5. Struktur Organisasi
79
K E T U A Drs. H. Ahsin A. Hamid , SH.
WAKIL KETUA Drs. Yasardin , SH. MH.
H A K I M H A K I M
1.
Dra. Hj. Noor Jannah A , MH. 2.
Dra. Hj. Ai Zainab , SH. 3.
H. Muh. Kailani , SH. MH. 4.
Dra. Muhayah , SH. 5.
Drs. Harum Rendeng 6.
Drs. Muslim , SH. M.Si. 7.
Drs. H. Saefuddin T. MH. 8.
Drs. Agus Yunih , SH. M.Hi. 9.
Drs. Nurhafizal , SH. MH. PANITERA SEKRETARIS
Dra. Hj. A m i n a h 10. Dra. Hj. Ida Nursa’adah, SH. MH.
11. Dra. Hj. Farchanah M. M. Hum. 12. Drs. Abdurrahim, MH.
13. Drs. Chotman Jauhari, MH. 14. Drs. Sohel, SH.
15. Dra. Hj. Tuti Ulwiyah,MH. 16. T a m a h, SH.
17. Shafwah, SH. MH. 18. Drs. Kamaluddin, MH.
WAKIL PANITERA WAKIL SEKRETARIS
Hj. Gh izar Fau’ah , SH.
Dwiarti Yuliani , SH.
B. Kronologi Putusan Perceraian No.0131Pdt.G2008PAJS
1. Duduk perkara
Tentang duduk perkara dalam surat gugatan tertanggal 22 januari 2008 yang terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Selatan pada
Nomor: 131Pdt.G2008PAJS
telah mengajukan
pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
79
Arsip Computer Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Panitera Muda Hukum Panitera Muda Gugatan
Panitera Muda Permohonan
Ka. Sub. Kepegawaian Ka. Sub. Keuangan
Ka. Sub. Umum
a. Bahwa, pada tanggal 12 agustus 2005 telah dilangsungkan pernikahan
antara Penggugat dan Tergugat, di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, sesuai Kutipan Akta Nikah
Nomor: 93959VIII2005, tertanggal 12 agustus 2005, dan dari perkawinan ini belum dikaruniai anak;
b. Bahwa, perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tersebut terjadi tidak
didasari karena cinta melainkan karena perjodohan yang dilakukan oleh orang tua Penggugat dan Tergugat, sehingga ketika Penggugat harus
melaksanakan hubungan intim suami istri, Penggugat sangat merasa tidak ikhlas;
c. Bahwa, setelah Penggugat dan Tergugat menikah, mereka tinggal di
rumah orang tua Penggugat. Selama hidup bersama, antara Penggugat dan Tergugat sangat jarang berkomunikasi. Hal ini dikarenakan
Penggugat tidak mempunyai rasa cinta dan rasa sayang pada Tergugat; d.
Bahwa, selama tinggal serumah, Tergugat sering merendahkan Penggugat dengan mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan
perasaan Tergugat, salah satunya adalah bahwa Tergugat menuduh Penggugat sudah tidak perawan lagi ketika menikah;
e. Bahwa, sekitar akhir bulan Mei 2006, Tergugat pergi meninggalkan
rumah Penggugat tanpa kabar berita, sehingga akhirnya pada tanggal 1 Juni 2006 Penggugat memutuskan untuk tinggal di Jakarta, dan sejak itu
Penggugat hanya bertemu dengan Tergugat hanya sebanyak dua kali,
dan itupun hanya diisi dengan pertengkaran. Tidak ada usaha sama sekali dari Tergugat maupun Penggugat untuk memperbaiki keutuhan
rumah tangga; f.
Bahwa, sudah sejak tanggal 1 Juni 2006 tersebut antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak lagi berhubunggan suami istri dan sudah tidak
melaksanakan hak serta kewajiban lahir batin; g.
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka sudah cukup bagi Penggugat untuk mengajukan perceraian terhadap diri Tergugat,
sebagaimana diatur di dalam pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No.9 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan
No.1 tahun 1974. didalam pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan Bahwa: Perceraian dapat terjadi karena antara suami
istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada lagi harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;
h. Bahwa, walaupun tidak terjadi pertengkaran seperti pada umumnya,
tetapi antara Penggugat dan Tergugat sama sekali sudah tidak ada cinta dan lebih sering tidak berkomunikasi serta Penggugat merasa tertekan
dengan kata-kata Tergugat yang sering merendahkan Penggugat. Dengan demikian tujuan perkawinan No. 1 tahun 1974 tidak pernah
akan terwujud; i.
Bahwa, pasal 33 Undang-Undang Perkawinan No.1 1974 di sebutkan Bahwa: Suami istri wajib mencintai, hormat menghormati, setia dan
memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain. Kewajiban suami istri sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang Perkawinan
tersebut tidak pernah dilakukan sepenuhnya oleh Tergugat;
2. Para pihak
a. Penggugat adalah Salbiah binti Muksin, umur 21 tahun, agama Islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di jalan pejaten barat 1 No:36A Rt.00308 Kelurahan Pejaten Barat Kecamatan Pasar Minggu,
Jakarta Selatan. b.
