Objek Dakwah mad’u

36 Istilah materi dalam bahasa indonesia diartikan sebagai suatu yang dijadikan bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, diterangkan dan sebagainya. 34 Menurut Wardi Bachtiar, materi dakwah adalah al-Islam yang bersumber dari al-Quran dan hadits sebagai sumber utamanya yang meliputi aqidah, syariah dan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh darinya. 35 Dengan demikian al-Quran dan hadis merupakan materi dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang da’i disamping keahlian dibidan keilmuan lainnya. Di samping itu materi dakwh bisa diperkaya denagn pendpat Prof Dr. Harun Nasution dalam bukunya “Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya” berupa aqidah, syariah yang didalamnya hukum dan perundang-undangan Islam, Filsafat dan Mistisme tasawuf, Politik Islam, Ekonomi Islam, Sejarah Peradaban Islam, Estetika dan Seni Islam. 36 a. Aqidah Secara etimologi berarti ikatan, dan angkutan. Secara tekhnis berarti kepercayaan, keyakinan, iman, creed, credo. 37 Aqidah dalam 34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia jakarta: Balai pustaka 1989. H. 566. 35 Wardi bachtiar, Dr. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, jakarta: Logos 1997 h. 33-34. 36 Harun Nasution, Prof. Dr. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek Jakarta: UI Press 1998. 37 Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, h 25 37 islam bersifat I’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Menurut bahasa, aqidah di ambil dari kata al-Aqd, yaitu mengikat, menguatkan, teguh, dan mengukuhkan. Menurut istilah, Aqidah ialah iman yang kuat kepada Allah dan apa yang diwajibkan berupa tauhid mengesakan Allah dalam peribadatan, beriman kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, takdir baik dan buruk-Nya, dan mengimani semua cabang dari pokok-pokok keimanan ini serta hal-hal yang masuk dalam kategorinya berupa prinsip-prinsip agama. 38 Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan oleh rasulullah SAW, dalam sabdanya: “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul- rasul-Nya, Hari Akhir dan percaya kepada ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk”. b. Syariah Syariah secara etimologi berarti jalan. Syariah Islam adalah suatu system norma ilahi yang mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan, hubungan sesama manusia, serta hubungan antar manusia dalam alam lainnya. 39 38 Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah; Sesuai al-Quran, as- Sunnah dan pemahaman Salafus Shalih, Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007, h 3-4 39 Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, h 45. 38 Syariah dalam islam, berhubungan berat dengan amal lahir nyata dalam rangka mentaati semua peraturan atau hokum Allah guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesame manusia. Maksudnya, masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syariah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesame manusia, seperti hokum jual beli, berumah-tangga, kepemimpinan, dan amal- amal salaeh lainnya. Demikian juga larangan Allah seperti minuman keras, berzinah, mencuri dan lain-lainnya. 40 c. Akhlak Akhlak atau budi pekerti, akhlak dalam aktifitas dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak merupakan penyempurnaan keimanan dan keislaman seseorang. 41 Secara garis besar, akhlak islam mencakup bebrapa hal, yaitu: 42 1. Akhlak manusia terhadap khalik 40 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-ikhlas, 1983, h. 60-61. 41 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009, hal. 89-92 42 Endang Syaifudin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993,h. 25