Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
tunjangan, kecuali jika mereka yang memborong pekerjaan itu sendiri yang menjalankan perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan. Ketiga, mereka
yang bekerja pada seorang yang memborongkan pekerjaan yang biasanya dikerjakan diperusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan. Mereka itu
dianggap bekerja diperusahaan majikannya yang memborongkan itu sendiri menjalankan suatu perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan dalam
mana pekerjaan yang diborongkan itu dikerjakan.
B. Macam-Macam Tenaga Kerja
Selain tenaga kerja tetap, masih ada dikenal beberapa macam tenaga kerja lainnya seperti tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan, dan tenaga kerja
kontrak. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03MEN1994;
Tenaga Kerja Harian Lepas adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah- ubah dalam hal waktu maupun
kontinyuitas pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya secara harian.
22
22
Pasal 1angka 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER -03MEN1994 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas,
Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak.
Contohnya seorang pekerja yang bekerja sebagai tenaga kerja harian lepas pada sebuah pabrik sepatu. Ia digaji berdasarkan kehadirannya setiap
hari, bila ia tidak bekerja pada hari kerjanya maka ia tidak akan menerima upah. Dengan demikian jelaslah bahwa tenaga kerja harian lepas menerima upah sesuai
dengan kehadirannya di tempat kerja.
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
Tenaga Kerja Borongan adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dengan
menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja.
23
Tenaga Kerja Kontrak adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melekukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan atas
kesepakatan untuk hubungan kerja untuk waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu.
Contohnya seorang pekerja yang bekerja sebagai pembuat sapu. Ia digaji sesuai dengan jumlah sapu yang dihasilkannya maka makin bertambah pula upah yang
diperolehnya. Demikian pula halnya dengan pekerja bangunan yang berada dibawah perintah seorang Mandor, mereka bekerja untuk menyelesaikan sebuah
bangunan, dimana kontrak kerja mereka didasarkan atas selesainya suatu pekerjaan, yaitu selesainya bangunan tersebut. Mereka akan menerima upah
seminggu sekali dan hubungan kerja mereka akan berakhir apabila bangunan tesebut telah selesai dibangun.
24
23
Pasal 1angka 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER -03MEN1994 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas,
Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak.
24
Pasal 1angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER -03MEN1994 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas,
Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak.
Contoh seseorang yang dikontrak bekerja sebagai karyawan tidak tetap di PTPN II Tanjung Morawa pada jangka waktu tertentu. Ia bekerja
dan menerima upah untuk jangka waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja. Bila masa kerjanya telah berakhir dan pihak perusahaan tidak
memperpanjang kontrak kerjanya lagi, maka sejak saat itu ia tidak mempunyai hubungan kerja lagi dengan perusahaan yang mempekerjakannya tadi. Namun bila
Cariny F. Marbun : Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara II , 2008.
USU Repository © 2009
pihak perusahaan memperpanjang kontrak kerjanya, maka ia akan terus bekerja pada perusahaan tersebut sampai habis jangka waktu yang tercantum di dalam
perpanjangan perjanjian kerjanya.
C. Pembinaan Tenaga Kerja