BAB III PENENTUAN SPESIFIKASI MESIN CETAKAN BATAKO
3.1. PENDAHULUAN
Mesin pencetak batako ini adalah suatu mesin yang telah disederhanakan kerjanya dan dapat menghemat tenaga kerja. Pada awalnya pencetakan batako ini
tidak mempergunakan tenaga mesin tetapi menggunakan tenaga menusia sebagai energi untuk mengepres cetakan batako yang ada didalam bak penampung dan
rumah cetakan, dan juga untuk melepaskan hasil cetakan juga menggunakan sistem manual engkolan pedal yang berhubungan dengan roda-roda gigi. Tetapi
kini akan disederhanakan dengan menggunakan motor listrik sebagai energi untuk memindahkan fluida dari tangki penampungan keselinder hidraulik melalui
pompa sentrifugal..
3.2. PRINSIP KERJA MESIN PENCETAK BATAKO
Adukan semen atau yang sering disebut juga dengan mortar terdiri dari campuran semen, pasir dan air diaduk, kemudian dimasukkan ke dalam bak
penampung mortar hingga merata penuh. Setelah itu mortar dituangkan kedalam masing-masing cetakan berdasarkan takaran adukan batako yang telah ditentukan
dilakukan secara manual. Ratakan adukan mortar yang berada didalam cetakan untuk memudahkan proses pencetakannya. Setelah mortar pada lubang cetakan
rata, maka mortar tersebut siap untuk dipres.
31
Tekan tombol pada katup 32, maka batang piston pada silinder A akan keluar. Batang piston yang keluar tersebut akan menekan mortar yang terdapat pada
lubang cetakan. Pada saat batang piston sampai TMA titik mati atas, diamkan beberapa menit untuk. Setelah itu, tekan tombol katup 32 pada silinder B dan
silinder C. Batang piston pada silinder B dan silinder C akan mendorong meja cetakan ke atas.
Pada saat meja berada diatas, maka mortar yang sudah dipres akan tertinggal pada talam batako karena masih tertahan oleh penekan Stamping. Selanjunya
hasil dari pengepresan mortar ini dinamakan batako. Setelah itu, talam batako dikeluarkan dari mesin kemudian batako diangkat dan diletakkan pada tempat
penjemuran. Pasang kembali talam batako pada meja mesin untuk proses pencetakan selanjutnya.
Langkah selanjutnya kembalikan semua posisi peralatan cetakan pada posisinya semula dengan cara menggerakkan piston silinder B dan silinder C
ditarik oleh pegas. Selanjutnya naikkan stamping ke posisi awal. Untuk proses pencetakan selanjutnya, lakukan langkah-langkah seperti hal yang diatas
3.3. KAPASITAS ADUKAN