perusahaan, maka penulis menetapkan judul “ PERENCANAAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PERSEDIAAN OBAT DENGAN METODE
ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA RUMAH SAKIT SITI HAJAR
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, perumusan masalah difokuskan pada perhitungan perencanaan persediaan berdasarkan EOQ terhadap
obat yang akan diteliti: “Bagaimanakah kebijakan yang dilakukan terhadap perencanaan dan pengawasan persediaan obat-obatan rumah sakit”
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Untuk mendapatkan gambaran tentang kebijakan proses perencanaan,
pengadaan, penerimaan, dan pengawasan persediaan obat 2. Untuk mengetahui penentuan persediaan obat-obatan pada rumah sakit
Manfaat penelitian ini adalah : Untuk penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan
yangberkaitan dengan materi perencanaan dan pengawasan persedian obat dengan metode economic order quantity EOQ.
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai acuan dan bahan pertimbangan
manajemen perusahaan. 2. Bagi pihak lain, Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis, khususnya yang berkaidengan perencanaan dan pengawasan persediaan obat dengan
metode economic order quantity.
D. Kerangka konseptual
Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan
Anggaran Kebutuhan Obat
Anggaran Biaya
-Economic Order Quantity
-Reorder Point
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetian Persediaan dan Jenis-Jenis persediaan
Pengertian persediaan
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang ataupun jasa selalu mempunyai persediaan. Peranan persedian
dalam perusahaan sangat penting dan menentukan dalam kegiatan perusahaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa
perusahaannya pada suatu saat tidak dapat memenuhi keinginan langganan yang memerlukan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai persediaan, pada bagian ini diberikan batasan ataupun kriteria mengenai pengertian persediaan.
Menurut PSAK IAI 2004:14.03
Persediaan adalah aktiva : a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b. Dalam proses bahan produksi dana atau dalam perjalanan ; atau c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut PSAK IAI 2004:14.03
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,misalnya, barang dagangan dibeli oleh pengecer untuk dijual
kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan
digunakan dalam proses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa seperti diuraikan dalam paragraf 15, dimana
pendekatan yang bersangkutan belum diakui oleh perusahaan.
Selanjutnya pengertian di atas hampir sama dengan dengan penjelasan pengertian persediaan yang dikemukakan oleh Smith dan Skousen 1996:326
sebagai berikut “Istilah persediaan menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan serta untuk
perusahaan manufaktur barang-barang yang sedang diproduksi atau akan dimasukkan ke dalam proses produksi”.
Menurut Kieso 2001:394 : “Inventory are assets items held for sale in the ordin ary course of business or goods that will be used or consumed in the
production of goods to be sold”. Persediaan merupakan salah satu unsur aktiva
yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali.
Sedangkan menurut Skousen, Stice 2004:659
kata persedian atau barang dagangan secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, baik berupa bahasa
usaha grosir maupun ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada pada saat kondisi siap untuk dijual. Kata bahan baku raw material,
barang dalam proses work in process, dan barang jadi finished goods, untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur.
Berikutnya Niswonger juga menambahkan dalam bukunya prinsip akuntansi 2000:359 mendefenisikan persediaan sebagai berikut :
Istilah persediaan digunakan untuk mengartikan :
1. “barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan, dan
2. bahan yang terdapat dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu”.
Dari berbagai defenisi persediaan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kata persediaan mewakili barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan. Ilmu akuntansi memberikan pengertian yang amat
luas mengenai persediaan yaitu segala sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai persediaan jika memenuhi kriteria sebagimana yang disebut diatas. Banyak barang
yang sebelumnya tidak biasa dianggap sebagai persediaan. Sifat barang yang sebelumnya tidak biasa dianggap sebagai persediaan. Sifat barang yang
diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervarisasi sesuai dengan aktivitas perusahaan dan dalam beberapa hal meliputi aktiva yang biasanya tidak dianggap
sebagi persediaan.
