kenyataannya, harga per unit memang ada yang tidak konstan tapi sebagian besar konstan.. Dalam hal ini yang memenuhi standar adalah plasbumin, ciprofloxacin,
aserin g, dan alkohol. Biaya pemesanan relatif konstan karena rumah sakit memiliki supplier obat
yang tetap sehingga pola supplier itu sudah diketahui rumah sakit dengan baik.
1. Penentuan Pemesanan Persediaan Obat dengan Metode EOQ
Pada bagian ini akan dibahas mengenai perhitungan persediaan obat dengan metode EOQ yang dapat meminimalkan biaya persediaan nantinya untuk produk
ciprofloxacin dan alkohol A.Penentuan Pemesanan Persediaan Obat dengan Metode EOQ terhadap
obat Alkohol
Adapun perhitungan kuantitas pesanan ekonomis EOQ alkohol adalah : Jumlah penggunaan obat selam 1 tahun : 180 unit
Biaya pesan setiap kali pesan : Rp 1157,8 Biaya penyimpanan setiap tahunnya : Rp 3360
EOQ = H
SD 2
EOQ =
3360 180
8 ,
1157 2
x x
= 3360
416808
= 08
, 124
EOQ = 11,1
= 12 unit
Dalam 1 tahun = 12 180
= 15 kali pesan
TC =
DC + Q D
S +
2 q
H
TC =
14000 180x
+
12 8
, 1157
180x
+
2 3360
12x
TC =
2.520.000 + 20160 + 17367 TC
= Rp 2.557.527
2. Penentuan Titik Pemesanan ulang Reorder Point
Dilihat dari contoh masalah pada rumah sakit umum pusat siti hajar medan diatas, diketahui juga bahwa permintaan persediaan alcohol setiap penggunaanya
diasumsikan 2botol dan waktu tunggunya adalah 4 hari maka titik pemesanan ulangnya dapat ditentukan yaitu :
d = 2 unit L = 4 hari
Maka reorder point R = dL R = 3x4
Reorder point = 8unit,
Dari contoh diatas, kebutuhan alkohol peroperasinya adalah 2 botol dengan waktu tenggang = 4 hari secara konstan
Dari hasil perhitungan diata penulis akan mencoba menganalisa hasil perhitungannya, apakah total biaya persediaan tersebut merupakan biaya yang
paling rendah, dapat di cek, apabila setiap kali pesan jumlah alkohol yang dipesan diatas atau dibawah EOQ 12 unit.
TC1O =
14000 180x
+
10
8 ,
1157 180x
+
2
3360 10x
TC =
000 .
520 .
2 +
800 .
16 +
4 ,
840 .
20 TC
= Rp 2.557.640,4
TC15 =
14000 180 X
+
15 8
, 1157
180x
+
2 3360
15x
TC =
000 .
520 .
2 +
000 .
25 +
6 ,
13893 TC
= Rp 2.559.093,6
TC20 =
14000 180x
+
20 8
, 1157
180x
+
2 3360
20x
TC =
000 .
520 .
2 +
2 ,
420 .
10 +
600 .
33 TC
= Rp 2.564.020.2
Dari data diatas terlihat bahwa perhitungan pesanan persediaan obat dengan menggunakan metode Ecomic Order Quantity akan meminimalkan
pengeluaran biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan obat juga dapat digunakan seefien mungkin.
Misal dari contoh alkohol diatas, Total biaya pada pesanan 12 unit Rp 2.557.552 lebih kecil Rp113. 4 dari total biaya pada pesanan 10 unit dan lebih kecil dari
total biaya pada pesanan 15 unit sebesar Rp 1566,6. Artinya bahwa jumlah pesanan sebanyak 12unit dan dengan 15 kali pesanan
dalam 1 tahun akan meminimalkan biaya-biaya persediaan, dimana obat dipesan sesuai kebutuhan dengan meminimalkan kekurangan obat dan obat dipesan
denagn meminimalkan biaya persediaan yang mungkin terjadi. Untuk titik pemesanan ulang atau reorder point seperti pembahasan diatas
yaitu pada unit 10 artinya adalah pesanan persediaan obat akan dilakukan kembali ketika tingkat persediaan menurun hingga unit 10.
