Perbedaan Cerai Talak dan Cerai Gugat serta Prosedur Perceraian

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan rumah tangga. 44

D. Perbedaan Cerai Talak dan Cerai Gugat serta Prosedur Perceraian

1. Perbedaan Cerai Talak dan Cerai Gugat Cerai talak adalah ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan atau perceraian yang dilakukan atas kehendak suami. Sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang Peradilan Agama No. 7 Tahun 1989 pada pasal 66 ayat 1 Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan isterinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak. 45 Sedang dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 117 yaitu talak ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130 dan 131. Cerai talak ini hanya dapat dilakukan oleh suami, karena suamilah yang berhak untuk mentalak istrinya, sedangkan isteri tidak berhak mentalak suaminya. bagi suami yang mengajukan talak maka suami harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut : 44 Pasal 116 Inpres No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 45 Artikel diakses pada 24 juli 2009 http:www.legalitas.org 1. Kartu tanda penduduk . 2. Surat keterangan untuk talak dari Kepala DesaLurah. 3. Kutipan akta nikah model NA. 4. Membayar uang muka biaya perkara. 5. Surat izin talak dari atasan atau kesatuan bagi Pegawai Negeri Sipil atau anggota TNIPolri. 46 Sedangkan cerai gugat adalah perceraian yang dilakukan atas kehendak isteri hal ini diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama pasal 73 ayat 1 Gugatan perceraian diajukan oleh isteri atau kuasanya kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat. Dalam Kompilasi Hukum Islam cerai gugat juga diatur pada pasal 132 ayat 1 yaitu : Gugatan perceraian diajukan oleh isteri atau kuasanya kepada Pengadilan Agama, yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal penggugat kecuali isteri meninggalkan kediaman bersama tanpa izin suami. Perkara cerai gugat, seorang isteri diberikan suatu hak gugat untuk bercerai dari suaminya, karena dalam cerai talak haknya hanya dimiliki oleh suami. Akan tetapi, bukan berarti cerai talak haknya mutlak milik suami 46 A.Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, hal. 66. karena apabila suami melanggar alasan-alasan perceraian yang tercantum dalam pasal 116 kompilasi hukum Islam dan pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. maka isteri berhak mengajukan gugat cerai. Dengan demikian masing-masing pihak telah mempunyai jalur tertentu dalam upaya menentukan perceraian. 47 Hukum Islam juga tidak mengenal istilah cerai gugat karena cerai gugat hanyalah istilah hukum yang digunakan dalam hukum acara di Indonesia. Akan tetapi dalam hukum Islam mengenal khulu, yang mempunyai persamaan dengan cerai gugat dan tetap ada perbedaannya yaitu juga dalam khulu itu ada iwadl yang harus dibayar oleh isteri, dan yang mengucapkan kalimat perceraian talak adalah suami setelah adanya pembayaran iwadl tersebut. Sedangkan cerai gugat tidak ada pembayaran iwadl serta yang memutuskan perceraian adalah hakim. 48 Selain itu dalam cerai talak apabila suami ingin mengajukan ikrar talak, suami tidak mengajukan gugatan melainkan mengajukan permohonan kepada isteri, karena dalam Islam isteri meminta izin untuk mengucapkan ikrar talak di Pengadilan Agama. Karena talak itu ada ditangan suami. Berbeda dengan cerai gugat yaitu isteri harus minta cerai dulu kepada suami, 47 Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia; Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fiqih, UU No 11974 sampai KHI, Jakarta: Kencana, 2004, cet Ke-1, hal. 232. 48 M. Yasir Arafat, Perceraian Akibat Kekerasan dalam Rumah Tangga, skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003, hal. 16. karena dalam Islam isteri tidak punya hak untuk menceraikan suami serta mengembalikan iwadl kepada suami. Hal inilah yang menjadi perbedaan antara cerai talak dengan cerai gugat. Perkara cerai gugat, juga ada persyaratan administrasi yang harus dilengkapi dalam mengajukan gugatan cerai sebagai berikut : 1. Kartu tanda penduduk . 2. Surat keterangan untuk talak dari Kepala DesaLurah. 3. Kutipan akta nikah model NA. 4. Membayar uang muka biaya perkara. Surat izin talak dari atasan atau kesatuan bagi Pegawai Negeri Sipil atau anggota TNIPolri. 