2.1.2.6 Kinerja Lingkungan
Menurut Lankoski 2000 dalam Ardhy 2009 konsep kinerja lingkungan merujuk pada tingkat kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Tingkat kerusakan lingkungan yang lebih rendah menunjukkan kinerja lingkungan perusahaan yang lebih baik. Begitu
pula sebaliknya, semakin tinggi tingkat kerusakan lingkungannya maka semakin buruk kinerja perusahaan tersebut.
Penelitian ini memakai hasil penilaian PROPER sebagai indikator kinerja lingkungan perusahaan. PRORER adalah program penilaian kinerja lingkungan
perusahaan di Indonesia yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 1995. PROPER merupakan salah satu bentuk kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Sistem peringkat kinerja lingkungan sesuai program Kementerian Lingkungan Hidup yaitu PROPER diindikasikan dalam lima warna, yakni
Permana, 2012: 1. Emas : sangat sangat baik – skor 5
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3R Reduse, Reusem, dan Recycle, menerapkan
sistem pengelolaannya berkesinambungan serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat jangka panjang.
2. Hijau : sangat baik – skor 4 Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan,
telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melalukan upaya 3R.
3. Biru : baik – skor 3 Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai
dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
4. Merah : buruk – skor 4 Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi beberapa upaya belum
mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
5. Hitam : sangat buruk – skor 1 Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian
mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah daftar beberapa penelitian terdahulu mengenai Corporate Social Responsibility CSR yang pernah dilakukan, yaitu:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
Pian 2010 Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Regulasi Pemerintah
Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility CSR
pada Laporan Tahunan di
Indonesia
Variabel Independen:
Kepemilikan Saham Pemerintah,
Kepemilikan Saham Asing,
Regulasi Pemerintah,
Tipe Industri, Ukuran
Perusahaan, dan Profitabilitas
Variabel Dependen:
Corporate Social Responsibility
Kepemilikan saham pemerintah, regulasi
pemerintah, tipe industri dan ukuran industri
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
CSR di Indonesia. Sementara itu,
kepemilikan saham asing dan profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan CSR di Indonesia
Ziaul 2010
The Effect of CSR Disclosure on
Institutional Ownership
Variabel Independen:
Kepemilikan Saham Institusional
Variabel Dependen:
Corporate Social Responsibility
Disclosure CSRD Hasilnya menjelaskan
bahwa CSRD berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kepemilikan
saham institusional
Uwuigbe 2011
An Examination of The Relationship
between Management
Ownership and Corporate Social
Responsibility Disclosure: A Study
of Selected Firms in Nigeria
Variabel Independen:
Kepemilikan saham manajerial
Variabel Dependen:
Corporate Social Responsibility
Disclosure Penelitian ini
mengungkapkan bahwa struktur
kepemilikan manajer berpengaruh
positif dan signifikan pada tingkat CSRD pada
perusahaan
Tamba 2011
Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Studi Empiris pada Perusahaan
Manufacturing Secondary Sectors
yang Listing di BEI tahun 2009
Variabel Independen:
Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajemen,
Kepemilikan Asing Variabel Kontrol:
Size
Perusahaan, ROA, Leverage
Variabel Dependen:
Indeks Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial
Kepemilikan asing yang hanya memiliki efek
positif dan signifikan terhadap pengungkapan
CSR. Sedangkan kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajemen
tidak memiliki efek positif dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
CSR
Purwanto 2011
Pengaruh Tipe Industri,
Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas Terhadap Corporate
Social Responsibility
Variabel Independen:
Tipe Industri, Ukuran
Perusahaan, dan Profitabilitas
Variabel Dependen:
Corporate Social Responsibility
Tipe industri dan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap Corporate
Social Responsibility. Namun, Profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap
Corporate Social Responsibility.
Silaen 2011
Analisis Pengaruh Size
Perusahaan, Tipe Industri, Basis
Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage
dan Likuiditas Terhadap
Tingkat Pengungkapan
Variabel Independen:
Size Perusahaan, Tipe
Industri, Basis Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage
dan Likuiditas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
size perusahaan dan
profitabilitas mempunyai pengaruh
yang signifikan tingkat pengungkapan sosial
sedangkan variabel tipe industri, basis
Sosial pada Perusahaan yang Go
Public di BEI 2010
Variabel Dependen:
Tingkat Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial
perusahaan, leverage
dan likuiditas tidak mempunyai pengaruh
terhadap tingkat pengungkapan sosial
pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010.
Wijaya 2012
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Variabel Independen:
Ukuran Dewan
Komisaris, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan
Kinerja Lingkungan
Variabel Independen:
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial, tetapi pada leverage,
ukuran dewan komisaris, profitabilitas,
dan kinerja lingkungan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial.
Permana 2012
Pengaruh Kinerja Lingkungan dan
Karakteristik Perusahaan
Terhadap Corporate Social Responsibility
CSR
Disclosure Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Variabel Independen:
Kinerja Lingkungan, Size,
Profitabilitas, Profile,
Jumlah anggota dewan
komisaris, dan leverage
Variabel Dependen:
CSR Kinerja lingkungan,
size, profitabilitas dan profile
mendorong perusahaan untuk
melakukan pengungkapan tanggung
jawab sosialnya. Sedangkan ukuran
dewan komisaris dan leverage terbukti tidak
berpengaruh terhadap CSR disclosure.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan penelitian terdahulu, maka peneliti akan menganalisis apakah kepemilikan saham asing,
kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial, tipe industri, profitabilitas, dan kinerja lingkungan mempengaruhi pengungkapan Corporate
Social Responsibility CSR, maka dapat dibuat suatu konsep penelitian sebagai berikut.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian landasan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR maka
peneliti mengindikasikan faktor kepemilikan sahma asing, kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial, tipe industri, profitabilitas, dan
kinerja lingkungan sebagai variabel independen penelitian yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR sebagai variabel dependen
penelitian. Kepemilikan Saham
Institusional Kepemilikan Saham
Manajerial
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility CSR
Tipe Perusahaan
Kinerja Lingkungan
Profitabilitas Kepemilikan Saham
Asing
H1
H7 H2
H3 H4
H5
H6
2.3.1 Kepemilikan Saham Asing dan Pengungkapan Corporate Social