan bahwa setiap kenaikkan porsi saham public sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kelengkapan
Universitas Sumatera Utara
laporan keuangan sebesar 0.014 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X
1
, X
2
, X
3
, X
5
= 0 6.
β
5
sebesar 0.625 menunjukkan bahwa setiap pertambahan umur perusahaan selama 1 tahun akan diikuti oleh kenaikkan kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan sebesar 0.625 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap X
1
, X
2
, X
3
, X
4
= 0
b. Analisa Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen, maka digunakanlah koefisien determinasi.
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam penelitian ini,
nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah nilai adjusted R square. Nilai adjusted R square semakin menekati 1, maka variabel-
variabel independennya memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Tabel
berikut ini menyajikan nilai koefisien determinasi dari model penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate dime
nsion 1
.600
a
.360 .271
7.22649
a.Predictors: Constant, UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1
b.Dependent Variable: KPLKY Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Dari Tabel 4.7 hasil uji regresi diperoleh nilai adjusted R square sebagai koefisien determinasi sebesar 0.271. Hasil ini berarti bahwa
ada kontribusi sebesar 27.1 dari variabel independen leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan
dalam memprediksi kelengkapan laporan keuangan perusahaan perkebunan dan perusahaan pertambangan yang menjadi target
populasi. Sedangkan sisanya 72.9 100 - 27.1 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
c. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Uji F F test dan uji
T T test.
Universitas Sumatera Utara
1. Uji T Parsial
Pada penelitian ini hipótesis alternatif diuji dengan menggunakan uji–t t-test. Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen.
Hipotesis statistik yang diajukan adalah : H
a
: b
i
≠0: ada pengaruh
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipótesis dua arah adalah :
a. H
a
ditolak atau H diterima apabila
−t
tabel
t
hitung
+t
tabel
pada α = 2.5 dan nilai probabilitas level of significant sebesar 0,05
b. H
a
diterima atau H ditolak apabila
−t
tabel
t
hitung
+t
tabel
pada α = 2.5 dan nilai probabilitas level of significant sebesar 0,05
Berikut ini adalah hasil analisi regresi berganda menggunakan uji -t.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Uji T Uji Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta 1
Constant 48.891 5.716
8.554 .000
LEVERAGEX1 9.052
7.676 .215
1.179 .246
LIKUIDITASX2 -.357
.788 -.077
-.453 .653
PROFITABILITAS X3
.052 .057
.134 .919
.364 PSPX4
.104 .067
.246 1.545
.131 UMURX5
.625 .301
.318 2.073
.045 a. Dependent Variable: KPLKY
Sumber output diolah penulis 2011
Hasil uji t terhadap variabel leverage memperoleh nilai t
hitung
sebesar 1.179 dengan nilai signifikansi =0,246, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t
hitung
t
tabel
yaitu 1.179 2.02809 dengan nilai signifikansi 0.246 taraf signifikansi
α 0.05, maka H diterima. Artinya leverage secara
statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Hasil uji t terhadap variabel likuiditas memperoleh nilai thitung sebesar -0.453 dengan nilai signifikansi =0,653, sedangkan besarnya
nilai t
hitung
pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t
hitung
t
tabel
yaitu -0.453 -2.02809 karena daerah kritis tidak
Universitas Sumatera Utara
terpengaruh adanya nilai negatif dengan nilai signifikansi 0.246 taraf signifikansi α 0.05, maka H0 diterima. Artinya likuiditas secara
statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Hasil uji t terhadap variabel profitabilitas memperoleh nilai t
hitung
sebesar 0.919 dengan nilai signifikansi =0,364, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t
hitung
t
tabel
yaitu 0.919 2.02809 dengan nilai signifikansi 0.246 taraf signifikansi
