Sejarah Hubungan Buruh-Buruh Perkebunan

Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009

BAB III PENGATURAN KETENAGAKERJAAN

PADA SEKTOR PERKEBUNAN

A. Sejarah Hubungan Buruh-Buruh Perkebunan

Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor perkebunan, karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia. Perkembangan perkebunan pada satu sisi dianggap sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat Indonesia dengan ekonomi dunia, memberi keuntungan finansial yang besar, serta membuka kesempatan ekonomi baru, namun pada sisi yang lain perkembangan perkebunan juga dianggap sebagai kendala bagi diversifikasi ekonomi masyarakat yang lebih luas, sumber penindasan, serta salah satu faktor penting yang menimbulkan kemiskinan struktural. 65 Sejarah perkebunan di Nusantara, adalah sejarah kolonialisme itu sendiri. 66 Masuknya bangsa-bangsa asing tidak terlepas dari upaya mereka untuk menguasai dan memonopoli hasil kebun rakyat Nusantara. Bahkan, praktek perkebunan modern saat ini, tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada beberapa ratus tahun yang lalu. 67 Bahkan dalam konteks masa lalu ada yang berpendapat bahwa sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia merupakan sejarah perkebunan 65 Internet, www.google.com, Bambang Purwanto, Menelusuri Akar Ketimpangan Dan Kesempatan Baru. 66 Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, Sejarah Perkebunan Di Indonesia, Aditya Media, Yogyakarta, hlm 3. 67 Internet, op. cit. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 itu sendiri. 68 Sejarah perkebunan adalah sejarah kepedihan. Sejak awal kedatangan bangsa Barat yang mengidentifikasi diri sebagai pedagang sampai masa-masa ketika Barat identik dengan kekuasaan kolonial dan pemilik modal, perkebunan menjadi salah satu fakta atau variabel yang tidak bisa diabaikan untuk merekonstruksi dan menjelaskan realitas masa lalu yang ada. 69 Bangsa Indonesia dijajah karena komoditas perkebunan. Nilainya yang tinggi di masa lalu menyebabkan hampir semua bangsa tergiur untuk menguasainya. Sejarah mencatat bagaimana keuntungan besar diraih jaringan niaga Verenidge Oostindische Compagnie VOC. 70 Kemudian tanam paksa yang memberikan Belanda uang sekitar 830 juta gulden. 71 Agrarisch Wet 1870 merupakan cikal bakal perusahaan perkebunan besar yang roh dan jiwanya hingga sekarang masih hidup, sebagaimana dapat dilihat dalam struktur ekonomi dualistik. 72 Dalam struktur ini kehidupan perusahaan besar yang dicirikan oleh manajemen dan organisasi modern berdampingan dengan perkebunan rakyat yang dilaksanakan oleh para pekebun kecil yang sederhana dan tradisional. 73 68 Ibid., hlm 3. 69 Internet, www.google.com, Agus Pakpahan, Pendapat Tentang Undang-Undang Perkebunan Untuk Masa Depan. 70 Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, Sejarah Perkebunan Di Indonesia, Aditya Media, Yogyakarta, hlm 10. 71 Internet, http: www. unisosdem. org., Menurut Agus Pakpahan, Ketua Badan Eksekutif Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia, Kompas, Februari 2004 72 Mubyarto dkk, Tanah Dan Tenaga Verja Perkebunan, Aditya Media, Yogyakarta, hlm 37. 73 Internet, http: www. unisosdem. org., Menurut Agus Pakpahan, Ketua Badan Eksekutif Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia, Kompas, Februari 2004 Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 Sekitar 100 tahun setelah Agrarisch Wet 1870, yaitu tahun 1970-an, pemerintah mulai mengembangkan perkebunan besar badan usaha milik negara BUMN dengan menggunakan pinjaman luar negeri. Pola Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan PIR-BUN dikembangkan. 74 Peran pemerintah dalam mendorong perkebunan rakyat dapat dikatakan relatif kecil sebagaimana yang dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Adapun perbankan kurang bersahabat dengan petani, dan sering dikatakan bahwa petani itu tidak layak dapat kredit bank bankable. Namun, pada kenyataannya perkebunan rakyat merupakan tulang punggung penerimaan negara dan penyerapan tenaga kerja. Pada 1980-1990-an awal perusahaan besar swasta mulai masuk perkebunan, didukung oleh Program Perkebunan Besar Swasta Nasional PBSN. 75 74 Mubyarto dkk, op. cit., hlm 67. 75 Internet, http: www. unisosdem. org., Menurut Agus Pakpahan, Ketua Badan Eksekutif Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia, Kompas, Februari 2004 Pelajaran utama dari pola pengembangan perkebunan yang masih mengandung nilai sejarah lama kita rasakan setelah krisis ekonomi terjadi hingga sekarang. Perkebunan bukan menjadi tempat kebanggaan, kebersatuan, kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan di antara kita semua. Namun, perkebunan menjadi ajang konflik sosial yang merugikan semua pihak. Inilah salah satu tantangan kita dalam merumuskan Undang-undang Perkebunan UUP. Kita tidak boleh mendaur ulang sejarah yang memilukan bangsa kita. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009

B. Pengaturan Buruh Tenaga Kerja Perkebunan