Penyelesaian Sengketa Ketenagakerjaan di Perkebunan PTPN II

Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 a. Memberikan data yang jelas saat didaftarkan menjadi peserta JAMSOSTEK. b. Bagi tenaga kerja yang sudah menjadi peserta JAMSOSTEK, bila pindah pekerjaan harus melaporkan nomor pesertanya kepada perusahaan yang baru.

C. Penyelesaian Sengketa Ketenagakerjaan di Perkebunan PTPN II

Sebelum kita membahas tentang cara penyelesaian sengketa ketenagakerjaan yang ada di Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa ada sebaiknya kita melihat apa-apa saja yang menjadi perselisihansengketa yang ada di Perkebunan Nusanatara II Tanjung Morawa tersebut. Perselisihansengketa yang sering kali terjadi di Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa adalah sebagai berikut: 139 1. Mangkir 5 lima hari berturut- turut. 2. Mangkir tidak berturut- turut. 3. Pemberhentian untuk sementara waktu skorsing. 4. Perusahaan dapat memutuskan Hubungan Kerja terhadap pekerja dengan alasan karyawan melakukan kesalahan berat. 5. Biaya kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja PHK. 6. Ketentuan lain. Mengenai cara penyelesaian terhadap 5 lima hal diatas, dapat dilihat sebagai berikut: 139 Dokumen PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Tata Cara Dan Prosedur Di Dalam Melakukan Penindakan Karyawan, Medan, 2008, hlm 1. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 Ad. 1. Mangkir 5 lima Hari Berturut-turut. Mangkir 5 lima hari berturut- turut dapat diartikan sebagai karyawan yang mangkir 5 lima hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh perusahaan 2 dua kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri. Dalam jangka waktu 5 lima hari tersebut, perusahaan boleh mengambil tindakan sebagai berikut: 140 a. Mangkir hari pertama tidak masuk kerja, dikenakandiberikan teguran tertulis sekaligus merupakan Panggilan I. b. Mangkir hari kedua tidak masuk kerja, dikenakan Surat Peringatan I. c. Mangkir hari ketiga tidak masuk kerja, dikenakan Surat Peringatan II. d. Mangkir hari keempat tidak masuk kerja, dikenakan Surat Peringatan III sekaligus Panggilan II. e. Mangkir hari kelima tidak masuk kerja, karyawan dikualifikasikan mengundurkan diri. Jika karyawan tersebut telah menerima Surat Teguran dan Surat Peringatan I, II, III, kemudian pada hari berikutnya karyawan tersebut hadir masuk kerja kembali, maka kepadanya diberlakukan penindakan karyawan dengan kategori Mangkir Tidak Berturut- turut. 140 Ibid., hlm 1. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 Ad.2. Mangkir Tidak Berturut- turut Mangkir tidak berturut-turut maksudnya adalah pemberian surat teguran dan peringatan bagi pekerja yang tidak masuk kerja mangkir tidak berturut-turut karena telah melanggar disiplinketentuan perusahaan. Cara untuk menyelesaiakan sengketa atau perselisihan tersebut diatas adalah sebagai berikut: 141 1. Mangkir 1 satu hari dikenakan teguran tertulis dan berlaku untuk masa 6 enam bulan berlakunya Surat Teguran tertulis, dikenakan Surat Peringatan I yang berlaku untuk masa 6 enam bulan. 2. Mangkir kedua dalam masa 6 enam bulan. 3. Mangkir ketiga dalam masa 6 enam bulan berlakunya Surat Peringatan I dikenakan Surat Peringatan II yang berlaku untuk masa 6 enam bulan. 4. Mangkir keempat dalam masa 6 enam bulan berlakunya Surat Peringatan II dikenakan Surat Peringatan III yang berlaku untuk masa 6 enam bulan. 5. Mangkir berikutnya dalam masa 6 enam bulan berlakunya Surat Peringatan III, maka perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja. Dalam hal jangka waktu 6 enam bulan sejak diterbitkannya Surat Peringatan I sudah terlampaui, maka apabila pekerja yang bersangkutan melakukan kembali pelanggaran disiplin kerja, maka surat peringatan yang 141 Ibid., hlm 2. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 diterbitkan oleh perusahaan adalah kembali sebagai Surat Peringatan I, demikian pula berlaku bagi Surat Peringatan II dan III. Mekanisme pemberian Surat Teguran, Surat Peringatan dan Surat PHK adalah sebagai berikut: 142 a. Golongan I A- II D Distrikunitkebundinas, diternitkan oleh masing-masing distrikunit kebundinas. b. Golongan I A- II D Kantor Direksi, Surat Teguran dan Surat Peringatan diterbitkan oleh Bagian Sekretariat sedangkan Surat PHK diterbitkan oleh Direksi. c. Golongan III A- IV D Diterbitkan oleh Direksi dan atau setelah ada surat dari Kepala Biro Kepala Bagian Manajer Distrik administrator Kepala Unit Kepala Dinas. Ad.3. Pemberhentian untuk sementara waktu skorsing Cara penyelesaiannya sebagai berikut: 143 1. Karyawan dapat dikenakan skorsing apabila a. Atas penilaian Pimpinan Perusahaan atau pejabat berwenang diduga terlibat suatu pelanggaran pidana, namun secara Yuridis Formal masih dalam penyelidikanpenyidikan. b. Karyawan ditahan Alat Negara atas Pengaduan Perusahaan. c. Karyawan ditahan Alat Negara bukan atas pengaduan perusahaan. 