Jenis-Jenis Persediaan
Jenis, sifat, dan nilai persediaan tergantung pada jenis perusahannya. Untuk perusahaan industri, persediaan dapat dikelompokkan sebagi berikut :
1. Persediaan bahan baku dan bahan pembantu Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan
dalam proses produksi. Beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari sumber-sumber alam ataupun diperoleh dari perusahaan lain dan ini
merupakan produk akhir dari para pemasok. Walaupun demikian, istilah bahan baku dapat dibatasi yaitu barang-barang yang secara fisik
dimasukkan dalam proses produksi. Selain bahan baku, didalam meproduksi suatu produk juga digunakan bahan-bahan pembantu. Istilah
bahan pembantu pabrik factory supplies atau bahan pembantu produksi manufacturing supplies, kemudian dipergunakan untuk menyebut
bahan tambahan yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan dalam produk. Bahan
baku yang secara langsung digunakan dalam produksi barang-barang tertentu sering disebut bahan langsung, bahan pembantu pabrik disebut
bahan tidak langsung 2. Persediaan barang dalam proses
Barang-barang proses goods in process, disebut juga sebagai barang setengah jadi yaitu merupakan bahan baku yang telah mengalami proses
produksi tetapi masih memerlukan proses produksi selanjutnya sebelum siap menjadi barang jadi. Hal ini dapat terjadi karena beberapa keadaan
seperti karena waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi belum selesai, misalnya untuk pengolahan bahan baku menjadi barang jadi
diperlukan empat tahap proses produksi, tetapi pada akhir periode buku atau pada saat perhitungan harga pokok produksi ada bahan baku yang
masih memerlukan dua tahap proses produksi lagi. 3. Persediaan barang jadi
Barang selesai finished goods merupakan produk yang telah selesai di produksi dan telah siap untuk dijual available for sale. Barang jadi
merupakan konsentrasi atau terdiri dari beberapa unsur biaya yang sekaligus menjadi biaya dari persediaan tersebut. Pada saat produk ini
diselesaikan, biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi ditransfer dari dalam proses ke persediaan barang selesai. Persediaan ini
merupakan barang yang siap dijual secara bebas sesuai dengan tujuan operasi normal perusahaan yang ditujukan mencari laba.
Sedangkan berdasarkan fungsinya persediaan dapat dibedakan menjadi, antara lain:
1. Batch Stock atau Lot Size Inventory
Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barangbahan dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
dibutuhkan pada sat itu. Jadi dalam hal ini pembelian yang dilakukan untuk jumlah besar, sedang penggunaan dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan
karena pengadaan barang yang dilakuakan lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Keuntungan yang akan diperoleh potongan harga pada harga
pembelian, memperoleh efesiensi produksi karena adanya operasi yang lebih lama, dan adanya penghematan di dalam biaya angkutan.
2. Fluctuation Stock Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen,
apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan lebih dahulu. Jadi
apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan ini fluktuation stock dibutuhkan sangan besar pula untuk menjaga
kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut. 3. Anticipation Inventory
Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu
tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat.
B. Perencanaan dan Pengawasan Persediaan
1. Perencanaan Persediaan
Sistem perencanaan merupakan suatu cara bertindak yang ditetapkan terlebih dahulu. Proses berpikir ke depan untuk mengambil suatu keputusan
tentang cara bertindak setelah mempertimbangkan banyak kemungkinan alternatif yang ada. Perencanaan mengacu pada pembentukan program operasi yang
terperinci untuk semua fase operasi. Sistem perencanaan merupakan penetapan tujuan yang diinginkan dan pemanfaatan sumber-sumber daya guna mencapai
tujuan, kebikan utamanya adalah penentuan waktu dalam tahapan besar dan faktor-faktor lain yang ada kaitannya dengan rencana jangka panjang. Sistem
perencanaan yang efektif didasarkan pada analisis atas fakta-fakta yang dikumpulkan.
Defenisi perencanaan planning menurut Wilson dan Cambell 1996:6
adalah sebagai berikut : “perencanaan merupakan suatu proses yang kontinou untuk menetapkan kejadian dan kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.”
Dari defenisi di atas ada beberapa hal penting dalam suatu perencanaan yaitu:,
1. Melibatkan masa yang akan datang 2. Harus ada tindakan yang diambil sesuai dengan keadaan
3. Harus ada penilaian terhadap struktur organisasi dan tanggung jawab,wewenang dan keadaan yang dapat diminta pertanggungjawaban
atas terjadinya tindakan dalam suatu perusahaan tertentu.
