Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
Sedangkan pengertian perjanjian kerja laut menurut G. Kartasapoetra dalam bukunya yang berjudul Hukum Perburuhan di Indonesia
Berlandaskan Pancasila yaitu:
56
E. Perlindungan Tenaga Kerja Menurut Undang-undang Ketenagakerjaan
“Perjanjian kerja laut adalah perjanjian yang diselenggarakan antara seorang pengusaha angkutan kapal disatu pihak dan seorang tenaga
kerja dipihak lain, di mana yang terakhir ini mengikatkan diri untuk bekerja pada pengusaha angkutan kapal, sebagai Nahkoda atau
pelaut dengan menerima upah”.
1. Dasar Hukum Perlindungan Tenaga Kerja
Sejak awal tahun 1980, orde baru mulai memacu Industrialisasi Orientasi Eksport IOE, yang kemudian disusul dengan merosot tajamnya
harga minyak dan gas bumi di pasaran Indonesia yang mengakibatkan munculnya berbagai masalah, misalnya dalam hal pemberian upah serta
pemberian perlindungan hukum terhadap tenaga kerja yang mulai terasa tidak sesuai lagi dengan seharusnya.
Sering didengar himbauan- himbauan dari banyak pihak agar upah tidak hanya dipandang sebagai faktor produksi dan agar hubungan perburuhan
hendaknya memperlihatkan miniature yang lebih manusiawi, terlebih- lebih mengenai perlindungan hukum terhadap tenaga kerja, namun sejalan dengan
hal itu kita dapat melihat kasus- kasus yang mengundang keprihatinan
56
G. Kartasapoetra dkk, Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila, Bina Aksara, Jakarta, 1988, Cet II, hlm 406-407.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
terhadap kaum pekerja. Contohnya dalah dimutasikannya seorang tenaga kerja tanpa melalui prosedur pemeriksaan terlebih dahulu karena suatu peristiwa
hilangnya sejumlah uang yang nilai nominalnya cukup besar di dalam brankas kantor dimana tenaga kerja itu bekerja. Kenyataan di atas dapat dijadikan
sebagai bahan acuan mengenai bagaimana sebenarnya kondisi perburuhan di negara kesatuan ini. Artinya, masih banyak lagi masalah- masalah yang telah
dan mungkin masih dialami tenaga kerja yang sama sekali belum terungkap. Berhubungan dengan persoalan- persoalan yang telah dikemukakan di
atas, muncullah undang-undang untuk memberi keadilan sosial bagi tenaga kerja, untuk menciptakan daya kerja yang tinggi, efisien serta tepat guna, baik
itu pihak pemerintah maupun swasta sudah seharusnya memberikan semacam motivasi atau ransangan- ransangan kepada tenaga kerja seperti gaji yang
sesuai, bonus- bonus ataupun tunjangan-tunjangan lain. Mengacu pada Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN dan
rancangan Pembangunan Bidang Ketenagakerjaan, maka pemerintah telah melaksanakan program pembinaan dan perlindungan tenaga kerja, antara lain:
a. Bidang Pengupahan, mencakup dua bagian yaitu :
1. Mengusahakan agar upah terendah yang dibayarkan kepada tenaga
kerja, menuju ke arah memenuhi kebutuhan pokok minimum pada berbagai jabatan dan sektor ;
2. Sebagai bagian dari usaha pemerataan hasil pembangunan,
mengusahakan agar perbedaan upah diantara berbagai jabatan dan sektor agar tidak berlebihan.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
b. Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, antara lain :
1. Melaksanakan pengawasan yang lebih efektif tentang pelaksanaan
norma kesehatan serta keselamatan kerja di perkebunan- perkebunan; 2.
Semua perundang-undangan dan peraturan ketenagakerjaan yang sudah tidak sesuai lagi akan diadakan penyempurnaan-
penyempurnaan, misalnya mengenai kecelakaan, peraturan mengenai pendaftaran serikat pekerja buruh dan sebagainya.
c. Bidang Kelembagaan, yaitu serikat pekerja di Indonesia yang sejak awal
PELITA II telah berhasil menyatukan diri ke dalam satu masalah untuk menciptakan program kegiatan yang mendorong peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja. Dalam kaitannya dengan masalah ini, perlu ditinjau kembali untuk
perbaikan aspek kelembagaan yang menyangkut hubungan kerja akan dilaksanakan terus sehingga mendekati penyempurnaan yang dapat membawa
keadilan, kesehatan dan keselamatan bagi semua pihak, untuk itulah perlu dipahami secara mendalam tentang hakekat makna perlindungan bagi tenaga
kerja sehingga persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tenaga kerja tidak muncul lagi ke permukaan.
2. Maksud dan Tujuan Perlindungan Tenaga Kerja
Pada hekekatnya maksud dan tujuan dari perlindungan tenaga kerja adalah bermaksud untuk melindungi kepentingan para buruh atau tenaga kerja
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
agar mereka dapat mencapai kesejahteraan serta mendapatkan rasa aman sewaktu menjalankan pekerjaannya.
Perlindungan terhadap tenaga kerja harus dijalankan setiap perusahaan. Karena para pekerja adalah tulang punggung perusahaan. Tanpa adanya
pekerja, tidak akan mungkin perusahaan itu bisa jalan dan berpartisipasi dalam pembangunan.
