Latar Belakang Masalah Implementasi program peer group YKAI dalam meminimalisir penyalahgunaan NAPZA di lingkungan sekolah (studi kasus : SMPN 139 Duren Sawit Jakarta Timur)

iv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Modernisasi dan globalisasi di samping menimbulkan dampak positif berupa kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan mekanisasi industri juga memberikan imbas negatif yang tak kalah hebat. Arus moderenisasi dan globalisasi secara perlahan namun pasti menembus sekat - sekat norma tata susila dan budaya suatau bangsa, memberikan perubahan terhadap individu terhadap pemahaman baik buruk, tabu dan juga pemahaman terhadap nilai-nilai spiritualitas agama. Pemahaman terhadap agama atau hal-hal yang bersifat spiritualitas mengalami pergeseran yang bermakna, agama dipahami secara parsial dan hanya ada pada tataran pemikiran serta minim dalam aplikasinya, sehingga manusia seolah-olah kehilangan pegangan. Kemapanan pada aspek lahiriah lebih mendominasi sedangkan pemenuhan terhadap kebutuhan psikis khususnya spiritual cenderung terabaikan sehingga mengakibatkan individu tersebut mengalami “kegersangan” jiwa. Dalam kondisi tersebut tidak sedikit individu yang terperosok pada tindakan amoral, kriminalitas, pelacuran dan penyalahgunaan NAPZA. Individu yang tidak siap secara mental memiliki pemahaman yang keliru terhadap apa yang disebut modern, mereka menganggap bahwa modern adalah mengadopsi budaya barat secara utuh sehingga tak jarang mereka bertingkah laku v layaknya orang-orang barat seperti mengenakan pakaian mini, minum-minuman keras dan memakai NAPZA, padahal hal tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Salah satu dari sekian banyak tidakan atau budaya yang tidak sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa adalah merebaknya penyalahgunaan NAPZA di kalangan masyarakat khususnya generasi muda. Problem Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya NAPZA merupakan suatu tantangan bagi generasi penerus bangsa. 1 Mengingat korban terus “berjatuhan” semakin banyak, rumah sakit ketergantungan obat dan panti-panti rehabilitasi telah penuh sesak para pecandu. Hal tersebut merupakan perpenyalahgunaanan dan tantangan yang cukup berat bagi kita dalam mempersiapkan pemimpin bangsa di masa depan. Arus modernisasi juga telah merubah seluruh struktur kehidupan manusia. Arus ini telah memberi label baru bagi manusia yaitu sebagai “manusia modern”. “manusia modern” seperti diulas Ahmad Mubarok kini terperangkap dalam situasi yang menurut istilah psikolog Humanis terkenal, Rollo May sebagai “manusia dalam kerangkeng”, satu istilah yang menggambarkan salah satu derita manusia modern. 2 Faktor kemiskinan dan ketimpangan sosial juga merupakan salah satu dampak dari derasnya benturan arus modernisasi dan gobalisasi, anak-anak yang miskin cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dan mengkombinasikan sekolah sambil bekerja. Anak-anak ini, terutama yang tinggal 1 Drs. H. Ahmad Sanusi Mustofa, Problem Narkotika-Psikotropika dan HIV-AIDS, Jakarta: Zikrul Hakim 2002, Cet. Ke-1, h.1. 2 Achmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern, Jiwa dalam Al-Quran. Jakarta : Paramadina, 2000, h. 7 vi di daerah perkotaan, beresiko menjadi target kejahatan terorganisir untuk dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi terselubung, seperti pelacuran, dan terlibat dalam pembuatan, penjualan dan perdagangan obat terlarang. Kurang lebih 44 juta penduduk Indonesia saat ini berusia 10 sd 20 tahun, usia yang beresiko tinggi untuk bereksperimen dengan obat terlarang. Walaupun sebagian anak rentan terhadap penipuan, kekerasan, dan manipulasi yang dilakukan orang dewasa. Namun tidak semua anak rentan untuk terlibat dalam kegiatan pembuatan, penjualan, dan peredaran obat-obatan terlarang. Sebagian anak memang lebih rentan dibanding anak lain akibat dari keadaan-keadaan tertentu. angka perkiraan BPS-1997 sumber BPS 2000 indikator kesejahteraan anak, 1999. 3 Hasil penelitian Hawari, 1990 membuktikan bahwa penyalahgunaan NAPZA menimbulkan dampak antara lain : merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, perubahan perilaku menjadi anti-sosial, merosotnya produktivitas kerja, gangguan kesehatan, mempertinggi kecelakaan lalu-lintas, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya. 4 Perpenyalahgunaanan penyalahgunaan NAPZA mempunyai dimensi yang luas dan kompleks; baik dari sudut medik, psikiatrik, kesehatan jiwa, maupun psikososial ekonomi, politik, sosial budaya, kriminalitas dan lain sebagainya. Yang memprihatinkan adalah bahwa korban penyalahgunaan NAPZA adalah para 3 ILO, Anak-anak Dalam Perdagangan dan Produksi Obat-obatan terlarang di Jakarta, Jakarta: Organisasi Perburuhan Internasional, 2004, Cet. Ke-1. h.13. 4 Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogya: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004, Edisi III, Cet ke-X h. 267-268. vii remaja dewasa muda, mereka yang sedang dalam usia produktif yang merupakan sumber daya manusia atau aset bangsa dikemudian hari. Islam sangat memperhatikan generasi muda penerus bangsa dan agama tentang penyalahgunaan NAPZA sejak zaman dahulu, seperti firman Allah Swt menjelaskan dalam Alqur’an surah Al Maidah ayat 90-91 yang artinya : “Hai orang-orang yang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan” Q.S.5:90 5 “sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu” Q.S.5:91 6 Banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya meminimalisir penyalahgunaan NAPZA dikalangan remaja salah satu diantaranya adalah dengan cara mengembangkan suatu rencana aksi nasional tentang penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan anak yang diwujudkan dalam suatu keputusan presiden No.59, Agustus 2002. Rencana aksi nasional ini akan dilaksanakan dalam masa 20 tahun, rencana nasional ini juga telah menetapkan 5 Departemen Agama RI; Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an “Al-Qur’an dan Terjemahannya”, Bandung, CV Penerbit Diponegoro 2005 Cet ke-3, h.123 6 Idem viii lima jenis bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh anak yang harus segera dihapuskan dalam kurun waktu 5 tahun. Yaitu anak-anak yang terlibat dalam penjualan, pembuatan, dan pengedaran obat-obatan terlarang, perdagangan anak untuk dilacurkan, anak-anak yang bekerja di sektor alas kaki, anak-anak yang bekerja di penambangan dan anak-anak yang bekerja di perikanan lepas pantai. 7 Mengingat bahaya NAPZA memiliki dampak yang luas dan berdampak negatif bagi generasi muda penerus bangsa, maka YKAI, BNN, BNP dan sekolah SMPN 139 Jakarta membentuk program penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di lingkungan sekolah yang melibatkan siswa di dalamnya yaitu dalam bentuk program Peer Group kelompok teman sebaya . Berpijak pada latar belakang penyalahgunaan di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap peran lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam meminimalisir penyalahgunaan NAPZA yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “Implementasi Program Peer Group YKAI Dalam Meminimalisir Penyalahgunaan NAPZA Di Lingkungan Sekolah” Studi di SMPN 139 Jakarta.

B. Batasan Dan Perumusan Masalah