Perencanaan juga suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan
memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan masa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut. Proses ini mencakup :
a penentuan tujuan perusahaan, b pengembangan kondidi lingkungan agar tujuan tersebut tercapai,
c pemilihan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, d penentuan langkah-langkah untuk menterjemahkan rencana menjadi
kegiatan yang sebenarnya, e melakukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang
terjadi. Masing-masing tingkat manajemen, fungsi perencanaan akan berbeda lingkup dan intensitasnya.
Manajemen puncak akan memikul tanggung jawab perencanaan yang lebih luas dibandingkan jenjang manajemen yang lebih rendah, namun setiap tingkat
menajemen harus mempunyai tanggung jawab yang jelas dan pasti. Sedangkan tujuan dari sistem perencanaan persediaan adalah:
1. Untuk mengetahui berapa besar kuantitas persediaan yang harus dipesan, sehingga persediaan yang ada tidak terlalu besar atau kecil.
2. Agar perusahaan dapat meminimumkan biaya-biaya persediaan. 3. Agar perusahaan dapat bekerja secara efesien.
Pada perusahaan jasa, sistem perencanaan persediaan yang baik akan dapat menjamin bahwa persediaan barang dagangan yang tersedia dapat
memenuhi pesanan yang diminta atau dipesan oleh pelanggan atau konsumen. Dalam penyusunan perencanaa barang dagangan diperlukan peramalan
forecasting terutama kepada hal-hal yang berpengaruh kepada perusahaan. Data yang diperlukan untuk penyusunan peramalan ini adalah merupakan semua data
yang mempunyai pengaruh terhadap produk dan penjualan produk perusahaan itu. Dalam sistem perencanaan persediaan ada dua unsur yang penting yaitu:
1. menentukan jumlah pesanan data pembelian yang paling ekonomis dimana biaya-biaya persediaan berapa pada titik paling rendah.
2. Menetukan saat pesanan atau pembelian dilakukan dimana hal ini perlu agar tidak terjadi kelebihan stock maupun kekuranga stock.
Berikutnya perencanaan persediaan ini akan disajikan dalam sebuah anggaran dengan satuan uang. Agus Ahyari mengemukakan dalam bukunya
efesiensi persediaan bahan 1999:35 tujuan dari anggaran bahan baku ini adalah sebagi berikut :
1. memperkirakan jumlah bahan baku 2. memperkirakan jumlah pembeliaan bahan baku yang diperlukan
3. sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang
diperlukan untuk membeli bahan baku 4. sebagai dasar penyusunan prodoct costing yakni memperkirakan
komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi
5. sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku
Beberapa sistem perencanaan persediaan adalah : 1. Budgetary Plan System Perencanaan melalui Anggaran
Anggaran bukan hanya berfungi sebagai alat perencanaan melainkan juga sebagai alat pengawasan. Anggaran persediaan untuk perusahaan dagang maupun
perusahaan industri dimulai dengan menetapkan berapa jumlah yang harus dijual yang dapat ditetapkan melalui suatu perkiraan atau estimasi dari pihak
manajemen. Metode ini menetapkan suatu anggaran untuk masing-masing jenis persediaan secara terpisah. Ini dapat dilakukan dengan mempelajari catatn
penjualan yang lalu dan program penjualan masing-masing jenis barang dan dengan menentukan kuantitas yang harus ada ditangan dalam masa anggaran
2. Economic Order Quantity System EOQ Perusahaan yang memerlukan persediaan untuk suatu periode bukan
berarti harus melakukan pemesanan sekaligus untuk mencapai biaya yang serendah mungkin karena perusahaan juga harus memperhatikan biaya
pemeliharaan dan penyimpanan persediaan tersebut. Untuk itu pimpinan suatu perusahaan harus mengetahui konsep Economic Order Quantity EOQ. Dimana
EOQ bertujuan untukm mengetahui berapa jumlah yang paling ekonomis dalam setiap kali pemesanan.
3. Inventory Turn Over System Analisa Perputan Persediaan Tingkat perputaran persediaan mempunyai efek langsung terhadap besar
kecilnya model yang diinvestasikan kedalam persediaan. Perputaran persediaan dagangan rat-rata harga jual.