57
Menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan, pemerintah dan masyarakat, maka perlu dilakukan pemikiran agar pekerja
dapat menjaga keselamatan dalam menjalankan pekerjaannya. Demikian pula perlu diusahakan ketenangan dan kesehatan pekerja agar apa yang
dihadapinya dalam pekerjaan dapat diperhatikan semaksimal mungkin, sehingga kewaspadaan dalam menjalankan pekerjaan itu tetap terjamin.
Pemikiran-pemikiran itu merupakan program perlindungan kerja, yang dalam praktek sehari-hari berguna untuk dapat mempertahankan produktivitas dan
kestabilitasan perusahaan.
58
Maksud perlindungan tenaga kerja disini adalah perlindungan bagi buruh dengan jalan memberikan santunan, maupun dengan jalan meningkatkan
pengakuan hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi, melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja tersebut.
59
Perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk menghindarkan buruh dari tindakan sewenang- wenang yang bisa saja dilakukan oleh majikannya serta
untuk memberikan perlindungan kepada pihak buruh baik terhadap pihak
57
Lalu Husni, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo, Jakarta, 1996, hlm 95.
58
Ibid., hlm 96.
59
Ibid., hlm 96.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
majikan maupun terhadap tempat dimana buruh bekerja serta terhadap alat- alat kerjanya.
60
Secara garis besar perlindungan tenaga kerja ini secara umumnya akan mencakup :
61
1. Norma Keselamatan Kerja; yang meliputi keselamatan kerja yang
bertalian dengan mesin pesawat, alat-alat kerja bahan dan proses pengerjaannya, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara- cara
melakukan pekerjaan. 2.
Norma Keselamatan Kerja dan Heigiene Kesehatan Kerja Perusahaan ; yang meliputi pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja,
dilakukan dengan mengatur pemberian obat-obatan, perawatan tenaga kerja yang sakit.
3. Norma Kerja ; yang meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja yang
bertalian dengan waktu bekerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut agama keyakinan masing-masing
yang diakui oleh pemerintah, kewajiban sosial kemasyarakatan dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang menjamin
daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral.
4. Tenaga Kerja yang mendapat kecelakaan dan atau menderita penyakit
kuman akibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan dan rehabilitas
60
P. Nainggolan, Hukum Perburuhan, Fakultas Hukum USU Medan, Januari, 1989, hlm 88.
61
G.Kartasapoetra dan Rience Indraningsih, Pokok-Pokok Hukum Perburuhan, Armiro
Bandung, Cet I, 1982, hlm 43-44.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
akibat kecelakaan dan atau penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapat ganti kerugian.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Iman Soepomo membagi perlindungan pekerjaan ini menjadi 3 tiga macam :
62
1. Perlindungan Ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan
dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang cukup memenuhi keperluan sehari-hari baginya beserta keluarganya,
termasuk dalam hal pekerja tersebut tidak mampu bekerja karena sesuatu di luar.
2. Perlindungan Sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan
usaha kemasyarakatan, yang tujuannya memungkinkan pekerja itu mengecam dan memperkembangkan perikehidupannya sebagai manusia
pada umumnya, dan sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga ; atau yang biasa disebut ; kesehatan kerja.
3. Perlindungan Teknis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan
dengan usaha-usaha untuk menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh pesawat-pesawat atau alat kerja lainnya atau oleh
bahan yang diolah atau dikerjakan perusahaan. Di dalam pembicaraan selanjutnya, perlindungan jenis ini disebut dengan keselamatan kerja.
Dengan demikian, mengingat pentingnya suatu perlindungan bagi tenaga kerja, serta mengingat sedemikian besarnya peranan tenaga kerja dalam
pembangunan serta dalam mewajarkan produktivitas di perusahaan, sehingga
62
Lalu Husni, op. cit., hlm 76.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
sudah sewajarnya apabila kepada para tenaga kerja diberikan perlindungan penuh pemeliharaan dan pengembangan terhadap kesejahteraan.
3. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
Membicarakan tentang hak dan kewajiban tenaga kerja sudah pasti tidak terlepas dari hak dan kewajiban dari perkebunanpengusaha itu sendiri. Hal ini
disebabkan karena hak tenaga kerja adalah merupakan kewajiban pengusaha perkebunan, sedangkan kewajiban tenaga kerja merupakan hak dari pengusaha
perkebunan.
63
a. Berhak atas upah,
Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan disebutkan satu persatu hak-hak dan kewajiban-kewajiban tenaga kerja yang dihubungkan dengan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban perkebunanpengusaha. Hak dari Tenaga Kerja
b. Berhak atas pekerjaan,
c. Berhak atas perlindungan,
d. Berhak atas fasilitas- fasilitas yang dijanjikan.
Kewajiban dari Tenaga Kerja a.
Melakukan pekerjaan dengan baik, b.
Mengikuti perintah atasan . Sedangkan hak dari perkebunanpengusaha
a. Berhak atas hasil pekerjaan,
b. Berhak untuk mengatur memerintah tenaga kerja.
63
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, Cet VIII, 1979, hlm 29-30.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
Kewajiban dari perkebunanpengusaha
64
a. Membayar upah tenaga kerja,
b. Menyediakan memberi pekerjaan,
c. Memberi perlindungan.
64
Lalu Husni, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm 85.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
BAB III PENGATURAN KETENAGAKERJAAN