α 0.05, maka H0 diterima. Artinya profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Hasil uji t terhadap variabel porsi saham publik memperoleh nilai t
hitung
sebesar 1.545 dengan nilai signifikansi = 0.131, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t
hitung
t
tabel
yaitu 1.545 2.02809 dengan nilai signifikansi 0.131 taraf signifikansi
α 0.05, maka H0 diterima. Artinya porsi saham publik secara statistik tidak berpengaruh signifikan
terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan. Hasil uji t terhadap variabel umur prusahaan memperoleh nilai t
hitung
sebesar 2.073 dengan nilai signifikansi = 0.045, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 2.5 adalah 2.02809. Dikarenakan t
hitung
t
tabel
yaitu 2.0732.02809 dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
signifikansi 0.045 taraf signifikansi α 0.05, maka H0 ditolak. Artinya
umur perusahaan secara statistik berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
2. Uji F Simultan
Uji F digunakan untuk memprediksi pengaruh positif antara variabel independen yaitu leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik
dan umur perusahaan secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Berdasarkan pengujian dengan SPSS diperoleh output ANOVA pada Tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8 Uji F Uji ANOVA
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression 1057.104
5 211.421
4.048 .005
a
Residual 1879.999
36 52.222
Total 2937.103
41 a. Predictors: Constant, UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4,
LEVERAGEX1
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.8 diatas diketahui nilai F
hitung
sebesar 4.048 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005. Sedangkan untuk mencari F
tabel
dengan jumlah sampel n = 42; jumlah variabel k = 6; taraf signifikansi
α = 5; degree of freedom df
1
= k-1 = 5 dan df
2
= n-k = 42-6 = 36 diperoleh nilai F
tabel
sebesar 2.48 taraf signifikansi
α = 5. Hasil uji ANOVA antara leverage X
1
, likuiditas X
2
, profitabilitas X
3
, porsi saham publik X
4
dan umur perusahaan X
5
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Y diperoleh Fhitung 4.048 Ftabel 2.48. Hal ini mengindikasikan bahwa
secara simultan atau bersama-sama variabel independen lever age, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan berpengaruh positif
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang diteliti.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang paling minimum adalah
49.35, maksimal adalah 81.94, sedangkan rata-rara adalah 69.35. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua informasi wajib yang disyaratkan dalam
peraturan Bapepam diungkapkan secara lengkap oleh perusahaan. Item-item yang paling sedikit diungkapkan oleh perusahaan baik
perkebunan maupun pertambangan antara lain pada komponen neraca terdiri dari wesel tagih, investasi pada perusahaan asosiasi, investasi jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
lain, wesel bayar, keuntungan tangguhan aktiva dijual dan disewaguna usaha kembali, hutang subordinasi, obligasi konversi, keuntungan kerugian belum
direalisasi dari efek tersedia untuk dijual, selisih penilaian kembali aktiva tetap, opsi saham, dan modal saham diperoleh kembali. Sedangkan pada
komponen laporan laba rugi terdiri dari pos luar biasa, dan laba rugi saham dilusian. Dan komponen pada laporan perubahan modal terdiri dari item satiap
pendapatan kerugian beserta jumlahnya yang diakui secara langsung dalam ekuitas, dan rekonsiliasi antara nilai tercatat dalam masing-masing jenis modal
ditempatkan terpisah setiap perubahan. Penyebab kurangnya pengungkapan item-item tersebut dikarenakan
perusahaan belum mengklasifikasikan komponen laporan keuangannya sesuai dengan pedoman penyajian laporan keuangan yang telah ditetapkan oleh
Bapepam, akan tetapi hal ini juga bukan sepenuhnya juga kesalahan perusahaan, sebab bisa jadi memang perusahaan tidak memiliki item-item
tersebut atau mungkin transaksi-transaksi pada item-item tersebut memang kurang dilakukan oleh perusahaan sehingga tidak bisa diungkapkan.