4. Just In Time System JIT Sistem produksi JIT adalah keseluruhan sistem pengawasan persediaan dan
bahan-bahan dimana tidak ada bahan-bahan yang dibeli dan tidak ada produk dihasilkan sampai mereka dibutuhkan.
Pengawasan Persediaan
Seperti yang kita ketahui setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan hidup usahanya. Oleh sebab itu perusahaan
haruslah mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimum yang dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu
yang tepat serta dengan biaya yang seminimal mungkin, Sering terjadinya kehabisan bahan baku maupun stock barang dagang menyebabkan perusahaan
kehilangan kesempatan memperoleh laba. Oleh karena itu perlu adanya
pengawasan persediaan untuk mengantisipasi masalah tersebut. Rangakaian semua kegiatan produksi dan distribusi mulai dari pembelian bahan baku terus
melalui semua kegiatan operasi dalam pabrik sampai digudang barang jadi, dan dari gudang barang jadi ini terus ke tempat-tempat distribusi sampai akhirnya
pada konsumen yang terakhir. Menurut R.A. Supriyono 2000:257 pengertian dar i pengawasan persedian
bahan adalah:
Sebagai suatu fungsi terkoordinasi dalam organisasi yang terus- menerus disempurnakan untuk meletkkan pertanggungjawaban atas
pengelolaan bahan baku dan persediaan pada umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang menjamin adanya
dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.
Pengawasan adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efesien yang memungkinkan tujuan, rencana, kebijakan, standar yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan baik dan semaksimal mungkin. Kegiatan ini mencakup :
a menetapkan tujuan dan standar, b membandingkan kinerja yang diukur dengan tujuan dan standar yang
telah ditetapkan, dan c menekankan pencapaian sukses dan upaya untuk memperbaiki
kesalahan. Dari pengertian pengawasan persediaan diatas, dapat dilihat bahwa
pengawaqsan persediaan bahan tidak hanya meliputi pengawasan terhadap fisik bahan tersebut saja, tapi juga meliputi pengawasan akuntansi yakni menyangkut
semua prosedur, dokumen, dan catatan pengawasan bahan baku serta dapat dipercayanya catatan keuangan yang mendukung kebenaran nilai transaksi
tersebut. Sedangkan manfaat dari pengawasan persediaan berguna agar perencanaan
yang telah disusun dapat menjadi efektif atau dapat memperkecil hambatan dan memperkuat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. R.A.Supriyono
dalam bukunya perencanaan dqan pengendalian biaya serta pembuatan keputusan 2000:257 mengemukakan tujuan pengawasan bahan baku sebagai berikut :
1. menyediakan bahan baku yang diperlukan dengan cara efesien dan dapat menghindari terganggunya kegiatan perusahaan akibat
ketrlambatan datangnya bahan baku
2. menjamin persidaan yang cukup untuk melayani permintaan langganan yang bersifat mendesak
3. menyelenggarakan jumlah persediaan yang agak longgar untuk menghadapi kelangkaan penawaran bahan baku dipasar dala
jangka pendek
4. mengadakan penyimpanan bahan baku yang dapat menekan
biaya dan waktu pengelolaan bhan baku dan menjaga dari kemungkinan kebakaran, pencurian, penyelewengan , dan kerugian
lainnya
5. menjaga agar persediaan yang rusak, usang, dan kelebihan
yang tidak terpakai dapat ditekan serendah mungkin 6.
menentukan investasi dana yang tepat dalam persediaan bahan baku sesuai dengan kebutuhan operasi dan rencana
manajemen persediaan. Untuk mendapat mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang
optimum yang dapat memenuhi kebutuhan bahan-bahan dalam jumlah, mutu, dan pada waktu yang tepat serta jumlah biaya yang rendah seperti yang diharapkan
maka diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. terdapatnya gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat dan barangbahan yang tetap identifikasi bahan barang yang tertentu.
b. Sentralisasi dan tanggung jawab pada satu orang yang dapat
dipercaya terutama penjaga gudang. c. Suatu sistem pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahanbarang.
d. Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang
dipesan, yang dibagikan dikeluarkan dan yang tersedia didalam gudang. e. pengawasan mutlak atas pengeluaran bahanbarang. Dalam persediaan
secara langsung. f. Pemeriksaan fisik bahan barang yang ada.
g. Pencatatan untuk menggantikan barang-barang yang telah
dikeluarkan, barang-barang yang terlalu lama dalam gudang dan barang- barang yang sudah usang dan ketinggalan zaman.
h. Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin.
