Pengotoran Makanan Makanan Rusak

Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2.2.3 Pengotoran Makanan

Food borne diseases pada umumnya disebabkan pengotoran yang terjadi terhadap makanan food Contamination baik melalui faktor-faktor yang terdapat di dalam makanan itu sendiri maupun yang berasal dari luar makanan. Faktor- faktor di luar lingkungan makanan yang dapat mengotori makanan antara lain adalah : 1. Debu 2. Kemasan atau alat-alat memproses maupun untuk mengkonsumsi makanan dalam keadaan yang kotor kurang bersih. 3. Makanan diolah di lingkungan yang kotor, ditampung di tempat yang kotor, serta penyimpanan yang tidak bersih. 4. Proses pengolahan tidak memenuhi ketentuan higiene sanitasi. 5. Mempergunakan peralatan yang kotor. 6. Penjamahan makanan food handler tidak sehat atau tidak bersih. 7. Terjadinya kesalahan dalam penjamahan makanan. Pengotoran makanan disebabkan faktor internal makanan itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi : 1. Pengotoran yang bersifat asli dari makanan antara lain seperti racun HCN dalam singkong dan kentang atau asam jengkol yang terdapat pada jengkol, dan 2. Pengotoran yang bukan asli dari makanan misalnya parasitcacing pita yang terdapat di dalam daging babi.

2.2.4 Makanan Rusak

Makanan dinyatakan mengalami kerusakan jika telah terjadi perubahan- perubahan yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya. Kerusakan makanan dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia, dan enzimitis. Berikut ini beberapa tanda- tanda kerusakan makanan : 1. Buah-buahan dan sayuran Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Kerusakan yang sering terjadi adalah karena benturan fisik, serangan serangga dan serangan mikroorganisme. Buah dan sayuran yang rusak terlihat busuk, berubah warna dan rasa, serta berlendir. 2. Daging dan Hasil olahannya Daging mudah busuk karena kandungan nutrisi dan kadar airnya tinggi. Kerusakan dapat dilihat dari perubahan warna pada daging, bau, dan berlendir. 3. Ikan dan Hasil olahannya Kerusakan pada ikan ditandai dengan terjadinya perubahan warna, bau, tekstur, dan terbentuknya lendir. Bakteri yang menyebabkan kerusakan ikan dipengaruhi oleh suhu penyimpanan ikan. 4. Susu dan Hasil olahannya Kerusakan pada susu ditandai dengan pembentukan gas, pengumpulan lendir, tengik, dan perubahan rasa. Penggumpalan dan pembentukan lendir pada susu disebabakan oleh bakteri dan juga terbentuknya asam pada susu. 5. Makanan kaleng Kerusakan makanan kaleng akibat bakteri menjadikan makanan berbau busuk dan berwarna hitam. Selain itu kerusakan makanan kaleng juga dapat terjadi akibat clostridium, dimana kaleng menjadi kembung karena pembentukan gas.

2.2.5 Keracunan Makanan