Berdasarkan hasil regresi berganda dengan menggunakan tingkat signifikansi α=5 menunjukkan hasil sebagai berikut : adjusted R
square=0,271 F=4.048; signifikansi=0,005. Hasil ini memberikan dasar bagi penarikan simpulan bahwa Hipotesis nol Ho ditolak, artinya secara bersama-
sama variabel dependen seperti leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan. Variabel independen faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
fundamental ternyata memberi kontribusi sebesar 27.1 dalam menjelaskan variasi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini
konsisten dengan beberapa hasil peneliti terdahulu yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara variabel independen faktor-faktor fundamental
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak Widiastuti 2004, Hertanti
2005, Irawan 2006, dan sofiana 2010. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa leverage X
1
tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, dimana
nilai T
hitung
1.179T
tabel
2.02809 dengan nilai signifikan 0.246taraf signifikansi
α0.05. Hasil ini tidak sesuai dengan yang telah diprediksikan sebelumnya yaitu bahwa rasio leverage mempunyai pengaruh positif terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini kemungkinan disebabkan bahwa informasi mengenai leverage perusahaan yang termuat
dalam laporan keuangan tidak memberikan makna yang lebih bagi investor sehingga perusahaan merasa tidak terlalu perlu melakukan pengungkapan
secara lengkap dalam laporan keuangan guna mempertahankan kepercayaan krediturnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Irawan
2006, dan Almilia dan Retrinasari 2007 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian Simanjuntak dan Widiastuti 2004, Hertanti 2005, sofiana 2010.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa likuiditas X
2
tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan,
sebab T
hitung
-0.453T
tabel
-2.02809 dengan nilai signifikansi 0.246taraf
Universitas Sumatera Utara
signifikansi α0.05. Hal ini juga bertentangan dengan perkiraan awal bahwa
likuiditas memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ketidakkonsistenan ini bisa disebabkan adanya perusahaan
dengan tingkat likuiditas paling minimum yaitu 0.78 akan tetapi memiliki tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan diatas rata-rata yaitu
76.62 terdapat pada perusahaan Bumi Resource Tbk, sedangkan pada perusahaan Aneka Tambang Tbk dengan tingkat likuiditas maksimum 8.10
hanya memiliki tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 67.53. Artinya tinggi rendahnya tingkat likuiditas tidak memiliki pengaruh
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Kondisi ini menyebabkan kerangka berfikir yang telah dibangun diawal menjadi tidak
dapat diterapkan pada data dengan variabel tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Simanjuntak dan Widiastuti 2004, Hartanti
2005, Irawan 2006, dan sofiana 2010 namun bertentangan dengan Almilia dan Retrinasari 2007.
Pada profitabilitas X
3
menunjukkan hasil bahwa variabel ini juga tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan, terlihat dari T
hitung
0.919T
tabel
2.02809 Dengan nilai signifikan0.246taraf signifikasi
α0.05. Hasil ini bertentangan dengan perkiraan awal bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan. Dengan kondisi seperti ini profitabilitas dapat menunjukkan ukuran kinerja manajemen. Rendahnya profitabilitas
menunjukkan tidak efektifnya aktivitas yang dijalankan perusahaan sehingga
Universitas Sumatera Utara
perusahaan engggan mengungkapkan laporan keuangannya secara berlebih karena kekhawatiran akan kehilangan para investornya. Hal senada juga
diungkapkan oleh Hertanti 2005, Tingginya profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Jika perusahaan
mengungkapkan laporan keuangan secara berlebih maka perusahaan pesaing bisa lebih mudah mengetahui strategi yang dijalankan perusahaan sehingga
dapat melemahkan posisi perusahaan dalam persaingan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hertanti 2005, dan Irawan 2006. Namun tidak
konsisten dengan penelitian Sofiana 2010. Porsi saham publik X
4
juga menunjukkan bahwa variabel ini tidak memiliki hubungan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan. Yaitu T
hitung
1.545T
tabel
2.02809 dengan nilai signifikasi 0.131taraf signifikasi
α 0.05. Artinya tinggi rendahnya porsi saham publik tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan olh Simanjuntak dan Widiastuti 2004, hertanti 2005, dan Irawan 2006
Secara Parsial variabel yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dari hasil penelitian
ini hanyalah variabel umur perusahaan X
5
. Hasil ini konsisten dengan perkiraan awal bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan yaitu T
hitung
2.073T
tabel
2.02809 dengan nilai signifikan 0.045tariff signifikasi
α0.05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama umur suatu perusahaan semakin berpengalaman perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut dalam menyajikan laporan keuangan sehingga cenderung lebih lengkap. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Simanjuntak dan Widiastuti 2004, dan Irawan 2006.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh rasio keuangan leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur
perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI dengan
periode penelitian yang digunakan adalah dari tahun 2007- 2009. Dari
hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa: 1.
Secara simultan semua variabel independen leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sedangkan secara parsial hanya umur perusahaan yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan selebihnya varibel independen lainnya baik itu leverage yang
diproyeksikan melalui debt to asset ratio, likuiditas yang diproyeksikan melalui current ratio, profitabilitas melalui ROE, dan porsi saham publik
tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 2.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa indeks kecukupan pengungkapan wajib adalah minimum 49.35 dan maksimum adalah 81.94 dengan
rata-rata 69.35 . Hal ini menunjukkan bahwa belum semua informasi yang diminta dalam peraturan Bapepam diungkapkan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara