73
BAB IV AKIBAT HUKUM DARI PERCERAIAN KARENA KAWIN PAKSA
A. Peta Sosiodemografis Pengadilan Agama Jakarta Selatan
1. Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu instansi yang
melaksanakan tugasnya memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai berikut:
a. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24;
b. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970;
c. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974;
d. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983;
g. Peraturan Instruksi Edaran Mahkamah Agung RI;
h. Instruksi Dirjen Bimas Islam Bimbingan Islam;
i. Keputusan Menteri Agama RI. Nomor 69 Tahun 1963, tentang
Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan; j.
Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan Tata Kerja dan Wewenang Pengadilan Agama.
2. Sejarah Singkat Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1963. Pada mulanya Pengadilan Agama di wilayah DKI Jakarta hanya
terdapat tiga kantor yang dinamakan Kantor Cabang yaitu : a.
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara; b.
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Tengah; c.
Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagai induk; Semua Pengadilan Agama tersebut di atas termasuk Wilayah Hukum
Cabang Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian setelah berdirinya cabang Mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agama Nomor 71 Tahun 1976 Tanggal 16 Desember 1976 Tentang Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama
72
. Semua Pengadilan Agama di Propinsi Jawa Barat termasuk
Pengadilan Agama yang berada di Daerah Ibu Kota Jakarta Raya berada dalam wilayah hukum Mahkamah Islam Tinggi Cabang Bandung. Dalam
perkembangan selanjutnya istilah Mahkamah Islam Tinggi menjadi Pengadilan Tinggi Agama PTA.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1985 tanggal 16 Juli 1985 Pengadilan Tinggi Agama
72
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada tanggal 11 November 2009, h. 2.
Surakarta dipindah ke Jakarta, akan tetapi realisasinya baru terlaksana pada tanggal 30 Oktober 1987 dan secara otomatis wilayah hukum Pengadilan
Agama di wilayah DKI Jakarta adalah menjadi wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.
3. Perkembangan Pengadilan Terbentuknya Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan merupakan
jawaban dari perkembangan masyarakat Jakarta, yang ketika itu pada tahun 1967 merupakan cabang dari Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya
yang berkantor di jalan Otista Raya Jakarta Timur. Sebutan pada waktu itu adalah cabang Pengadilan Agama Jakarta
Selatan. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk sesuai dengan banyak jumlah penduduknya dan bertambahnya pemahaman
penduduk serta tuntutan masyarakat Jakarta Selatan yang di wilayahnya cukup luas. Untuk itu keadaan Kantor ketika itu masih dalam keadaan
darurat yaitu menempati gedung bekas Kantor Kecamatan Pasar Minggu di suatu gang kecil yang sampai saat ini di kenal dengan gang Pengadilan
Agama Pasar Minggu Jakarta Selatan pimpinan kantor di pegang oleh H. Polana.
73
73
Ibid., h. 3
Penanganan kasus-kasus hanya berkisar perceraian kalaupun ada tentang warisan masuk kepada Komparisi itu pun dimulai tahun 1969 kerja
sama dengan Pengadilan Negeri yang ketika itu dipimpin oleh Bapak Bismar Siregar, SH.
Sebelum tahun 1969 pernah pula membuat fatwa waris akan tetapi hal itu ditentang oleh pihak keamanan karena bertentangan dengan
kewenangannya sehingga sempat beberapa orang termasuk Pak. Hasan Mughni ditahan karena Penetapan fatwa waris sehingga sejak itu fatwa
waris ditambah dengan k alimat “ Jika ada harta peninggalan”.
Pada Tahun 1976 gedung Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke Blok D Kebayoran Baru Jakarta Selatan dengan
menempati serambi Masjid Syarif Hidayatullah dan sebutan Kantor Cabang pun dihilangkan menjadi Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan pada masa
itu diangkat pula beberapa Hakim Honorer yang diantaranya adalah Bapak H. Ichtijanto, SA, SH.
