Pengertian Training Pelatihan LANDASAN TEORI
20
penghidupan manusia termasuk bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, Iptek, kesenian, keluarga dan sebagainya”.
11
Dakwah dalam pengertian sempit, misalnya pendapat sebagian orang yang megatakan bahwa dakwah identik dengan tabligh ceramah, pidato.
Pandangan semacam ini menurut Amrullah Ahmad
12
kurang mampu memberi jawaban yang lebih kongkrit terhadap berbagai persoalan dalam masyarakat,
karena dakwah hanya berada di mimbar-mimbar. Oleh karena itu, berdakwah selain dengan cara menyampaikan tabligh, ceramah, seminar dan lain-lain,
juga harus diperkaya dengan pelaksanaan yang lebih luas, yaitu suatu kegiatanusaha untuk merealisir ajaran Islam dalam semua segi kehidupan.
13
Lebih lanjut Hamka memberikan suatu uraian bahwa kata dakwah mempunyai makna lebih umum dari semta-mata tabligh.
14
Dari pemahaman seperti itu, jelas sekali bahwa dakwah dapat dilakukan di banyak tempat dan oleh kalangan dari beragam profesi. Al-
Khuli menegaskan bahwa da’i adalah orang yang menykini ideologi Islam dan mengajak kepada fikiran Islam dengan berbagai cara, baik tulisan,
pidato, pembicaraan yang umum maupun yang husus serta dengan segala perangkat dakwah yang mungkin dilakukan. Seorang da’i adalah dokter yang
mengobati segala penyakit jiwa dan memperbaiki keadaan masyarakat yang
11
Endang Syaifuddin Anshori, Wawasan Islam Jakarta: CV Rajawali, 1986 cet ke. I h. 190.
12
Amrullah Ahmad ed dakwah dan perubahan Sosial Yogyakarta: Prima Duta 1983 h. 1.
13
Ibid.
14
Hamka, Prinsip dan Kebijakan dakwah Islam, Jakarta: Penerbit Umminda 1982 h. 1.
21
rusak. Ia juga seorang peneliti dan pengamat yang kritis. Dengan kata lain da’i adalah tokoh masyarakat, pemimpin politik, pelakun ekonomi, direktur,
atau pemegang kunci strategis disetiap lini kehidupan. Semua fungsi diatas tidak mungkin dijalankan hanya dengan pidato. Ia juga bisa berfungsi sebagai
teman, sahabat dan saudara bagi si kaya maupun si miskin. Sehingga seorang da’i harus mempunyai sifat kasih sayang dan kepedulian sosial yang tinggi,
tidak ada perbedaan antara kata dan perbuatan. Semua sifat tersebut harus terinternalisasi menjadi satu karakter pada seorang da’i.