Agus Ahyari 1999:56 menambahkan cara melakukan pengawasan fisik
1. setelah bahan baku diterima, pada umunya segera dimasukkan ke dalam gudang atau fasilitas penyimpanan bahan bahan
2. penulisan identitas yang jelas bagi masing-masing gudang dan isinya untuk mencegah terjadinya kekeliruan atau pencampuran
bahn baku
3. pembungkusanpengepakan yang cukup baik agar tidak terjadi kerusakan selama masa tunggu
4. pengadaan bahan untuk mencegah terjadinya penungguan yang tidak merata
5. untuk bahan baku yang punya batas waktu penggunaan , maka batas waktu tersebut harus ditulis agar bahan tidak kadaluarsa
6. mengadakan pemeriksaan gudang atau perhitungan fisik stock opname secara berkala, misal sebulan sekali atau akhir periode.
Dari uraian diatas terlihat jelas dua fungsi utama manager ini penting yaitu merencanakan dan mengawasi operasi. Dalam dunia usaha , pemerintahan dan
sebahagian besar kegiatan organisasikelompok lainnya, sistem perencaanaan dan pengendalian juga disebut pengganggaran manajerial dipakai secara luas untuk
melaksanakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajerial. Perencanaan dan pengawasan persediaan menjadi sangat penting, mengingat
persediaan merupakan harta lancar terbesar pada neraca. Persediaan ini juga merupakan investasi penting yang membutuhkan perhatian yang besar dari
perusahaan dalam pengembangan teknik pengawasan persediaan yang cukup dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Persediaan merupakan harta yang sensitif
terhadap penurunan harga pasa, kadaluarsa, pencurian, pemborosan, kerusakan, dan kelebihan biaya akibat keputusan yang tidak tepat. Untuk mencegah
terjadinya tambahan biaya pada persediaan akibat hal-hal di atas, maka perusahaan harus menetapkan perencanaan dan pengawasan atas persediaan dan
sebahagian dari aktifitas tersebut terwujud dalam bnetuk anggaran.. Sementara penyusunan anggaran smempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Perencanaan terpadu Anggaran perusahaan digunakan sebagai alat merumuskan rencana
perusahaan untuk menjalankan pengendlian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, anggran merupakan suatu
alat manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun pengawasan
2. Pedoman pelanksanaan perusahaan Anggaran dapat memberikan modal yang berguna baik bagi manajemen
puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman
yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu,
penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam linhkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja
perusahaan dapat lebih baik. 3. Alat pengkoordinasiaan
Penganggran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karenanya sistem anggaran akan memungkinkan para manajer devidi untuk melihay hubungan antar bagian secara keseluruhan.
4. Alat pengawasan kerja Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi yang bisa
dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setipa aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar diperlukan pemahaman
yang realistis dan analisi yang seksama terhadap kegiatan yang dilakuakn oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh
pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. Hal ini mengingat satandart anggaran yang ditetapkan secara sembarangan
tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan
menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. Sebaliknya penetapan standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya tidak terkendalikan, menurunkan
laba dan semangat kerja. 5. Alat evaluasi perusahaan
Anggaran yang disusun baik menrapkan standar yang relevan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan
langkah-langkahyang ditempuh agar pekerjaan diselesaikan dengan baik,artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap
paling menguntungkan. Penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perludilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan
berharga bagi penyusunan anggaran selanjutnya.
C. Biaya-Biaya Persediaan
Biaya dapat didefinisikan sebagai nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat. Sedangkan beban expense adalah
arus keluar barang yang akan dibebankan atau ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan besarnya laba.
Menurut SAK 2004:70
“Bebanexpense adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal”.
Menurut Masiyah Kholmi Yunirasih 2004:15
“Biaya adalah pengurang pada aktiva netto sebagai akibat digunakan jasa-jasa ekonomi untuk merupakan penghasilan.”