74
Penunjukkan tempat tersebut atas inisiatif Kepala Kandepag Jakarta Selatan yang waktu itu dijabat oleh Bapak Drs. H. Muhdi Yasin seiring
dengan perkembangan tersebut diangkat pula 8 karyawan untuk menangani tugas-tugas kepaniteraan yaitu Ilyas Hasbullah, Hasan Jauhari, Sukandi,
Saimin, Tuwon Haryanto, Fathullah AN, Hasan Mughni, dan Imron,
74
Ibid., h. 4
keadaan penempatan Kantor di serambi Masjid tersebut bertahan sampai dengan tahun 1979.
Pada bulan September 1979 Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke gedung Baru di Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang dengan
menempati gedung baru dengan tanah yang masih menumpang pada areal tanah PGAN Pondok Pinang dan pada tahun 1979 pada saat Pengadilan
Agama Jakarta Selatan dipimpin oleh Bapak H. Alim BA diangkat pula Hakim-Hakim honorer untuk menangani perkara-perkara yang masuk,
mereka di antaranya KH. Ya’kub, KH. Muhdats Yusuf, Hamim Qarib,
Rasyid Abdullah, Ali Imran, Drs. H. Noer Chazin. Pada perkembangan selanjutnya yaitu semasa kepemimpinan Drs. H.
Djabir Manshur, SH. Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke jalan Rambutan VII No. 48 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan
dengan menempati gedung baru yang merupakan hibah dari Pemda DKI. Di gedung baru ini meskipun tidak memenuhi syarat untuk sebuah Kantor
Pemerintah setingkat Walikota, karena gedungnya berada di tengah-tengah penduduk dan jalan masuk dengan kelas jalan III C. Namun sudah lebih
baik ketimbang masih di Pondok Pinang, pembenahan-pembenahan fisik terus dilakukan terutama pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H.
Jayusman, SH.
75
75
Ibid., h. 4
Begitu pula pembenahan-pembenahan administrasi terutama pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Ahmad Kamil, SH pada masa ini pula
Pengadilan Agama Jakarta Selatan mulai mengenal komputer walaupun hanya sebatas pengetikan dan ini terus ditingkatkan pada masa
kepemimpinan Bapak Drs. Rif’at Yusuf.
Pada masa perkembangan selanjutnya tahun 2000 ketika kepemimpinan dijabat oleh Bapak Drs. H. Zainudin Fajari, SH. Pembenahan
pembenahan semua bidang, baik fisik maupun non fisik, diadakan sistim komputerisasi dengan on line komputer, dan ini terus di benahi sampai
sekarang, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan dan menciptakan peradilan yang bersih,
disiplin dan berwibawa.
76
Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu ujung tombak dari Mahkamah Agung RI. Maka sebagai Lembaga Negara pemegang
kekuasaan yudikatif, tentu mempunyai visi yang tidak jauh beda dari visi Mahkamah Agung RI. Yaitu mewujudkan supremasi hukum melalui
kekuasaan kehakiman yang : a.
Mandiri b.
Efektif dan Efisien c.
Profesional dalam memberikan layanan hukum yang berkualitas d.
Etis
76
Ibid., h. 5
e. Terjangkau dan berbiaya rendah bagi masyarakat
f. Mampu menjawab pelayanan panggilan publik
Untuk mencapai Visi tersebut di atas maka Pengadilan Agama Jakarta Selatan mempunyai Misi sebagai berikut :
a. Mewujudkan rasa keadilan sesuai dengan perundang-undangan dan
peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dalam masyarakat. b.
Mewujudkan institusi peradilan agama yang mandiri dan independent, bebas campur tangan dari pihak lain.
c. Meningkatkan akses pelayanan di bidang peradilan kepada masyarakat
sejalan dengan penggunaan teknologi informasi Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
d. Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan dengan
mendayagunakan secara maksimal sarana dan prasarana dan anggaran yang tersedia bagi Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
e. Mewujudkan institusi peradilan yang efektif efisien dan bermartabat
serta dihormati dengan meningkatkan dedikasi dan integritas seluruh sumber daya manusia yang tersedia di Pengadilan Agama Jakarta
Selatan.
77
77
www. google. co. id.
