mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan perusahaan”.
Selain faktor di atas, faktor lingkungan kerja organisasi juga sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan
organisasi yang dimaksud antara lain adalah uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja
yang harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
IV.2.2. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Persial
Untuk menguji pengaruh variabel komunikasi X
1
, dan tim kerja X
2
secara parsial terhadap kinerja personil di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Polda
Sumatera Utara, khususnya dalam penanganan kasus tindak pidana unjuk rasa anarkhis pembentukan Provinsi Tapanuli Y digunakan uji Statistik t uji t. Apabila
nilai t
hitung
nilai t
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima. Sebaliknya apabila nilai t
hitung
nilai t
tabel
, maka H diterima dan H
a
ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel IV.10 berikut ini.
Tabel IV.10. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Parsial
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
5.640 2.494
2.262 .027
Komunikasi X
1
.340 .121
.270 2.808
.007 Tim Kerja X
2
.617 .109
.546 5.677
.000
a Dependent Variable: Kinerja Personil Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel IV.10 di atas, maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 5,64 + 0,340 X
1
+ 0,617 X
2
+ e Hasil pengujian hipotesis secara parsial diperlihatkan pada Tabel IV.10 di atas
diperoleh nilai t
hitung
dari setiap variabel independen dalam penelitian ini. Nilai t
hitung
dari setiap variabel independen akan dibandingkan dengan nilai t
tabel
dengan menggunakan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau á = 0,05 0,052 =
0,025, maka diperoleh nilai t
tabel
sebesar 1,960. Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa variabel
komunikasi X
1
memiliki nilai t
hitung
2,808 nilai t
tabel
1,960, maka keputusannya adalah menerima H
a
dan H ditolak. Hal ini berarti variabel komunikasi X
1
berpengaruh signifikan significant terhadap kinerja personil di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumatera Utara, khususnya dalam penanganan
kasus tindak pidana unjuk rasa anarkhis pembentukan Provinsi Tapanuli Y. Variabel tim kerja X
2
memiliki nilai t
hitung
5,677 nilai t
tabel
1,960, maka keputusannya adalah menerima H
a
dan H ditolak. Hal ini berarti variabel tim kerja
X
2
berpengaruh sangat signifikan terhadap kinerja personil di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumatera Utara, khususnya dalam penanganan kasus tindak
pidana unjuk rasa anarkhis pembentukan Provinsi Tapanuli Y. Bila dibandingkan dari data di atas, pembentukan tim kerja mempunyai
pengaruh yang lebih dominan dalam mempengaruhi kinerja di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan keterangan beberapa
Universitas Sumatera Utara
personil di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumatera Utara yang menyatakan bahwa dalam setiap pengungkapan perkara terutama penangkapan
tersangka, mutlak diperlukan kerjasama individu yang tergabung dalam tim yang disebut unit atau sub unit.
IV.2.3. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua