4. Materi Bimbingan Agama
Bimbingan agama merupakan salah satu bidang terpenting seseorang di dalam menjalani kehidupannya baik itu yang sifatnya ke
Imanan dan juga kehidupan sehari-hari. Yang mana memiliki materi sebagai berikut:
a. Aqidah: ialah iman atau keyakinan, kepercayaan, sumbernya adalah al-
Qur’an. Hakekatnya iman sebagaimana yang di teangkan oleh seorang laki-laki dan ternyata malaikat Jibril yang menanyakan: apakah Iman,
Islam, Ihsan itu? Nabi menjawab:
-. 01 234
ﺏ 5
6ﻥ 7ﺏ 8 9 : ; 8 ﺱ
7 = -:ﺱ ? A: B :ﺱ ? ?C 27 D7ﺏ ? ?C EB F G
H I J 0 = K B =L ? ﻡ M I N
ﺙ 7 F1
7L = 7L7 ? ﺱM ﺱ
7 =
=ﻥ P ? 6ﻡ -. I Q4M =
7N I ﺱ
ﺱ 7 = -:ﺱ - M
5 ?RJ S
ﺱ IT U 7
I -:ﺱ V? 6ﻡ S S
7 W6
SXﻡ :U IT Y
= S
V 7 ﺱ 7 3Lﺱ Z
-. 5
[M .? .?U
Z S
=ﻥ \M
Z ﺏ ﻡ
S -. ? ﺏ ﻡ
:7 :ﺱ
L L] ﻡ
C 7 _ ZZZ
ﻡ `
Artinya: dari Umar bin Khathab ra., ia berkata: ketika kami sedang duduk di dekat Rasulullah SAW. Tiba-tiba muncul seorang
lelaki yang berpakaian putih, berambut hitam pekat, bekas jalannya tidak terlihat dan tidak seorang pun di antara kami
yang mengenalinya. Ia duduk menghadap beliau SAW., lalu
menanyakan kedua lututnya kelutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi. Seraya
berkata: Wahai Muhammad, terangkan kepadaku tentang islam? Rasulullah SAW menjawab: Islam adalah hendaknya
engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
memberikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan melakukan ibadah haji ke Baitullah jika memenuhi
syaratnya. Ia berkata: engkau benar? Kami keheranan karenanya, dia bertanya tetapi membenarkannya, lebih
lanjut ia berkata: sekarang terangkanlah kepadaku tentang Iman? Rasulullah SAW menjawab: yaitu engkau beriman
kepada Allah, kepada para malaikatnya, kitab-kitabnya, para Rasulnya, dan hari akhirnya, serta engkau beriman
kepada baik dan jeleknya takdir….
HR. Muslim.
16
Dengan demikian antara iman dan islam adalah satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain. Abdul A’ala al Mauhudi mengatakan:
hubungan antara iman dan islam laksana hubungan pohon dengan akarnya, sebatang pohon tak akan tumbuh tanpa akar. Mustahil seorang yang tidak
memiliki iman untuk memulai dirinya menjadi seorang muslim.
17
Masalah aqidah merupakan hal yang fundamental. Aqidah sebagai motor penggerak
bagi seorang muslim. Dengan kata lain bahwa kepercayaan harus menjadi keyakinan yang mutlak dan bulat, keyakinan yang mutlak kepada Allah
dengan membenarkan dan mengakui wujud eksistensi Allah, sifat, hukum-hukum Allah, kekuasaannya, hidayah dan taufik allah.
Kepercayaan kepada Allah, termasuk kepercayaan kepada malaikat, rasul-rasulnya, kitabnya, hari kemudian dan takdir unsur tersebut
dalam islamologi disebut “ Arkanul Islam”.
18
Dan Juga “ Rukun Islam”
16
Salim Bahreisj, Riyadhus Shalihin, Bandubg: PT. Al-Ma’arif, 1987, Cet. ke-10, hal. 34.
17
Moh Rifai, Aqidah akhlak, Semarang: CV. Wicaksana, 1994, Cet. ke-2, hal.32.
18
Ibid., hal.33
yang mana di dalamnya mengungkapkan antar lain: mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat, membayar zakat, puasa dan juga
haji. Dan bagi seorang muslim kedua rukun ini sudah menjadi kewajiban yang harus dijalankan dan diamalkan. Seorang muslim baru dapat
dikatakan sempurna iman setelah melaksanakan kewajibannya dan hendaknya disertai dengan keikhlasan serta kejujuran, akhlak yang baik
tanpa itu semua segala amal perbuatan seorang akan menjadi sia-sia dan tidak akan memperoleh pahala.
b. Ibadah
Menurut bahasa ibadah berarti patuh, tunduk. Ubudiya artinya tunduk dan merendahkan diri. Menurut al-Azhari kata ibadah tidak dapat
disebutkan kecuali untuk kepatuhan kepada Allah.
19
Dari beberapa keterangan yang dikutip Yusuf Al-Qadrawi menyimpulkan bahwa: ibadah yang di syariatkan oleh islam itu harus
memenuh dua unsur: 1
mengikat diri Iltizam dengan syariat Allah yang diserukan oleh para rasulnya meliputi perintah, larangan, penghalalan dan pengharaman
sebagai perwujudan ketaatan kepada Allah. 2
ketaatan itu harus tumbuh dari kesucian dari kecintaan hati kepada Allah, karena sesungguhnya dialah yang paling berhak.
20
c. Akhlak
19
Ibn Manzur, Al-Ifrig Lisan Al-Arab, Birut: Dar Sadir, 1994, Cet. ke-2, hal.273
20
Yusuf Al-Qardawi, Al-Ibadah Fi-al-Islam, Beirut: Muasasah Al-risalah, 1997, Cet. ke-6, hal.32-33
Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan hal tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan
syarak hukum islam disebut akhlak yang baik, sedangkan jika perbuatan- perbuatan yang timbul itu tidak baik dinamakan akhlak yang buruk.
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat.
Akhlak menempati tempat yang sangat penting dalam islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu beririentasi pada
pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia yang disebut dengan Al- Akhlak Al-karimah
C. Pembinaan Akhlak