Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
4. Melalaikan pelaksanaan tugas yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
kepentingan Negara.
ad. c. Sanksi Hukuman Disiplin bagi Pekerja. Pekerja yang melanggar ketentuan disiplin berupa kewajiban dan larangan
sebagaimana yang dimaksud dalam butir a dan b diatas dapat dijatuhi sanksi hukuman disiplin, berupa:
109
1. Teguran lisan dan tertulis
Jenis sanksi hukuman disiplin adalah sebagai berikut:
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan kenaikan upah pokok berkala
4. Penundaan kenaikan pangkatgolongan
5. Penurunan pangkatgolongan dan atau pembebasan dari jabatan.
6. Pemberhentian untuk sementara waktu.
7. PemberhentianPemutusan Hubungan Kerja.
B. Perjanjian Kesepakatan Kerjasama Dalam Melindungi Hak-Hak dan
Jaminan Sosial antara PTPN II Dengan Pekerja
Untuk mengetahui apakah PTP. Nusantara II Tanjung Morawa telah melindungi hak-hak serta jaminan sosial terhadap tenaga kerjanya sesuai dengan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dan juga sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama PKB yang dibuat oleh Pengusaha dengan Serikat Pekerja Pekerja,
109
Ibid., hlm 47.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
maka penulis membaginya kedalam 4empat hal berupa: perlindungan, pengupahan, kesejahteraan dan yang terakhir adalah keselamatan dan kesehatan
kerja. Pertama, Waktu Kerja. Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
disebutkan bahwa setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja yang meliputi 7 tujuh jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu
minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu.
110
Dan bilamana pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja yang telah
ditentukan wajib membayar upah lembur.
111
Serta pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja.
112
Dalam hal ini PTP. Nusantara II Tanjung Morawa telah melaksanakan ketentuan waktu kerja yang lamanya dalam
1 satu hari 7 tujuh jam atau 40 empat puluh jam dalam 1 satu minggu.
113
Sementara itu untuk hari kerjanya adalah 5 lima hari atau 6 enam hari dalam 1 satu minggu tergantung pada pengaturan yang dikeluarkan Direksi.
114
110
Pasal 77 angka 2 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.
111
Pasal 78 angka 2 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.
112
Pasal 79 angka 1 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.
113
Pasal 19 angka 1Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 15.
114
Pasal 18 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 15.
Dan apabila ada pekerja yang bekerja melebihi waktu kerja yang telah ditentukan,
maka PTP. Nusantara II Tanjung Morawa akan membayar upah kerja lembur kepada pekerja yang bersangkutan.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
Syarat-syarat bagi tenaga kerja yang melakukan kerja lembur adalah sebagai berikut:
115
1. Ada perintah tertulis dari atasan langsung karyawan pekerja yang
bersangkutan. 2.
Waktu kerja lembur hanya dapat dilaksanakan paling banyak 3 tiga jam kerja dalam 1 satu hari dan 14 jam kerja dalam 1 satu minggu.
3. Kerja lembur sebagaimana dimaksud butir 2 untuk pekerjaan tertentu
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Perhitungan uang lembur ditetapkan sebagai berikut:
116
a. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayarkan uang lembur
sebesar 1,5 kali tarif lembur se-jam. b.
Untuk setiap jam kerja selebihnya harus dibayarkan uang lembur sebesar 2 kali tarif lembur se-jam.
1. Hari istirahat mingguan dan atau hari libur umum
a. Untuk setiap jam kerja dalam batas 7 tujuh jam, harus dibayar
uang lembur sebesar 2 kali tariff lembur se-jam. b.
Untuk jam kerja lembur pertama lebih dari 7 tujuh jam, selebihnya harus dibayarkan uang lembur sebesar 3 kali tariff
lembur se-jam.
115
Pasal 20 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 16.
116
Pasal 20 angka 5 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 16.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
c. Untuk jam kerja lembur kedua lebih dari 7 tujuh jam, selebihnya
harus dibayarkan uang lembur sebesar 4 empat kali tariff lembur se-jam.
2. Hari libur Idul Fitri hari pertama, 1 Januari, 17 Agustus
a. Untuk 7 tujuh jam kerja lembur pertama, harus dibayarkan uang
lembur sebesar 3 tiga kali tarif lembur se-jam. b.
Untuk jam kerja lembur lebih dari 7 tujuh jam, selebihnya harus dibayarkan uang lembur sebesar 4 empat kali tarif lembur se-jam.
Mengenai waktu istirahat dan cuti yang diberikan kepada pekerja PTP. Nusantara II Tanjung Morawa juga telah melaksanakan waktu istirahat dan cuti
berupa cuti panjang yang diberikan kepada pekerja yang telah bekerja terus menerus sekurang- kurangnya selama 12 dua belas bulan secara terus menerus
berhak atas cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja dan mendapat uang cuti panjang sebesar 1 satu bulan upah pokokgaji yang
disesuaikan dengan golongan masing- masing.