142 Dokumen PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Tata Cara Dan Prosedur Di Dalam Melakukan Penindakan Karyawan, Medan, 2008, hlm 3. 143 Ibid., hlm 3. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 d. Melanggar disiplin kerja yang diatur dalam Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama dan Undang-Undang Ketenagakerjaan. 2. Selama pemberhentian untuk sementara waktu skorsing karyawan yang bersangkutan menerima hak- haknya dengan ketentuan: a. Apabila penahanan tersebut atas pengaduan Perusahaan kepada karyawan tetap diberikan upah upah pokok + tunjangan tetap beserta hak-hak lainnya. b. Apabila pekerja ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan perusahaan, maka perusahaan tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga pekerja yang menjadi tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut: 144 1. Untuk 1 satu orang tanggungan 25 dari upah 2. Untuk 2 dua orang tanggungan 35 dari upah 3. Untuk 3 tiga orang tanggungan 45 dari upah 4. Untuk 4 empat orang tanggungan 50 dari upah Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 160 ayat 1. 144 Pasal 160 angka 1 Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 c. Bantuan sebagaimana dimaksud pada butir b, diberikan untuk paling lama 6 enam bulan takwim sejak hari pertama pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib. 145 d. Pimpinan perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan yang setelah 6 enam bulan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana. 146 e. Apabila karyawan yang bersangkutan oleh pejabat berwenang atau pimpinan perusahaan dinyatakan tidak dalam pelanggaran dimaksud maka perusahaan wajib mempekerjakan kembali pekerja yang namun setara dengan jabatan semula sepanjang formasi tersedia. f. Dalam hal putusan pengadilan menyatakan yang bersangkutan bersalah dan dijatuhkan hukuman, maka yang bersangkutan diberhentikan tidak hormat. g. Dalam masa pembebasan tugas sementara skorsing tidak diperhitungkan sebagaimana kerja untuk memperoleh : 1. Hak cuti Tahunan beserta tunjangannya 2. Hak cuti Panjang beserta tunjangannya 3. Hak Bonus atau insentif lainnya 145 Pasal 160 angka 2 Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. 146 Pasal 160 angka 3 Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 Ad. 4. Pengusaha dapat memutuskan Hubungan Kerja terhadap Pekerja dengan alasan karyawan melakukan kesalahan berat. Kesalahan berat tersebut meliputi : 147 1. Kesalahan berat sebagaimana yang diatur di dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 158 point a sd j harus didukung dengan bukti sebagai berikut: Karyawan tertangkap tangan, Ada pengakuan dari karyawan yang bersangkutan atau, Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh sekurang- kurangnya 2 dua orang saksi. 2. Kepada karyawan yang diputus hubungan kerjanya berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam point 1 memperoleh uang penggantian hak. Ad. 5. Biaya Kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja PHK 1. Mangkir 5 lima Hari Berturut- turut 148 Kepada karyawan diberikan Uang Penggantian Hak dengan rincian sebagai berikut: a. Uang cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur. b. Biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ke tempat dimana karyawan diterima bekerja. 147 Dokumen PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Tata Cara Dan Prosedur Di Dalam Melakukan Penindakan Karyawan, Medan, 2008, hlm 4. 148 Ibid., hlm 4-6. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 c. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 lima belas per seratus dari Uang Pesangon dan atau Uang Penghargaan Masa Kerja bagi yang memenuhi syarat. d. Uang Pisah sebesar 3 tiga Bulan Upah Upah Pokok + Tunjangan Tetap. e. Uang proses sebesar 1 satu Bulan Upah Upah Pokok + Tunjangan Tetap. 2. Pemutusan Hubungan Kerja PHK Akibat Mangkir Tidak Berturut-turut. Kepada karyawan diberikan Uang Kompensasi sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 161 ayat 3 dengan ketentuan 1 satu kali Uang Pesangon, 1 satu kali Uang Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 156 ayat 2, 3 dan 4 dengan perhitungan pembayaran sebagai berikut: a. Uang Pesangon paling sedikit sebesar: 1. Masa kerja kurang dari 1 satu tahun, 1 satu bulan upah. 2. Masa kerja 1 satu tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 dua tahun, 2 dua bulan upah. 3. Masa kerja 2 dua tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tiga tahun, 3 tiga bulan upah. 4. Masa kerja 3 tiga tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 empat tahun, 4 empat bulan upah. