Interpretasi Induksi dan deduksi Koherensi intern Kesinambungan historis

pemikir mempunyai pemikiran yang memiliki hubungan organik antara satu dengan yang lainnya.

1.8.2. Data sekunder

Menelusuri karya-karya pemikir yang lain mengenai H.O.S Tjokroaminoto atau mengenai topik bahasan yang diteliti. Data sekunder ini dicari dalam ensiklopedi, buku sistematis dan tematis. Sebab dalam buku itu biasanya ditunjukkan pustaka yang lebih luas. 37 Menurut Faisal 1990 analisis data dalam penelitian kualitatif bergerak secara induktif yaitu datafakta dikategorikan menuju ke tingkat abstraksi yang lebih tinggi, melakukan sintesis dan mengembangkan teori bila diperlukan. Setelah data dikumpulkan maka dilakukan pengelompokan dan pengurangan yang tidak penting. Setelah itu dilakukan analisis penguraian dan penarikan kesimpulan tentang makna perilaku subjek penelitian dalam latar serta fokus penelitian.

1.9. Metode Analisis Data

38 Dalam suatu interpretasi, penulis menggunakan Emik dan Etik. Emik adalah data-data, kalimat-kalimat dan teks, sebagaimana dipahami pemikir yang Beberapa metode yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif terutama studi tokoh adalah:

1.9.1. Interpretasi

Interpretasi dimaksudkan sebagai upaya tercapainya pemahaman yang benar terhadap fakta, data dan gejala. 37 Prof.Dr. Syahrin Harahap,MA, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, op.cit, hal.58 38 Drs. Salim dan Drs. Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, op.cit, hal.145 Universitas Sumatera Utara merupakan perumusan kalimat seorang tokoh terhadap masalah yang dipahaminya. Sedangkan Etik adalah pemahaman penulis sendiri terhadap pemikiran data, kalimat, teks dan rumusan tokoh yang diteliti.

1.9.2. Induksi dan deduksi

Pada setiap penelitian terdapat penggunaan induksi dan deduksi. Induksi secara umum dapat diartikan sebagai generalisasi kasus-kasus dan unsur-unsur pemikiran tokoh dianalisis, kemudian pemahaman yang ditemukan di dalamnya dirumuskan dalam statemen umum generalisasi. Sedangkan deduksi dipahami sebagai upaya eksplisitasi dan penerapan pikiran-pikiran seorang tokoh yang bersifat umum.

1.9.3. Koherensi intern

Agar pemikiran tokoh dapat dipahami secara tepat, maka seluruh konsep dan aspek-aspek pemikirannya dilihat menurut keselarasannya satu dengan yang lain. Selain itu ditetapkan pula inti pikirannya yang paling mendasar dan topik- topik yang paling sentral. Demikian juga diteliti susunan logis sistematis dalam pemikiranya agar ditemukan muatan pemikirannya yang paling substansial.

1.9.4. Kesinambungan historis

Dalam melakukan analisis dilihat benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikirannya, baik lingkungan historis dan pengaruh-pengaruh yang dialaminya maupun perjalanan hidupnya sendiri, karena seorang tokoh adalah anak zamannya. Untuk melihat latar belakang internal, diperiksa riwayat hidup tokoh, penddikannya, pengaruh yang diterimanya, relasi dengan pemikir-pemikir sezamannya, dan segala macam yang membentuk pengalamannya. Demikian juga diperhatikan perkembangan intern dalam tahap-tahap pemikirannya. Untuk Universitas Sumatera Utara melihat latar belakang eksternal, diselidiki keadaan khusus zaman yang dialami tokoh, dari segi ekonomi politik budaya dan intelektual. 39 39 Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam,op.cit., 59-64. Universitas Sumatera Utara

BAB II BIOGRAFI H.O.S TJOKROAMINOTO

2.1. Kehidupan Pribadi dan Keluarganya

Dalam sebuah proses kehidupan seseorang, sebelum ia mencapai suatu tingkat kematangannya, baik itu berpikir atau berperilaku, maupun peranannya di dalam masyarakat sebagai pedagang, ulama, atau politikus tentunya ia dipengaruhi oleh latar belakang kehidupannya baik itu menyangkut kehidupan masa kecilnya maupun latar belakang kehidupan keluarganya. Besar atau kecil, pengaruh dari variabel yang seperti itu pasti ada. Demikian pula halnya dengan H.O.S Tjokroaminoto, seorang pahlawan nasional yang dalam perjalanan hidupnya telah meraih respek dan apresiasi dari berbagai golongan terutama golongan Islam Nasionalis, dimana karakter dan frame berfikirnya amat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan keluarga dan kehidupan masa kecilnya. Maka, merupakan sesuatu yang layak untuk mengulas dan me-review kembali biografinya sebelum memahami pemikirannya secara lebih mendalam. Raden Mas Oemar Said Tjokroaminoto, dilahirkan di Bakur, sebuah desa yang sunyi pada tanggal 16 Agustus 1982 bertepatan dengan tahun meletusnya gunung Krakatau di Banten. Peristiwa ini sering dikiaskan oleh orang Jawa bahwa gunung meletus itu akan banyak menimbulkan perubahan terhadap alam di sekelilingnya. Peristiwa ini pula yang kelak dikaitkan dengan meledaknya Universitas Sumatera Utara