Apabila ditinjau kembali untuk proses perencanaan dan pengawasan obat yang diterapkan oleh RS Siti Hajar medan yaitu, penentuan jumlah pesanan obat
didasarkan oleh apabila persediaan obat akan habis atau berdasarkan kebutuhan pada waktu sebelumnya tanpa mempertimbangkan secara khusus jumlah biaya-
biaya persediaan yang akan terjadi untuk mendapatkan persediaan obat yang dapat memenuhi permintaan pasienkonsumen. Hal ini kemungkinan akan menimbulkan
masalah dalah operasi perusahaan, karena fluktuasi permintaan dan harga obat ini tidak selalu sama dari waktu ke waktu
Sebagai contoh pada bulan oktober Rumah Sakit Umum Siti Hajar memesan alkohol sebanyak 20 unit dengan total biaya Rp 2.564.020,2 sementara dengan
menggunakan perhitungan dengan metode EOQ obat di pesan 12 unit dengan total biaya Rp 2.557.527 sudah dapat memenuhi kebutuhan obat setiap waktunya
dan dapat meminimalkan kelebiban atau kekurangan obat juga mengefesienkan biaya pemesanan dan biaya peyimpanan yang akan terjadi.pemesanan dilakukan
pada jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil tapi permintaan terhadap obat tetap dapat dipenuhi. Pada pemesanan 20 unit terhadap obat,
permintaan pasienkonsumen terhadap obat dapat dipenuhi namun kemungkinan akan terjadi kelebihan obat pada susatu waktu dan akan berkibat pada kondisi
obat. Obat bisa kadaluarsa atau rusak karena terlalu lam disimpan digudang, investasi yang dikeluarkan terhadap obat juga besar,dan harga obat terkadang naik
turun sehinggan harga obat turun tentu adas resiko terhadap obat yang telah di beli dan kelebihan biaya yang terjadi bisa dialikasikan pada kebutuhan yang lain.
Artinya untuk meminimalkan segala resiko yang akan terjadi baik dari segi biaya pesanan obat dan biaya penyimpanan serta untuk kenyaman persediaan obat perlu
dilakukan perencaan persediaan obat yang benar-benar matang dan efesien paling tidak bisa meminimalkan resiko yang mungkin akan terjadi. Karena perencanaan
yang baik akan menghasilanm aktifitas yang sistematis dan manfaat yang lebih baik juga.
Diharapkan dengan perencaanaan persediaan obat dengan metode EOQ dapat meminimalkan dengan efesien total biaya persediaan yang merupakan
salah satu pertimbangan perusahaan dalam menyusun anggaran, sementara anggaran perusaan merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian
kegiatan dalam satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan tersebut dalam proyeksi laporan keuangan oleh karenanya pemesanan
persediaan obat dengan metode EOQ bisa jadi bahan pertimbangan dalam proses perencanaan dan pengawasan obat
Sementara pengawasan persediaan obat yang ada di rumah sakit siti hajar dilakukan dengan baik. Secara umum pengawasan fisik terhadap persediaan
dilakukan dengan cara a menyediakan ruang tertutup dan nyaman yang dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan persediaan, b memperkerjakan bebrapa
orang untuk menjaga gudang dan memberikan wewenang serta tangung jawab kepada satu orang yang dapat dipercaya , c pemeriksaan fisik terhadap
persediaan dilakukan secara langsung dan teratur. Apabila saldo perkiraan buku besar dan buku persediaan tidak cocok dengan
hasil perhitungan fisik, maka saldo perkiraan-perkiraan tersebut dikoreksi agar sesuai dengan jumlah fisik barang dalam gudang. Selisih persediaan yang ada
dicatat dalam bukti memorial dan bukti ini menjadi dasar untuk pencatatan dalam jurnal.
Sejauh ini Rumah Sakit Umum Siti Hajar melakukan aktifitas sehari-harinya tanpa ada kendala yang serius. Dalam Departemen akuntansi dan departemen
farmasi penyusuanan anggaran dilakukan sebagian besar berdasarkan sistem akuntansi di indonesia dan pedoman-pedoman khusus yang disusun oleh pihak
internal perusahaan yang saling kerjasama dalam pengumpulan informasi. Pedoman-Pedoman kerja disusun berdasarkan kebutuhan dan tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan sebelumnya, baik tujuan akan pencapaian laba dan mencapai kebutuhan sosial terhadap masyarakat.
BAB V KESIMPULAN dan SARAN