4. Wilayah Hukum Yurisdiksi Pengadilan Agama Jakarta Selatan meliputi seluruh
wilayah Kotamadya Jakarta Selatan yang terdiri dari 10 sepuluh Kecamatan dengan 64 enam puluh empat Kelurahan, yaitu :
a. Kecamatan Kebayoran Lama mewilayahi enam Kelurahan, yaitu :
1
Kelurahan Kebayoran Lama Selatan
2
Kelurahan Kebayoran Lama Utara.
3
Kelurahan Grogol Selatan.
4
Kelurahan Grogol Utara.
5
Kelurahan Cipulir.
6
Kelurahan Pondok Pinang.
b. Kecamatan Pesanggrahan mewilayahi lima Kelurahan, yaitu :
1 Kelurahan Pesanggrahan.
2 Kelurahan Petukangan Selatan.
3 Kelurahan Petukangan Utara.
4 Kelurahan Ulujami.
5 Kelurahan Bintaro.
c. Kecamatan Pasar Minggu mewilayahi tujuh Kelurahan, yaitu :
1
Kelurahan Pasar Minggu.
2
Kelurahan Ragunan
3
Kelurahan Jati Padang.
4
Kelurahan Pejaten Barat.
5
Kelurahan Pejaten Timur.
6
Kelurahan Cilandak Timur.
7
Kelurahan Kebagusan.
d. Kecamatan Jagakarsa mewilayahi lima Kelurahan, yaitu :
1 Kelurahan Jagakarsa.
2 Kelurahan Lenteng Agung.
3 Kelurahan Srengseng Sawah.
4 Kelurahan Ciganjur.
5 Kelurahan Tanjung Barat.
e. Kecamatan Mampang Prapatan mewilayahi lima kelurahan, yaitu :
1 Kelurahan Mampang Prapatan
2 Kelurahan Pela Mampang.
3 Kelurahan Tegal Parang.
4 Kelurahan Kuningan Barat.
5 Kelurahan Bangka.
f. Kecamatan Pancoran mewilayahi enam Kelurahan, yaitu :
1 Kelurahan Pancoran
2 Kelurahan Cikokol.
3 Kelurahan Pangadegan.
4 Kelurahan Duren Tiga.
5 Kelurahan Rawajati.
6 Kelurahan Kalibata.
g. Kecamatan Kebayoran Baru mewilayahi sepulih Kelurahan, yaitu :
1 Kelurahan Senayan.
2 Kelurahan Rawa Barat.
3 Kelurahan Selong.
4 Kelurahan Gunung.
5 Kelurahan Kramat Pela.
6 Kelurahan Melawai.
7 Kelurahan Petogogan.
8 Kelurahan Pulo.
9 Kelurahan Gandaria Utara.
10 Kelurahan Cipete Utara.
h. Kecamatan Setia Budi mewilayahi delapan Kelurahan, yaitu :
1 Kelurahan Setia Budi.
2 Kelurahan Guntur.
3 Kelurahan Pasar Manggis.
4 Kelurahan Menteng Atas.
5 Kelurahan Karet.
6 Kelurahan Kuningan Timur.
7 Kelurahan Karet Kuningan.
8 Kelurahan Karet Semanggi.
i. Kecamatan Tebet mewilayahi tujuh Kelurahan, yaitu :
1 Kelurahan Tebet Barat.
2 Kelurahan Tebet Timur.
3 Kelurahan Menteng Dalam.
4 Kelurahan Kebon Baru.
5 Kelurahan Bukit Duri.
6 Kelurahan Manggarai.
7 Kelurahan Selatan.
j. Kecamatan Cilandak mewilayahi lima Kelurahan, yaitu :
1 Kelurahan Cilandak Barat.
2 Kelurahan Gandaria Selatan.
3 Kelurahan Cipete Selatan.
4 Kelurahan Lebak Bulus.
5 Kelurahan Pondok Labu.
78
78
Ibid., Bab II h. 4 - 6
5. Struktur Organisasi
79
K E T U A Drs. H. Ahsin A. Hamid , SH.
WAKIL KETUA Drs. Yasardin , SH. MH.
H A K I M H A K I M
1.
Dra. Hj. Noor Jannah A , MH. 2.
Dra. Hj. Ai Zainab , SH. 3.
H. Muh. Kailani , SH. MH. 4.