Hambatan-hambatan terhadap Komunikasi yang Efektif

melaksanakan tugas sehingga pada akhirnya, target organisasi tersebut benar- benar dapat dicapai. 3. Dialog Dialog merupakan proses komunikasi yang kreatif, yang didasari budaya dalam memecahkan permasalahan secara kolektif collaboration, kelancaran fluidity, saling percaya trust, dan intensif berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama. Keadaan seperti demikian dapat dilakukan apabila didukung kapasitas sumber daya manusia yang berkemampuan tinggi high education and experiences. Umumnya, organisasi bisnis dengan profesionalisme tinggi selalu melakukan dialog agar ditemukan solusi secara kolektif pada setiap permasalahan di dalam kelompok kerja dan organisasi secara keseluruhan.

II.1.5. Hambatan-hambatan terhadap Komunikasi yang Efektif

Menurut Kreitner dan Kinicki 2005, setiap fungsi manajemen dan aktivitas pasti melibatkan beberapa bentuk komunikasi baik langsung maupun tidak langsung. Apakah ketika melakukan perencanaan dan pengorganisasian atau pengarahan dan kepemimpinan, para manajer mendapati diri mereka berkomunikasi dengan dan melalui yang orang lain. Keputusan manajemen dan kebijakan organisasi tidak akan efektif kecuali jika dipahami dengan penuh tanggung jawab oleh mereka yang akan melaksanakannya. Para ahli manajemen juga mengatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah landasan dari perilaku organisasi yang beretika. Menurut Ardana dkk 2008, hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif dalam suatu organisasi antara lain adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Penyaringan Informasi Komunikator cenderung memanipulasi informasi supaya lebih dapat diterima dengan baik oleh komunikanpenerima. Minat pribadi dan persepsi mengenai apa yang menurut komunikator penting bagi penerima sangat mempengaruhi penyaringan dan hasilnya. Semakin banyak jumlah tingkatan dalam struktur organisasi yang harus dilalui oleh suatu informasi semakin besar kemungkinan untuk penyaringan. Di sisi lain, hal ini wajar terjadi karena dalam struktur organisasi, semakin ke bawah semakin spesialis di bidang masing-masing. 2. Persepsi yang Selektif Penerima dalam proses komunikasi menyeleksi apa yang mereka terima berdasarkan kebutuhan, motivasi, latar belakang pengalaman dan karakteristik pribadi lainnya. Penerima atau komunikan juga memproyeksikan minat dan harapan mereka pada saat melakukan decoding mengartikan simbol-simbol. 3. Emosional Bagaimana perasaan komunikanpenerima pada saat ia menerima pesan akan mempengaruhi interpretasinya mengenai pesan tersebut. Pesan yang sama akan diinterpretasikan berbeda pada keadaan marah atau emosi netral. Emosi- emosi yang ekstrim seperti gembira yang berlebihan atau sedih sangat mungkin menghalangi komunikasi yang efektif. Universitas Sumatera Utara 4. Bahasa Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk orang yang tidak sama. Usia, pendidikan dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang biasanya mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti yang diberikan kepada kata- kata. Di dalam suatu organisasi, pegawai berasal dari latar belakang yang tidak sama. Ditambah lagi pengelompokan dalam unit kerja tertentu berdasarkan spesialisasi yang pada akhirnya menciptakanmengembangkan istilah-istilah teknis dan ungkapan-ungkapan yang khas, dan sering pegawai tidak tahu istilah-istilah khusus yang digunakan. Komunikator cenderung berpendapat bahwa kata-kata atau istilah yang mereka gunakan mempunyai arti yang sama bagi komunikanpenerima. 5. Kurang Perhatian Kesalahpahaman terjadi karena orang tidak membaca dengan benar suatu pesan atau informasi, baik dalam bentuk pengumuman, artikel, atau tidak mendengar percakapan orang dengan baik. 6. Faktor Hello Effect Terjadi apabila si komunikator adalah orang yang disenangi atau dihormati, maka audiens atau penerima langsung akan mempercayai apa yang dikatakan, walaupun belum tentu benar atau sebaliknya. 7. Perilaku Defensif Ketika seorang merasa terancam, ia cenderung akan bereaksi dengan cara mengurangi kemampuannya untuk mencapai saling pengertian, yakni ia Universitas Sumatera Utara menjadi defensif terlibat dalam perilaku seperti secara verbal menyerang orang lain, memberikan jawaban kasar, berperilaku seperti penilai, dan mempertanyakan motif orang lain. Ketika individu menafsirkan pesan yang datang sebagai sesuatu yang mengancam, ia sering meresponnya dengan cara yang menghambat keefektifan komunikasi. 8. Kebanjiran Informasi Ketika informasi yang harus diterima melampaui kapasitas pemrosesan karena membanjirnya informasi e-mail, telepon, faks, notula rapat, bacaan akan ada kecenderungan untuk membuang, mengabaikan, melewatkan, dilupakan atau menunda pemrosesannya sampai situasi kebanjiran informasi selesai.

II.1.6. MengatasiMengurangi Hambatan dalam Komunikasi