Dimana: Volume cetakan sebelum dicetak
Vc
tot
= V
btot
= Volume batako [mm
3
]
Gambar 3.3. hasil cetakan batako
Volume mortar yang akan dimasukkan kedalam cetakan bukanlah volume ceta
3.3.4. Jumlah Batako Dan Pengepresan Yang Dihasilkan Dalam Satu
Jumlah pengepresan yang terjadi dalam satu kali pengadukan mortar dapat dite
kan yang sesungguhnya, melainkan volume batako ditambah 10. Maka volume mortar yang akan dimasukkan kedalam tiap cetakan adalah:
V
mortar
= V
batako
+ 10 x V
batako
Kali Pemakaian Bak Penampung
ntukan dengan persamaan: Z
=
btot camp
V V
Didapat jumlah pengepresan yang dilakukan dalam satu kali pencampuran: Dim
= volume campuran mortar dalam bak penampung [mm
3
] ana:
V
camp
V
btot
= volume batako total [mm
3
]
36
n = Z
x jumlah cetakan Z
= jumlah pengepresan yang terjadi
.3.5. Waktu Yang Diperlukan Selama Proses Pembuatan Batako Dalam
Waktu yang diperlukan selama pembuatan batako dalam satu kali pen
g diperlukan untuk pengadukan mortar manual. [menit] l.
t
3
= ng diperlukan untuk proses pencetakan. [menit]
ari data diatas, maka dapat diperkirakan kapasitas batako dalam satu kali pro
n = jumlah batako yang dihasilkan.
3 Satu Kali Proses Pencampuran
campuran adalah: t
tot
= t
1
+ t
2
+ t
3
t
1
= waktu yan t
2
= waktu yang diperlukan untuk menuang mortar ke cetakan manua [menit]
waktu ya
D ses pengadukan adalah :
total
t n
q
Dimana: jumlah batako dalam satu kali proses pengadukan
al
batako dalam satu
Maka di ng akan dihasilkan dalam waktu satu jam
adalah : n
= t
tot
= waktu yang diperlukan selama proses pembuatan kali proses pengadukan.
peroleh jumlah batako ya
37
apasitas batako dalam satu jam
Tekanan yang diperlukan untuk pengepresan dilakukan dengan menggunakan k
n aulic. Dengan adanya tekanan, minyak yang
dia
aya yang dihasilkan dari single acting cylinder tersebut dapat dihitung Q = q . satu jam
Q = k
3.3.6. Tekanan Pengepresan
te anan si gle acting cylinder hydr lirkan oleh power unit ini akan mengalir ke cylinder dan mendorong piston
keluar yang akan menekan mortar yang telah berada pada cetakan.
1. Gaya yang dihasilkan oleh single acting silinder. G
dengan rumus:
A F
P
..............................Andrew parr, Hidraulik dan Pneumatik hal. 11 Dimana:
P = Tekanan [bar] ya yang dihasilkan [N]
g [m
2
]
2. ekan atas dan bawah
Gaya yang diberikan pegas merupakan perlawanan terhadap gaya yang a sebagai pembalik. Pegas
yan F = Ga
A = Luas penampan
Perencanan pegas untuk pen
diberikan piston penekanpendorong. Pegas bergun g digunakan pada mesin ini adalah jenis pegas tarik. Untuk mencari gaya yang
dihasilkan pegas digunakan rumus:
38
W = k .
..........................................Sularso, Elemen Mesin hal. 315 F = m x g [N]
..................Andrew parr, Hidraulik dan Pneumatik hal. 11 Dim
konstanta pegas [
Kg mm
] an panjang [mm]
ana : W = m = massa
beban [Kg]
k = = panjang lendutan Pertambah
g = gaya gravitasi
2
8 ,
9 m
1 s
aut
Pada mesin ini digunakan baut sebagai penghubung antara poros pengarah t yang dibebani dengan gaya geser maka akan
terj
3.3.7. Sambungan
B
dengan rangka mesin. Untuk bau adi tegangan geser pada akar ulir yang dapat ditentukan dengan persamaan:
= A
W =
2 1
4 d
W
..................................Sularso, Elemen Mesin hal. 296
Dimana: = Tegangan tarik bahan baut [Kgmm
2
] iameter inti baut [mm]
d
1
= D W = Beban tarik [Kg]
A = Luas akar ulir [mm
2
]
39
3.4. KOMPONEN-KOMPONEN MESIN
Adapun bagian atau komponen-komponen dari mesin pencetak batako ini
ka mesin ini berfungsi sebagai tempat dudukan komponen-komponen diabalamnya. Rangka mesin adalah susunan batang baja
pro
[mm] adalah :
3.4.1. Rangka
Rang mesin lain yang berada
fil U, dengan ukuran sebagai berikut: a.
217 x 83 x 6 dengan panjang 980 [mm] b.
120 x 50 x 6 dengan panjang 1400 c.
80 x 50 x 5 dengan panjang 1000 [mm]
Gambar 3.4. Besi Profil U
Pada rangka mesin ini dengan cara pengelasan
listrik, karena selain dalam pengerjaannya yang dianggap lebih mudah, sam
dipilih sistem sambungan
bungan las listrik juga memiliki kekerasan yang hampir sama dengan kekerasan bahan yang disambung.
40