Dari keterangan diatas diperoleh informasi bahwa aktuator hidrolik bisa diuraikan ke dalam dua kelompok gerak yaitu gerak lurus linier dan gerak putar
rotari: 1.
Gerakan lurus gerakan linier - silinder kerja tunggal
- silinder kerja ganda 2. Gerakan putar gerakan rotari
- motor - aktuator yang berputar
Aktuator linier dasar adalah silinder atau piston. Gaya yang diberikan oleh sebuah piston bergantung pada luas dan tekanan yang diberikan. Untuk
mengembangkan stroke, luas A dinyatakan dengan . P adalah tekanan yang
diberikan oleh pompa maka gaya yang dihasilkan adalah:
2
R
F = ........................
Andrew Parr, Hidrolik dan Pneumatik hal 124
2
R x
P
Dimana : P = Tekanan [Nm
2
] R = Jari-jari Piston [m]
F = Gaya [N]
2.8.1. Silinder Kerja Tunggal
Dengan memberikan fluida cair bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya ke satu
arah. Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam
20
silinder atau memberi gaya dari luar. Gaya pegas yang ada di dalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi semula dengan
alasan agar kecepatan kembali tinggi tanpa beban. Menurut konstruksinya silinder kerja tunggal dapat melaksanakan berbagai
fungsi gerakan, seperti:
Menjepit benda kerja
Pemberian dan pengangkat
Pengeluaran
Pengepresan Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang pada sisi
suplai fluida cair bertekanan. Pembuangan fluida cair pada sisi batang piston silinder dikeluarkan melalui saluran pembuangan. Seal terbuat dari bahan
fleksibel yang ditanamkan di dalam piston dari logam atau plastik. Selama bergerak permukaan seal bergeser dengan permukaan silinder.
Gambar 2.3. Silinder kerja tunggal
21
2.8.2. Silinder
Kerja Ganda
Prinsip konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja tunggal. Tetapi tidak memiliki pegas kembali, dan dua lubang saluran dipakai
sebagai saluran masukan dan saluran keluaran atau pembuangan. Dikatakan bekerja ganda karena tekanan fluida digunakan untuk mengembangkan dan
menyempitkan piston. Silinder kerja ganda mempunyai keuntungan yaitu bisa dibebani pada kedua arah gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan
pemasangannya lebih fleksibel. Gaya yang diberikan pada batang piston untuk gerakan keluar selalu lebih
besar dari pada gerakan masuk. Hal ini disebabkan pada gerakan masuk besar gaya yang diberikan dipengaruhi oleh luas permukaan batang piston dengan sisi
batang piston. Silinder aktif adalah dibawah kontrol suplai fluida cair bertekanan pada kedua arah gerakannya. Pada prinsipnya panjang langkah silinder dibatasi,
walaupun faktor lengkungan dan bengkokan yang diterima batang piston harus diperbolehkan. Seperti dengan silinder kerja tunggal, pada silinder kerja ganda,
piston dipasang seal jenis cincin 0 atau membran atau diafragma.
Gambar 2.4. Silinder kerja ganda
22
cepatan silinder ditentukan oleh volume fluida yang dihantarkan padanya: V = A
. d .............................Andrew Parr, Hidrolik dan Pneumatik hal 127
Dimana: V = volume fluida [m
3
] A = luas piston [m
2
] d = jarak yang ditempuh piston [m]
Jika piston bergerak dengan kecepatan v, maka piston menempuh jarak d
dalam waktu t dengan:
v d
t
..............................Andrew Parr, Hidrolik dan Pneumatik hal 128 Laju aliran V
f
untuk mencapai kecepatan v adalah : v
A t
Ad V
f
Dimana : V
f
= Laju aliran [m
3
menit] A = luas piston [m
2
] d = jarak yang ditempuh piston [m]
t = waktu [detik] v = kecepatan [mmenit]
2.9. BANTALAN