Dari pengertian diata terdapat perbedaan antara beban dan biaya yaitu: 1. Apabila diliha dari manfaat jangka waktu maka biaya adalah
pengeluaran yang mempunyai jangka waktu lebih panjang, sedangkan biaya biasanya adalah pengeluaran yang manfaatnya diperoleh pada
periode berjalan. 2. Biaya adalah pengorbanan atau syarat untuk mendapatkan dan
menghasilkan sesuatu, sedangkan beban adalah pengeluaran yang diperlukan untuk mendukung proses mendapatkan atau menghasilkan
sesuatu.
Biaya-biaya persediaan merupakan keseluruhan pengorbanan yang terjadi untuk memperoleh persediaan sampai persediaan itu dapat dipakai untuk proses
produksi atau sampai sipa untuk dijual. Biaya-biaya persediaan ini tidak akan sama untuk setiap persediaan tergantung pada jenis persediaan, besarnya
perusahaan dan arus biaya pada perusahaan pabrikasi. Untuk perusahaan industri biaya persediaan lebih kompleks karena perusahaan industri melakukan
pengolahan bahan baku, sehingga dimasukkan biaya pengolahan, termasuk didalamnya biaya pengadaan bahan baku ditambah dengan biaya tenaga kerja dan
overhead serta carrying cost dari persediaan bahan baku. Biaya persediaan terdiri dari semua pengeluaran, baik langsung maupun
tidak langsung, yang barkaitan dengan perolehan penyiapan dan penempatan persediaan untuk dijual. Barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biayanya
meliputi biaya pemesanan, harga beli, ongkos angkut, biaya penerimaan, biaya penyimpanan dan seluruh biaya lainnya yang terjadi sampai barang siap dijual.
Dalam setiap pembuatan keputusan yang berhubungan dengan jumlah persediaan persediaan, terdapat biaya-biaya yang harus dipertimbangkan, antara
lain : 1.Biaya Pemesanan Ordering cost
Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan atas seluruh aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan upaya dalam memperoleh barang
yang dibutuhkan. Biaya ini bergantung pada frekwensi pemesanan. Makin tinggi frekwensi pemesannya, maka makin besar juga biaya
pemesannya, Biaya-biaya yang termasuk biaya pemesanan, antara lain: a. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengumpulkan informasi dalam
hubungannya untuk mengadakan pemesanan barang atau barang dagangan.
b. Biaya-biaya pengangkutan c. Biaya-biaya administrasi yang dikeluarkan dalam hubungannya
untuk memperoleh bahan atau barang dagangan. d. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penerimaan bahan
atau barang dagangan serta pemeriksaan atau pengontrolan sewaktu pengiriman bahan atau barang tiba.
2. Biaya penyimpanan carryng cost Yaitu biaya-biaya yang terjadi karena adanya penyimpanan barang
dalam jangka waktu tertentu di perusahaan. Biaya penyimpanan tergantung pada kuantitas barang yang dipesan, Biaya penyimpanan semakin besar,
apabila kuantitas barang yang semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya penyimpanan, antara lain:
a. Biaya fasilitas penyimpanan , termasuk penerangan, pemanas ataupun pendingan
b. Biaya modal, yaitu biaya alternatif pendapatan atas dana yang
diinvestasikan dalam persediaan. c.
Biaya keusangan d.
Biaya perhitungan fisik dan pelaporan e.
Biaya asuransi persediaan f.
Biaya pencurian dan kerusakan g.
Biaya pengamanan persedian Besarnya biaya penyimpanan tergantung pada nilai persediaan tersebut dan
untuk masing-masing perusahaan jumlah ini berbeda. Contoh biaya penyimpanan dan asumsi yang banyak digunakan perusahaan
di indonesia. Bagian-bagian biaya
penyimpanan Besar biaya
penyimpanan dalam
Asuransi 0.5
Pajak 0.5
Bunga Bank 6
Rusak 0,5
Keusangan 10
Perawatan 2,5
Transport 0,5
Sewa Gedung 0,5
Jumlah 25,5
3. Biaya kekurangan Yaitu biaya yang timbul bilamana persediaan tidak mencukupi akan adanya
permintaan. Dari keseluruhan biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan barang adalah yang paling sulit diperkirakan secara objektif
dalm praktek. Biaya yang termasuk biaya kekurangan barang, antara lain:
a. kehilangan penjualan b. terganggunya operasi
D. Economic Order Quantity EOQ