Tergugat adalah Nalim bin Midi, umur 25 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan, bertempat tinggal di Kampung Perigi Lama
Rt.00406 Kelurahan Perigi Lama Pondok Aren, Tangerang.
3. Dasar Hukum Putusan Hakim Adapun dasar pertimbangan hukum putusan adalah bahwa Majelis
Hakim telah berusaha menasehati Penggugat agar tidak bercerai dari Tergugat setiap kali persidangan namun tidak berhasil, Tergugat tidak
pernah hadir di depan persidangan dan tidak pula mengutus orang lain sebagai wakil atau kuasanya yang sah untuk menghadap ke depan
persidangan, meskipun Tergugat telah dipanggil secara sah dan patut oleh jurusita Pengadilan Agama Tigaraksa berdasarkan Berita Acara Surat
Panggilan terakhir Nomor: 0131Pdt.G2008PAJS. Tertanggal 24 Maret
2008 dan Tergugat yang tidak pernah hadir di depan persidangan tersebut di atas harus dinyatakan tidak pernah hadir, dan berdasarkan pasal 125 ayat 1
HIR gugatan Penggugat dapat diperiksa dan diputus tanpa hadirnya Tergugat Verstek.
Penggugat telah beruapaya membuktikan alasan cerai gugatannya dengan menghadapkan dua orang saksi keluarga atau dua orang dekat
dengan Penggugat, dan kedua orang saksi tersebut telah memberikan kesaksian dibawah sumpahnya, melihat sendiri dan mendengar sendiri serta
dengan pengetahuannya sendiri kedalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran, dan telah pisah telah
pisah tempat tinggal selama lebih kurang dua tahun lebih dan keterangan kedua saksi tersebut yang satu sama lain saling bersesuaian menguatkan
alasan cerai gugat Penggugat. Kedua orang saksi tersebut secara formil dapat diterima karena telah memenuhi unsur pasal 76 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1989, dan secara materil dapat dipertimbangkan karena telah mendukung alasan cerai gugat Penggugat sesuai dengan
ketentuan pasal 171-172 HIR. Bahwa dari hasil pemeriksaan Majelis Hakim terhadap Penggugat
dan saksi-saksi di depan persidangan maka Majelis Hakim telah menemukan fakta bahwa dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah
terjadi hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai bulan Mei
2006 sampai Juni 2006 telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus.
2. Bahwa Tergugat mulai dari 1 Juni 2006 sampai sekarang telah
meninggalkan Penggugat tanpa nafkah lahir batin. 3.
Bahwa perkawinan Penggugat dan tergugat dijodohkan kedua belah pihak.
4. Bahwa Penggugat berpendirian rumah tangganya dengan Tergugat
sudah tidak mungkin lagi untuk dapat lagi dipertahankan. 5.
Bahwa upaya Majelis Hakim menasehati Penggugat agar tidak bercerai dari Tergugat setiap kali persidangan telah dilakukan.
Majelis Hakim menilai tujuan perkawinan untuk membina rumah tangga yang sakinah bagi Penggugat dan Tergugat sebagaimana dikehendaki
oleh pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak tercapai.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa Perkawinan Penggugat dan Tergugat sudah tidak
mungkin dapat dipertahankan. Oleh karenanya memutuskan tali perkawinan tersebut menurut Majelis Hakim lebih baik bagi kedua belah pihak dan
keluarga masing-masing. Tergugat tidak pernah hadir didepan persidangan maka Majelis Hakim menganggap INKLUSIF, mengakui dan membenarkan
Posita dan Petitum dalam surat gugatan Penggugat, sekaligus tidak mau
menggunakan hak-haknya dan atau membela kepentingannya didepan persidangannya.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas alasan cerai penggugat telah beralasan hukum sesuai ketentuan, pasal 9 huruf F
Peraturan Pemerintah Nomor. 9 tahun 1975 jo Pasal 116 huruf F Kompilasi Hukum Islam dan telah terbukti berdasarkan pembuktian didepan
persidangan, oleh
karenanya gugatan
Penggugat relevan
untuk dipertimbangkan dan dikabulkan.
Berdasarkan Pasal 84 Undang-Undang 1989 jo Pasal 35 Peraturan Pemerintah
Nomor 9
tahun 1975
serta SEMA
Nomor :
28TUADA.AGX2002 tertanggal 22 Oktober 2002 Majelis Hakim, memerintahkan panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk mengirim
satu salinan putusan ini tanpa bermaterai yang telah berkekuatan hukum tetap kepada PPN tempat Penggugat dan Tergugat melaksanakan pernikahan
sebagai mana tercantum dalam diktum amar putusan ini dan berdasarkan Pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989. maka Penggugat
dibebankan untuk membayar biaya perkara sebanyak sebagaimana dicantumkan dalam amar putusan ini. Semua Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku dan hukum syara ’ yang terkait dengan perkara ini.
C. Analisis Putusan