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 5. Masa kerja 4 empat tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 lima tahun, 5 lima bulan upah. 6. Masa kerja 5 lima tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 enam tahun, 6 enam bulan upah. 7. Masa kerja 6 enam tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tujuh tahun, 7 tujuh bulan upah. 8. Masa kerja 7 tujuh tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 delapan tahun, 8 delapan bulan upah. 9. Masa kerja 8 delapan tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 sembilan tahun, 9 sembilan bulan upah. b. Uang Penghargaan Masa kerja dengan perhitungan sebagai berikut: 1. Masa kerja 3 tiga tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 enam tahun, 2 dua bulan upah. 2. Masa kerja 6 enam tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 sembilan tahun, 3 tiga bulan upah. 3. Masa kerja 9 sembilan tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 dua belas tahun, 4 empat bulan upah. 4. Masa kerja 12 dua belas tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 lima belas tahun, 5 lima bulan upah. 5. Masa kerja 15 lima belas tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 delapan belas tahun, 6 enam bulan upah. 6. Masa kerja 18 delapan belas tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 dua puluh satu tahun, 7 tujuh bulan upah. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 7. Masa kerja 21 dua puluh satu tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 dua puluh empat tahun, 8 delapan bulan upah.] 8. Masa kerja 24 dua puluh empat tahun atau lebih, 10 sepuluh bulan upah. c. Uang Penggantian Hak yang seharusnya diterima sebagai berikut: 1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur. 2. Biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ke tempat dimana karyawan diterima bekerja. 3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 lima belas perseratus dari uang pesangon dan atau Uang Penghargaan Masa Kerja bagi yang memenuhi syarat. 4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama. 3. Pemutusan Hubungan Kerja PHK Akibat Kesalahan Berat. Kepada karyawan diberikan Uang Penggantian Hak sama dengan karyawan yang diberhentikan dengan alasan mangkir 5 lima hari berturut-turut. Ad. 6. Ketentuan- Ketentuan Lain Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 Maksudnya disini adalah selain ketentuan-ketentuan yang utama diatas, ada lagi ketentuan-ketentuan lain yang diatur Perusahaan yaitu: 149 a. Atas Pertimbangan Perusahaan, dalam hal karyawan ditahan Alat Negara karena membela perusahaan dilanjutkan dengan hukuman penjara kepada karyawan tersebut diberikan pembelaan Bantuan Hukum selama proses pemeriksaan dan masa penahanan tetap sebagai karyawan dan hak- haknya tidak dikurangi, serta kepadanya tidak dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja. b. Khusus kecelakaan lalu lintas yang dialami karyawan saat mengendarai kendaraan yang mengakibatkan orang lain luka parah atau meninggal dunia dan dilanjutkan Putusan Pengadilan dengan vonis penjara kurungan kepada yang bersangkutan selama menjalani hukuman dapat diberlakukan cuti di luar tanggungan perusahaan dengan atas pertimbangan perusahaan. c. Kepada karyawan yang bertugas sebagai supir kendaraan dinas perusahaan dalam hal terjadi kecelakaan lalu lintas bukan atas unsure kesengajaan, maka resiko akibat kecelakaan tersebut menjadi tanggungan perusahaan sepenuhnya kecuali kecelakaan tersebut di luar dinas. d. Pelanggaran Disiplin Kerja Tindakanperbuatan karyawan yang melanggar disiplin kerja dapat diberikandikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama PKB PTP. Nusantara II Tanjung Morawa yang meliputi antara lain : 149 Dokumen PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Tata Cara Dan Prosedur Di Dalam Melakukan Penindakan Karyawan, Medan, 2008, hlm 6. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009 1. Tidak mentaati ketentuan jam dan hari kerja yang berlaku di perusahaan. 2. Tidak melaksanakan pekerjaan dengan sungguh- sungguh dan penuh tanggung jawab dengan memperhatikan segala pedoman dan instruksi yang dikeluarkan oleh atasan. 3. Bersikap tidak sopan santun terhadap siapa pun baik di dalam maupun di luar perusahaan. 4. Melalaikan pelaksanaan tugas pekerjaan yang seharusnya dilakukan sehingga mengakibatkan timbulnya kerugian bagi perusahaan atau lingkungan kerjanya. Jenis-jenis dan tahapan-tahapan sanksi yang diberikandikenakan, sebagai berikut: 150 1. Teguran lisan 2. Teguran tertulis 3. Peringatan tertulis 4. Penundaan kenaikan berkala 5. Penundaan kenaikan pangkatgolongan 6. Penurunan pangkatgolongan 7. Pembebasan dari jabatan 150 Ibid., hlm 7. Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008. USU Repository © 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN