D. Keaslian Penulisan
Pembahasan tentang perjanjian tukar-menukar tanah sebagai objek dalam penulisan skripsi sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru lagi. Akan tetapi
beberapa skripsi yang ada, pada umumnya hanya membahas tentang pelaksanaan perjanjian tukar-menukar tanah hak pakai yang salah satu pihak dalam perjanjian
adalah pemerintah. Sedangkan pada skripsi ini yang menjadi bahasan adalah perjanjian tukar-menukar tanah hak milik yang di haki oleh orang atau badan
hukum. Dan sepanjang pengamatan penulis pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pembahasan tentang perjanjian tukar-menukar tanah
hak milik yang bermasalah masih secara umum saja. Oleh karena itu keaslian penulisan skripsi ini terjamin adanya. Sehingga
bukan merupakan hasil ciplakan ataupun penggandaan hasil karya orang lain. Kalaupun dalam penulisan skripsi ini terdapat kutipan maupun pendapat orang
lain, hal tersebut semata-mata dilakukan untuk mendukung fakta-fakta dalam penulisan skripsi ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
“Perjanjian” adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang saling berjanji untuk melakukan sesuatu”.
5
5
Prof. R. Subekti,SH, Hukum Perjanjian, Penerbit Intermasa, Jakarta, 1985, hal. 1
Sedangkan menurut Pasal 1313 KUH Perdata:”Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih”.
Salah satu bentuk perjanjian yang terdapat dalam KUH Perdata adalah perjanjian tukar-menukar. Perjanjian tukar-menukar dalam Pasal 1541 KUH
Perdata disebutkan:”Tukar-menukar ialah suatu perjanjian, dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara
bertimbal balik, sebagai gantinya suatu barang lain”. Dalam pembuatan perjanjian tukar-menukar maka yang harus diperhatikan
adalah bagaimana perjanjian itu dibuat agar tidak menimbulkan masalah baik bagi para pihak dalam perjanjian itu sendiri maupun bagi pihak ketiga.
Objek dari perjanjian tukar-menukar adalah semua barang baik bergerak maupun tidak bergerak yang tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan, dan
ketertiban umum. Dengan demikian maka tanah hak milik dapatlah menjadi objek dalam perjanjian tukar-menukar. Hak milik atas tanah sesuai ketentuan Pasal 20
ayat 1 dan 2 UUPA yang berbunyi sebagai berikut: “Hak milik adalah Hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6. Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.”
F. Metode Penulisan