117
Kedua, Pengupahan. Pasal 88 ayat 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam hal ini untuk mewujudkan perusahaan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan untuk melindungi pekerja yang meliputi upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja
karena melakukan kegiatan lain diluar pekerjaannya,upah karena menjalankan hak
117
Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
waktu istirahat kerjanya, bentuk dan cara pembayaran upah, denda dan potongan upah, hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah, struktur, dan skala
pengupahan yang proporsional, upah untuk membayar pesangon dan upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
118
Sistem pengupahan yang ditetapkan atas perjanjiankesepakatan antara perusahaanpengusaha dengan pekerjaserikat
pekerja, yang mana tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
119
Struktur pengupahan pada PTP. Nusantara II Tanjung Morawa mengacu kepada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Republik
Indonesia, yaitu upah terdiri dari 75 upah pokok dan 25 tunjangan tetap.
120
Dimana tunjangan tetap tersebut merupakan pengganti dari tunjangan air, listrik, bahan bakar, tunjangan khusus dan tunjangan beras pekerja 15kg.
121
Besarnya upah pokok bagi karyawan pekerja dengan golongan terendah golongan IA mengacu pada sekurang- kurangnya 75 dari upah minimum yang
Karyawan yang menempati rumah dinas yang selama ini mendapat tunjangan listrik dan air
dari Perusahaan, tidak lagi mendapat tunjangan listrik dan air. Karyawan yang tidak mendapat rumah dinas diberikan tunjangan sewa rumah sebesar 25 dari
upah pokok.
118
Pasal 88 angka 3 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.
119
Pasal 91 angka 1 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.
120
Pasal 30 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 22.
121
Pasal 35 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 23 dan hasil wawancara dengan Pak Yamafati Gea, SE, Assisten
Urusan Hubungan Antar Kerja pada April 2008.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
berlaku di propinsi masing-masing. Dan juga kepada karyawan pekerja diberikan upah pokok menurut golongan sesuai dengan skala golongan.
122
Dimana pembayaran upah untuk karyawan PTP. Nusantara II Tanjung Morawa adalah berdasarkan tanggal pembukuan dan masing-masing golongan.
Bagi karyawan pelaksana dibayarkandiberikan gaji pokok yang dimulai dari golongan 1A yaitu sebesar Rp. 571.605 sampai dengan golongan 2D sebesar Rp.
1.052.907 ditambah tunjangan variable seperti tunjangan air, listrik dan perumahan serta lembur jika karyawan tersebut melaksanakan kerja lembur.
123
Begitu juga halnya dengan karyawan pimpinan, pembayaran upah juga disesuaikan dengan golongan kerjanya yaitu dimulai dari golongan 3A sebesar
Rp. 1.136.947 sampai dengan golongan 4D sebesar Rp. 3.207.621 ditambah tunjangan lainnya yaitu berupa tunjangan structural dan tunjangan fungsional.
124
Pembayaran upah diatas disebut dengan pembayaran upah in natura. Selain upah in natura masih ada lagi cara pembayaran upah lainnya yang disebut
upah natura. Upah natura ini berupa bahan makanan pokok yaitu catu beras yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jumlah tanggungan yakni:
125
a. Untuk pekerja sendiri 15 kgbulan.
b. Untuk istri 9 kgbulan. c.
Untuk 1 satu orang anak 7,5 kgbulan maksimal 3 tiga orang anak.
122
Pasal 30 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 22.
123
Upah Karyawan Golongan IA sd 2 D PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Wilayah Sumatera Utara, 2007.
124
Upah Karyawan Golongan 3A sd 4 D PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Wilayah Sumatera Utara, 2007.
125
Wawancara dengan Pak Yamafati Gea, SE, Assisten Urusan Hubungan Antar Kerja PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa pada April 2008.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
Dan bagi pensiunan, upah natura ini bisa diganti dengan uang. Ketiga, kesejahteraan. Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja dan keluarganya adalah melalui program jaminan sosial tenaga kerja yang pelaksanaannya dilakukan melalui sistem asuransi sosial yang dinamakan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 dikatakan bahwa setiap pekerja berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga
kerja, dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta dengan memperhatikan kebuthan pekerja dan ukuran kemampuan
perusahaan.
126
Dalam hal peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya, PTP. Nusantara II Tanjung Morawa telah mengadakan program jaminan sosial. Adapun
jaminan sosial yang diberikan PTP. Nusantara II Tanjung Morawa untuk menunjang kesejahteraan karyawan dan keluarganya adalah:
127
1. Jaminan kesehatan berupa:
1.1. Perawatan 1.2. Perawatan gigi
1.3. Pemberian kaca mata 2.
Perumahan, diberikan sesuai golongan setiap karyawan yaitu mendapat jatah rumah dinas, namun jika jatah tersebut tidak diambil maka perusahaan akan
126
Pasal 99 angka 1, 2 dan Pasal 100 angka 2 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.
