BAB II LANDASAN TEORI
A. Jual Beli Murabahah
1. Pengertian jual beli murabahah
Secara bahasa Al-bai’jual beli berarti mempertukarkan sesuatu dengan sesuatu.
14
Ia merupakan sebuah nama yang mencakup pengertian terhadap kebalikannya yakni alsyira;membeli, demikianlah al-bai’ sering terjemahkan dengan
jual-beli. Seorang praktisi perbankan, Muhammad Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa
”bai’almurabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengn tambahan keuntungan yang disepakati, dalam jual beli murabahah, penjual harus memberi tahu
harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
15
14
Abdurahman al-Zajairiy, Kitab al-Fiqh’ Ala Madzhabibil Arba’ah, Darul Fikri, Bairut,juz II, hlm.141.
15
Muhammad Syafi’ib Antonio, Bank syariah : suatu pengenalan umum,Jakarta:Tazkia Institut,2002cet.ke-2,h.145.
M Syafi’i Anwar memberi definisi murabahah yang tidak jauh berbeda, yaitu: menjual sesuatu barang dengan harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati
bersama untuk dibayar pada waktu yang ditentukan atau dibayar secara cicilan.
16
Pengertian yang sama diberikan oleh A.Karim bahwa cara pembayaran murabahah
dapat dilakukan baik dalam bentuk lump sum sekaligus maupun dalam bentuk angsuran.
17
Sedangkan Wiroso mendefinisikan murabahah sebagai salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah. Murabahah terlaksana antara penjual dan pembeli
berdasarkan harga barang, harga asli pembelian penjual yang diketahui oleh pembeli dan keuntungan penjualpun diberitahukan kepada pembeli.
18
Adapun menurut MUI, sebagaimana yang tercantum dalam Fatwa DSN No.4DSN-MUIIV2000
Murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya
kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan marjinkeuntungan yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah.
19
Dalam transaksi murabahah, penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan dan tidak termasuk barang haram, demikian juga harga
pembelian dan keuntungan yang diambil dan cara pembayarannya harus disebutkan
16
M.Syafi’I Anwar,Alternatif terhadap sistem bunga ” jurnal ulumul; Qur’an ,11,9.oktober,1991,h.13.
17
Adiwarman A.karim, Bank islam”Analisis Fiqh dan keuangan jakarta :IIIT Indonesia,2003. Cet.ke.1,h.161.
18
Wiroso, Jual beli murabahah, yogyakarta : III Press,2005, h.14.
19
Syafii.Antonio, Bank syariah dari teori kepraktik,
dengan jelas.
20
dengan cara ini, si pembeli dapat mengetahui harga sebenarnya dari barang yang dibeli dan dikehendaki penjual.
Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi inventory.
21
Melalui akad murabahah,
nasabah dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai lebih dulu. Dengan kata
lain, nasabah telah memperoleh pembiayaan dari bank untuk pengadaan barang yang dibutuhkan.
Dari beberapa pengertian di atas, baik dalam literatur fiqh maupun praktisi perbankan dapat disimpulkan bahwa pengertian murabahah adalah kontrak jual beli
barang antara penjual Bank dan pembeli nasabah dengan fasilitas penundaan pembayaran baik untuk pembelian assset modal kerja maupun investasi dengan harga
asal ditambah dengan keuntungan dan jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak dan cara pembayarannya dapat dilakukan sekaligus tunai pada saat
jatuh tempo ataupun dengan cicilanangsuran.
B. Dalil syariah mengenai jual beli