Wanprestasi dalam perjanjian Sistematika Penulisan

karena suatu keadaan atau kejadian yang terjadi setelah perjanjian itu dibuat yang berada di luar daya atau kemampuan debitur untuk dapat menghentikan, menghindari atau mengendalikan kejadian atau keadaan yang menyebabkan tidak mungkin dilaksanakannya kewajiban tersebut. Dengan demikian kejadian atau keadaan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur Pasal 1244 dan 1245 KUH Perdata. 28 Asas force majeur ini dikenal juga dengan istilah-istilah lain yaitu asas overmacht atau asas keadaan memaksa. 29 Menurut M.Yahya Harahap,”wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya”,

4. Wanprestasi dalam perjanjian

Wanprestasi adalah suatu keadaan dimana salah satu pihak tidak dapat melaksanakan prestasinya sesuai dengan apa yang telah dijanjikannya, karena kesalahannya dan ia telah diatur. 30 28 Overmacht adalah suatu keadaan memaksa yaitu suatu keadaan di luar kekuasaannya pihak debitur, yang menjadi dasar hukum untuk “memaafkan” kesalahan pihak debitur. Jadi suatu overmacht mengandung dua unsur yaitu keadaan diluar kekuasaannya pihak debitur dan bersifat memaksa dan keadaan yang tidak dapat diketahui pada waktu perjanjian dibuat, sehingga pihak debitur tidak memikul resikonya. Dengan demikian jika terbukti adanya keadaan Overmacht ini pihak debitur akan luput dari penghukuman untuk menanggung resiko suatu perjanjian. Dengan lain perkataan Overmacht merintangi pihak debitur untuk memenuhi prestasi, Djohari Santoso dan Achmad Ali, Hukum Perjanjian Indonesia, Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islm Indonesia Yogyakarta, 1989, hal. 63 29 Beberapa unsur yang harus dipenuhi, sehingga suatu keadaan digolongkan sebagai keadaan memaksa yaitu peristiwa itu terjadi di luar kehendak debitur, terjadinya peristiwa itu tidak disengaja, peristiwa itu tidak dapat dikendalikan dikuasai oleh debitur, peristiwa itu berkaitan dengan obyek danatau cara pemenuhan kontrakperjanjian, peristiwa itu menyebabkan debitur tidak dapat atau terhalang memenuhi kewajibannya, Janus Sidabalok, Pengantar Hukum Ekonomi, Bina Media Medan, 2000, hal. 96 30 Yahya Harahap, Op.cit, ha. 60 sedangkan Abdul Kadir Muhammad menyebutkan bahwa: dikatakan ada kelalaian apabila timbulnya kerugian bagi seseorang atau barang milik orang lain disebabkan karena kurang hati-hatinya memalukan suatu perbuatan atau mengurus sesuatu sebagaimana dikehendaki oleh hukum”. 31 Bentuk-bentuk wanprestasi dapat berupa: 32 a. Debitur sama sekali tidak memenuhi prestasi; b. Debitur terlambat memberikan prestasinya; c. Debitur keliru di dalam melaksanakan prestasinya; d. Debitur melaksanakan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukukan. Tentang tidak dipenuhinya kewajiban ingkar janji tersebut ada dua kemungkinan penyebabnya, yakni karena kesalahan baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian dan karena keadaan memaksa. Jika wanprestasi itu benar-benar menimbulkan kerugian maka pihak yang wanprestasi “wajib” mengganti kerugian yang timbul. Akan tetapi untuk itu harus ada hubungan “sebab-akibat” antara wanprestasi dengan kerugian. Sesuai dengan Pasal 1266 KUH Perdata bahwa tiap perjanjian timbal-balik selalu dianggap telah dianggap telah dibuat dengan syarat wanprestasi dari salah satu pihak akan berakibat pembatalan perjanjian, pembatalan mana yang harus diminta kepada hakim. Dalam hal wanprestasi atau kelalaian, apakah seseorang melakukan wanprestasi atau lalai, maka harus dibuktikan di muka hakim. Tidak mudah untuk menyatakan bahwa seseorang lalai atau alpa, karena seringkali tidak diperjanjikan 31 Abdul Kadir Muhammad,Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1980, hal. 212 32 R. Subekti, Aneka Perjanjian, Intermasa, Jakarta,1984, hal. 45 dengan tepat kapan suatu pihak diwajibkan melakukan suatu prestasi yang diwajibkan padanya.

5. Hapusnya perjanjian