49 2. Prosedur Perceraian di Pengadilan Agama Pemeriksaan sengketa perkawinan dan perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Perceraian terbagi dua, yaitu cerai talak dan cerai gugat. Yang dimaksud cerai talak adalah perceraian yang terjadi karena talak suami kepada istrinya. Sedangkan yang dimaksud gugat cerai adalah permohonan perceraian yang diajukan oleh pihak isteri melalui gugatan. 49 A.Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h.66. Tahapan-tahapan cerai talak di Pengadilan Agama menurut Pasal 66 Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama adalah sebagai berikut : 1. Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan isterinya disebut Pemohon, mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak. Permohonan tersebut diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman termohon isteri, kecuali apabila termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin pemohon. 2. Jika termohon tinggal diluar negeri, permohonan diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon. 3. Jika pemohon dan termohon tinggal diluar negeri, permohonan diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat. 4. Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri, dan harta bersama suami-isteri dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak ataupun sesudah ikrar talak diucapkan. 5. Permohonan cerai talak harus memuat nama, umur, tempat kediaman pemohon, dan termohon, serta alasan-alasan yang menjadi dasar cerai talak. Permohonan tersebut diperiksa dalam sidang tertutup oleh Majelis Hakim selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari setelah berkas atau surat permohonan cerai talak didaftarkan di kepaniteraan Pasal 68 Undang- Undang Peradilan Agama. 6. Pengadilan menetapkan mengabulkan permohonan cerai jika Majelis Hakim berkesimpulan bahwa kedua belah pihak suami-isteri tidak dapat didamaikan lagi dan alasan perceraian telah cukup Pasal 70 ayat 1 Undang-Undang Peradilan Agama. 7. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh termohon isteri terhadap penetapan tersebut adalah mengajukan banding Pasal 70 ayat 2 Undang- Undang Peradilan Agama. Jika tidak ada banding dari pihak termohon isteri atau penetapan tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka pengadilan akan menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak Pasal 70 ayat 3 Undang-Undang Peradilan Agama. 8. Ikrar talak dilakukan oleh pemohon suami atau wakilnya yang telah diberi kuasa khusus berdasarkan akta otentik, dan dihadiridisaksikan oleh pihak termohon isteri atau kuasanya Pasal 70 ayat 4 Undang-Undang Peradilan Agama. 9. Jika termohon isteri tidak hadir pada ikrar talak tersebut, padahal ia telah dipanggil secara sah dan patut, maka suami atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar talak tanpa hadirnya pihak termohon isteri atau kuasanya Pasal 70 ayat 5. Jika dalam waktu 6 enam bulan suami tidak datang untuk mengucapkan ikrar talak, tidak datang menghadap sendiri atau mengirim wakilnya meskipun telah mendapat panggilan secara sah dan patut, maka penetapan atas dikabulkannya permohonan cerai menjadi gugur, dan permohonan perceraian tidak dapat diajukan lagi dengan alasan yang sama Pasal 70 ayat 6 Undang-Undang Peradilan Agama. 10. Perkawinan menjadi putus melalui penetapan terhitung sejak diucapkannya ikrar talak dan penetapan tersebut tidak dapat dimintakan banding atau kasasi Pasal 71 ayat 2 Undang-Undang Peradilan Agama. Tahapan-tahapan cerai gugat menurut Undang-Undang Peradilan Agama adalah sebagai berikut : 1. Gugatan perceraian diajukan oleh isteri atau kuasanya kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat isteri, kecuali jika penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat suami Pasal 73 ayat 1 Undang- Undang Peradilan Agama. 2. Jika penggugat berkediaman diluar negeri, gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat Pasal 73 ayat 2. 3. Jika keduanya berkediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat Pasal 73 ayat 3. 4. Jika gugatan perceraian adalah karena salah satu pihak mendapat pidana penjara, maka untuk dapat memperoleh putusan perceraian, sebagai bukti penggugat cukup menyampaikan salinan putusan pengadilan yang berwenang yang memutuskan perkara disertai keterangan yang menyatakan bahwa putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 74. 