127
Pasal 45 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 35 dan hasil wawancara dengan Pak Yamafati Gea, SE, Assisten
Urusan Hubungan Antar Kerja pada April 2008
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
menggantinya dengan membayar uang sewa rumahbulan yang disesuaikan dengan golangan karyawan tersebut.
3. Perawatan sewaktu karyawankeluarganya karyawan meninggal dunia.
4. Pemeliharaan bagi pekerja wanita.
5. Pendidikan.
6. Agama.
7. Bantuan olah raga dan hiburan
8. Bantuan pengangkutan
Oleh karena jangkauan program Jamsostek sangat luas, maka penyelenggaraannya dilakukan secara bertahap. Dengan sendirinya bagi
perusahaan yang belum menjadi peserta asuransi sosial tenaga kerja, jaminan- jaminan tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan itu sendiri.
Keempat, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dikatakan bahwa setiap pekerja
berhak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai- nilai agama.
128
Dikatakan juga bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan sistem
manajemen perusahaan.
129
128
Pasal 86 angka 1 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.
129
Pasal 87 angka 1 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
PTP. Nusantara II Tanjung Morawa dalam hal ini telah menyelenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap pekerjanya, yang dalam hal ini
telah disesuaikan dengan sistem manajemen perusahaanperaturan perusahaan dan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
130
Jaminan sosial tenaga kerja ialah jaminan yang menjadi hak tenaga kerja berbentuk tunjangan berupa uang pelayanan dan pengobatan yang merupakan
pengganti penghasilan yang hilang atau berkurang sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, hari tua,
meninggal dunia dan lainnya. Yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja adalah pimpinan atau pengurus tempat kerjaperusahaan atau pengusaha. Setelah melihak hak-hak tenaga kerja maupun pengusaha yang dilindungi
dalam perjanjian kesepakatan kerja tersebut, maka dibawah ini akan dijelaskan tentang jaminan sosial bagi tenaga kerja maupun pengusaha.
131
Demikian pula halnya dengan perkebunan PTPN II Tanjung Morawa yang memberlakukan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK yang
sesuai dengan peraturan yang ada. Hal ini adalah untuk melindungi segala hal yang mungkin terjadi terhadap tenaga kerja yang ada di perkebunan tersebut.
Penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja merupakan pelaksanaan sebagian dari tugas pokok pemerintah dalam bidang
ketenagakerjaan sebagaimana yang diatur di dalam peraturan perundang- undangan tentang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.
130
Pasal 50 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, 2008, hlm 40.
131
Lalu Husni, Dasar- Dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo, Jakarta, 1996, hlm 159.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
Misalnya tentang kecelakaan kerja, maka pihak perkebunan tempat dia bekerja yang akan menanggulanginya. Demikian pula mengenai hal-hal lain yang ada di
dalam program jaminan sosial tenaga kerja JAMSOSTEK. Maksud dari program ini adalah untuk perlindungan tenaga kerja beserta keluarganya sebagaimana yang
dicanangkan oleh pemerintah untuk menjalin hubungan yang baik antara tenaga kerja dengan pihak perkebunan dalam mensejahterahkan tenaga kerja untuk
menuju kemajuan dari perkebunan pada khususnya dan Negara pada umumnya. Program perlindungan jaminan sosial tenaga kerja hanya akan dapat
berjalan dengan baik apabila pihak perkebunan dalam hal ini pihak pengusaha mematuhi ketentuan- ketentuan yang berlaku terutama dalam hal menyampaikan
data perusahaan dan ketenagakerjaan secara benar sehingga semua tenaga kerja terdaftar sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja JAMSOSTEK.
Pihak perkebunan dalam hal ini pengusaha hendaknya memberikan hak-hak tenaga kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Setiap pengusaha dalam hal ini pihak perkebunan PTPN II wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja
kepada badan penyelenggara.
132
132
Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Dan untuk mengikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud diatas, pihak perkebunan
PTPN II wajib mengajukan pendaftaran kepesertaan kepada badan
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
penyelenggaraan dengan mengisi formulir kepesertaan.
133
Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam hal ini adalah PT. JAMSOSTEK.
