Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan hal tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan
syarak hukum islam disebut akhlak yang baik, sedangkan jika perbuatan- perbuatan yang timbul itu tidak baik dinamakan akhlak yang buruk.
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat.
Akhlak menempati tempat yang sangat penting dalam islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu beririentasi pada
pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia yang disebut dengan Al- Akhlak Al-karimah
C. Pembinaan Akhlak
1. Pengertian Pembinaan Akhlak
Membina berarti membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik, pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa,
pembinaan untuk manusia sebagai pribadi dan makhluk sosial melalui pendidikan dikeluarga, sekolah, organisai, pergaulan, dan ideologi
agama.
21
21
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1980 h. 138
Jika pembinaan kepribadian dan moral tidak disertakan dalam pendidikan anak-anak maka akan lahirkah sarjana yang tinggi
pengetahuannya, tetapi tidak dapat memberikan manfaat yang betul-betul kepada masyarakat. Karena mereka hanya akan memikirkan diri sendiri,
menggunakan ilmu dan kepandaiannya untuk mencari keuntungan dan kesenangan dirinnya pribadi, tanpa menghiraukan apa yang akan terjadi
kepada orang banyak. Dalam membina akhlak yang baik tidak didasarkan pada ajaran-
ajaran yang sifatnya perintah dan larangan semata, seperti seorang guru berkata “berbuatlah begini, jangan berbuat begitu”. Tetapi pendidikan
akhlak dalam membentuk jiwa diatas aspek-aspak keutamaan yang membbawa hasil sangat memerlukan waktu yang cukup dan
pengelolaannya yang terus menerus. Oleh karena itu seorang pendidik harus mampu memberi tauladan yang baik, karena orang jahat dan buruk
laku tidak biasa memberi pengaruh yang baik pada jiwa orang disekitarnya.
Pengaruh yang baik hanya bisa diharapkan dari orang-orang yang memperhatikan pribadinya, hingga orang-orang disekitarnya bisa jatuh
hati dan tertarik pada perilakunya dan kesopanannya. Dengan demikian mereka mengambil sifat-sifat baiknya dan mengikuti jejaknya, karena
terpikat dan cinta sejati padanya. Suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya
lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran,
pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syarak hukum Islam,
disebut akhlak yang baik. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata Al-Khuluq
atau Al-Khulq, yang secara etimologis berarti:1. tabiat, budi pekerti. 2. kebiasaan atau adat. 3. keperwiraan, kesatrian, kejantanan, 4.
agama. Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat didalam
jiwa, maka suatu perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syaat: 1. pebuatan itu dilakukan berulang-ulang, kalau suatu perbuatan
hanya dilakukan sekali saja maka tidak dapat disebut akhlak. 2. perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dahulu
sehingga ia benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan dipertimbangkan dan
diperhitungkan secara matang, tidak disebut akhlak. Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam islam,
sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlaq
al-karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda Rasulullah SAW: “sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak” HR. ahmad
baihaqi dan malik; “mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” HR. Tarmizi. “orang yang paling ke
islamannya ialah orang yang paling baik akhlaknya” HR.Ahmad. “takwa kepada Allah dan akhlak yang baik adalah sesuatu yang paling banyak
membawa manusia yang lebih berat dari prtimbangan orang mukmin pada hari kiamat dari pada akhlaknya” HR. Tarmizi.
22
Secara istulah terminologis ada beberapa definisi tentang akhlak diantaranya:
a. Menurut Imam Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” memberi
batasan sebagai berikut:
?U R abﺱ KN =M 9ab7c
T d 4 M
ﺏ -M R
: 9a
ﻡ e
7 B
9a M =
9a
Artinya: akhlak adalah sifat yang tertanam dam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang
dan mudah,
tanpa memerlukan
pemikiran dan
pertimbangan. b.
Dalam al-mu’jam al-wasith disebutkan definisi akhlak sebagai berikut: “ akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan nya
lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.
23
c. Menurut Dr. M. Abdullah Dirooz yang dikutip oleh Drs. H.A. Mustofa
bahwa: ” akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan
pada pemilihan pihak yang benar dalam hal akhlak yang baik atau pihak yang jahat dalam hal akhlak yang jahat.”
24
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak merupakan kondisi atau sifat yang tertanam dalam jiwa
22
Ibid., h. 102
23
Anis Ibrahim, Mesir: Daarul Ma’arif, 1972 cet, Ke-2, h. 202
24
Musthofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV, Pustaka, 1999 cet, Ke-2, h. 14
seseorang dan menjadi kpribadian, sehingga menimbulkan berbagai perbuatan-perbuatan yang spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa
memerlukan pemikiran. apabila dari kondisi tersebut menimbulkan kelakuan dan terpuji, maka menurut syariat dan akal pikiran hal itu
dinamakan akhlak terpuji, sekalinya yang lahir kelakuan buruk maka hal itu dinamakan akhlak tercela.
Dari keseluruhan dfinisi diatas, tampak tidak ada yang bertentangan melainkan mempunya kesamaan antara yang satu dengan
yang lainnya. Definisi akhlak tersebut tampak saling melengkapi. Dapat diberikan kesimpulan bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang
timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tampa tak ada paksaan dan tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah pebuatan yang dilakukan
atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan pembinaan akhlak yang memiliki sifat atau
ciri pembinaan sebagai berikut: a.
Pembinaan akhlak harus diselaraskan dengan pertumbuhan. b.
Pembinaan akhlak harus diselaraskan dengan perkembangan emosi fisik mereka
c. Pembinaan akhlak tidak terlepas dai pembinaan agama
d. Pembinaan akhlak tidak terlepas dari pembinaan lingkungan.
25
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pembinaan akhlak adalah agar terjaga nilai-nilai agama norma yang
25
Nur A. Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: Al-Bayan, 1997, cet, Ke-1, h, 178
terpuji dan terealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dalam hubungannya dengan Allah SWT, hubungan dengan sesama
manusia, dan sesama makhluk yang lainnya. Juga agar terwujudnya manusia yang bertakwa dan beriman kepada Allah SWT, juga untuk
menyempurnakan nilai-nilai kemanusiaan yag sesuai deng ajaran islam yang taat beribadah menjadi manusia yang berkualitas dan berakhlak
mulia.
2. Fungsi Akhlak