5. Jika alasan perceraian adalah karena syiqaq perselisihan tajam dan terus menerus antara suami dan isteri, maka putusan perceraian didapatkan dengan terlebih dahulu mendengar keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang-orang yang dekat dengan suami istri Pasal 76 ayat 1. 6. Gugatan perceraian gugur jika suami atau isteri meninggal sebelum ada putusan pengadilan Pasal 79. 7. Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam sidang tertutup oleh Majelis Hakim selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah berkas atau surat gugatan perceraian didaftarkan dikepaniteraan Pasal 80 ayat 1 dan 2. Putusan pengadilan mengenai gugatan perceraian diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum dan perceraian dianggap terjadi dengan segala akibat hukumnya sejak putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 81 ayat 1 dan 2. 8. Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, suami-isteri harus datang secara pribadi, kecuali jika salah satu pihak berkediaman di luar negeri, dan tidak dapat datang menghadap secara pribadi dapat diwakili oleh kuasanya yang secara khusus dikuasakan untuk itu. 9. Jika kedua pihak berkediaman di luar negeri, maka pada sidang pertama penggugat harus menghadap secara pribadi. Pada saat tersebut hakim juga harus berusaha mendamaikan kedua pihak, dan selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan Pasal 82. 10. Jika perdamaian tercapai, maka tidak dapat diajukan lagi gugatan perceraian yang baru dengan alasan yang ada dan telah diketahui penggugat sebelum perdamaian tercapai Pasal 83. 11. Gugatan penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan harta bersama suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan perceraian ataupun sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 86 ayat 1. 12. Jika pihak ketiga menuntut, maka Pengadilan Agama menunda lebih dulu perkara harta bersama sampai ada putusan pengadilan dalam lingkungan peradilan umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 86 ayat 2. 13. Biaya perkara dalam bidang perkawinan dibebankan kepada penggugat atau pemohon, dan biaya perkara penetapan atau putusan pengadilan yang bukan penetapan atau putusan akhir diperhitungkan dalam penetapan atau putusan akhir Pasal 89 ayat 1 dan 2. 14. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya kepaniteraan dan biaya materai yang diperlukan untuk biaya itu; biaya para saksi, saksi ahli, penerjemah dan biaya pengambilan sumpah yang diperlukan, biaya untuk melakukan pemeriksaan setempat dan tindakan lain yang diperlukan oleh pengadilan dalam perkara, biaya pemanggilan, pemberitahuan, dan lain-lain atas perintah pengadilan Pasal 90 ayat 1. 50 Mengenai prosedur perceraian lebih rinci lagi dapat dilihat pada skema di bawah ini. Catatan: Calon Pemohon menghadap Meja I 50 Artikel diakses pada 18 juli 2009 http: www.pta.depok.com Keterangan: 1. Meja I a. Menerima surat permohonan. b. Menaksir panjar biaya perkara. c. Membuat SKUM. 2. Kasir a. Menerima uang panjar dan membukukannya. b. Menandatangani SKUM. c. Memberi nomor pada SKUM. 3. Meja II a. Mendaftar permohonan dalam register. b. Memberi nomor perkara pada surat permohonan sesuai nomor SKUM. c. Menyerahkan kembali kepada Pemohon satu helai surat permohonan. d. Mengatur berkas perkara dan menyerahkan kepada ketua Pengadilan Agama melalui Panitera+Wakil Panitera. 4. Ketua PA a. Mempelajari Berkas. b. Membuat Penetapan Majelis Hakim PMH 5. Panitera a. Menunjuk panitera sidang. b. Menyerahkan berkas kepada Majelis. 6. Majelis Hakim a. Membuat Penetapan Hari Sidang PHS. b. Menyidangkan perkara. 51 c. Memutus perkara. 7. Meja III a. Menerima berkas yang telah diminut dari Majelis Hakim. b. Menetapkan kekuatan hukum. 51 Cerai talak termasuk ke dalam perkara Volountair yang mana sifatnya permohonan dan di dalamnya tidak terdapat sengketa, sehingga dalam proses pemeriksaan perkara Volountair di depan persidangan dilakukan melalui tahap-tahap pemeriksaan sebagai berikut: 1 Pembacaan permohonan; 2 Pembuktian; 3 Kesimpulan; 4 Putusan hakim berupa ”PENETAPAN”. Sedangkan cerai gugat termasuk kedalam perkara Contensius yang mana sifatnya gugatan yang dilakukan oleh isteri karena didalamnya terdapat masalah dan untuk persidanganya sama dengan prosedur cerai talak serta putusan hakim berupa “KEPUTUSAN”. Lihat juga A. Mukti Arto’, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, hal. 55-57. 45

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KAWIN PAKSA