134
Jaminan sosial tenaga kerja yang diberikan oleh Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa meliputi:
Program jaminan sosial tenaga kerja hanya dapat terlaksana dengan baik apabila pemerintah dalam hal ini Depnaker melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap ditaatinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan tersebut. Adapun bentuk pengawasan yang dilakukan hendaklah dengan
melakukan peninjauan langsung ke perkebunan-perkebunan langsung untuk melihat keadaan tenaga kerja dan menanyai langsung kepada tenaga kerja tentang
pelaksanaan JAMSOSTEK di perkebunan- perkebunan tersebut. Sehingga dengan demikian tenaga kerja merasa terlindungi dan dengan
demikian tercapailah sekaligus tujuan nasional yaitu menciptakan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
135
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
2. Jaminan Kematian
3. Jaminan Hari Tua
4. Jaminan Kesehatan diberikan bagi pekerja baru
Sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang JAMSOSTEK beserta peraturan pelaksananya, maka pekerja yang diikutsertakan
133
Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
134
Pasal 25 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
135
Pasal 52 Buku Pedoman PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Perjanjian Kerja Bersama, Medan, hlm 41.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
dalam program ini adalah pekerja yang berusia kurang dari 55 lima puluh lima tahun.
136
a. Tata cara pendaftaran Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Membicarakan tentang jaminan sosial tenaga kerja, maka di dalamnya kita akan membahas tentang tata cara pendaftaran jaminan sosial tenaga kerja, hak dan
kewajiban dari peserta jaminan sosial tenaga kerja dan lain sebagainya.
137
Tata cara pendaftaran kepesertaan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja adalah sebagai berikut: 1.
Pengusaha wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan
mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyelenggara. 2.
Pengusaha harus menyampaikan formulir jaminan sosial tenaga kerja kepada badan penyelenggara selambat-lambatnya 30 hari sejak
diterimanya formulir dari badan penyelenggara. 3.
Dalam waktu selambat-lambatnya 7 tujuh hari sejak formulir pendaftaran dan pembayaran iuran pertama diterima, badan penyelenggara
menerbitkan dan menyampaikan kepada pengusaha: a.
Sertifikat kepesertaan untuk masing-masing perusahaan sebagai tanda kepesertaan perusahaan.
136
Ibid., hlm 41.
137
Pasal 4 angka 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
b. Kartu peserta untuk masing-masing tenaga kerja sebagai tanda
kepesertaan dalam program jaminan sosial tenaga kerja. c.
Kartu pemeliharaan kesehatan untuk masing-masing tenaga kerja bagi yang mengikuti program jaminan pemeliharaan kesehatan.
4. Pengusaha menyampaikan kepada masing-masing tenaga kerja kartu
peserta program jaminan sosial tenaga kerja dalam waktu paling lambat 7tujuh hari sejak diterimanya dari badan penyelenggara.
5. Kartu peserta huruf b dan c di atas berlaku sampai dengan berakhirnya
masa kepesertaan tenaga kerja yang bersangkutan dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
6. Tenaga kerja yang pindah tempat kerja dan masih menjadi peserta
program jaminan sosial tenaga kerja harus memberitahukan kepesertaannya kepada pengusaha tempat bekerja yang baru dengan
menunjukkan kartu peserta.
b. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari peserta jaminan sosial tenaga kerja
Dalam menjadi peserta JAMSOSTEK, ada pula hak-hak serta kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi baik oleh pihak perkebunan dalam
hal ini pengusaha dan juga bagi tenaga kerja itu sendiri.
138
138
Pasal 3 angka 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
Adapun yang menjadi hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi pihak perkebunanpengusaha yang menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja
adalah sebagai berikut: 1.
Hak-hak pihak Perkebunan Perusahaan a.
Menerima sertifikattanda bukti telah menjadi peserta JAMSOTEK. b.
Menerima bukti penerimaan iuran sebagai bukti pembayaran iuran. c.
Menerima pelayanan yang terbaik dari PT. JAMSOSTEK persero. d.
Menerima kembali biaya yang telah dikeluarkan terlebih dahulu dalam kasus kecelakaan kerja.
2. Kewajiban-kewajiban pihak PerkebunanPerusahaan
a. Mendaftarkan seluruh tenaga kerjanya dalam program JAMSOSTEK.
b. melakukan pembayaran iuran tepat waktu.
c. Menyampaikan kartu peserta JAMSOSTEK kepada tenaga kerja yang
telah diterbitkan oleh PT. JAMSOSTEK. Sedangkan yang menjadi hak-hak dan kewajiban-kewajiban tenaga
kerja yang sudah menjadi peserta JAMSOSTEK adalah sebagai berikut:
3. Hak-hak Tenaga Kerja
a. Menerima kartu peserta JAMSOSTEK.
b. Menerima jaminan dan santunan, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. 4.
Kewajiban-kewajiban Tenaga Kerja
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
a. Memberikan data yang jelas saat didaftarkan menjadi peserta
JAMSOSTEK. b.
Bagi tenaga kerja yang sudah menjadi peserta JAMSOSTEK, bila pindah pekerjaan harus melaporkan nomor pesertanya kepada
perusahaan yang baru.
C. Penyelesaian Sengketa Ketenagakerjaan di Perkebunan PTPN II