2.11.1. Pegas
Tekan
Suatu pegas dengan ujung polos, mempunyai suatu gulungan ulir yang tak terganggu. Ujungnya adalah sama seperti suatu pegas yang panjang dan dipotong-
potong menjadi beberapa bagian.
2.11.2. Pegas
Tarik
Pegas tarik perlu harus mempunyai beberapa alat untuk memindahkan beban dari tumpuannya ke badan pegas.Walaupun ini dapat dilakukan dengan suatu
sumbat berulir atau suatu cantelan berputar, hal ini menambahkan biaya pada produk akhir.
Gambar 2.7. Pegas Tarik
2.12. BAUT DAN MUR
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah kecelakaan, atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur segabai alat
pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapat ukuran yang sesuai, berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut,
syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian, dan lain-lain.
27
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :
Beban statis aksial murni.
Beban aksial, bersama dengan beban puntir.
Beban geser.
Beban tumbukan aksial.
Gambar 2.8. Baut
Gambar 2.9. Mur
2.13. PENGELASAN
Proses-prose seperti pengelasan welding, pengelasan dengan kuningan brazing, penyolderan soldering, penyemenan cementing, dan pengeleman
gluing, sekarang ini dipakai secara luas dalam pembuatan mesin. Apabila bagian-bagian harus dipasangkan atau dibuat maka adalah mungkin bahwa satu
diantara proses-proses ini perlu dipertimbangkan sewaktu awal perencanaan kerja. Terutama bila penampang yang akan disambungkan adalah tipis, maka satu
diantara metoda sambungan ini dapat menghasilkan penghematan yang besar.
28
Penghindaran atas penguncian individual dan adanya kemungkinan menggunakan metoda pemasangan ini secara cepat adalah salah satu diantara beberapa
keuntungan yang mungkin didapat dari metoda ini. Salah satu kesulitan yang dihadapi sarjana teknik perencanaan sehubungan
dengan masalah perencanaan sambungan adalah bahwa perlakuan yang teliti atas perencanaan sambungan belum memberikan keuntungan yang nyata sebagaimana
telah diberikan oleh berbagai proses, bahan, dan eleman mesin lain. Tidak jelas mengapa harus begitu. Mungkin karena geometrinya yang kecil tidak
menyediakan dirinya siap untuk mendapat perlakuan matematik. Tentu saja ini berarti bahwa suatu elemen ketidak pastian tambahan telah diperkenalkan dan
bahwa hal ini harus diimbangi oleh pemakaian faktor-faktor keamanan yang lebih besar pada perencanaan. Kenyataan menunjukkan bahwa begitu banyak struktur
dan alat yang aman dan terpercaya dengan menggunakan proses-proses yang dipakai sekarang ini mendukung kenyataan bahwa para sarjana teknik telah
berhasil mengatasi rintangan-rintangan ini.
29
Gambar 2.10. Bentuk-bentuk Sambungan
30
BAB III PENENTUAN SPESIFIKASI MESIN CETAKAN BATAKO
3.1. PENDAHULUAN
Mesin pencetak batako ini adalah suatu mesin yang telah disederhanakan kerjanya dan dapat menghemat tenaga kerja. Pada awalnya pencetakan batako ini
tidak mempergunakan tenaga mesin tetapi menggunakan tenaga menusia sebagai energi untuk mengepres cetakan batako yang ada didalam bak penampung dan
rumah cetakan, dan juga untuk melepaskan hasil cetakan juga menggunakan sistem manual engkolan pedal yang berhubungan dengan roda-roda gigi. Tetapi
kini akan disederhanakan dengan menggunakan motor listrik sebagai energi untuk memindahkan fluida dari tangki penampungan keselinder hidraulik melalui
pompa sentrifugal..
3.2. PRINSIP KERJA MESIN PENCETAK BATAKO
Adukan semen atau yang sering disebut juga dengan mortar terdiri dari campuran semen, pasir dan air diaduk, kemudian dimasukkan ke dalam bak
penampung mortar hingga merata penuh. Setelah itu mortar dituangkan kedalam masing-masing cetakan berdasarkan takaran adukan batako yang telah ditentukan
dilakukan secara manual. Ratakan adukan mortar yang berada didalam cetakan untuk memudahkan proses pencetakannya. Setelah mortar pada lubang cetakan
rata, maka mortar tersebut siap untuk dipres.
31